DIOLUHTAN-suluhtani. Kejadian kematian pedet pada umur 2-3 minggu
dapat sangat tinggi. Kematian ini pada peternakan dapat serendah 1 %, tetapi
juga dapat meningkat sampai mencapai 20-25 %. Beberapa penyakit tidak langsung menyebabkan kematian, tetapi menyebabkan
pedet menjadi lemah kondisinya, membuat pedet tersebut rentan terhadap penyakit
lain. Sebagai contoh gangguan digesti biasanya menurunkan ketahanan tubuh pedet
terhadap penyakit infeksi. Secara umum penyakit pedet disebabkan karena baik
oleh infeksi bakteri maupun virus, atau kekurangan pakan dan manajemen yang
jelek.
Penyuluh Peternakan (kiri) saat melakukan demcar "deworming" pada Pedet
Sejumlah metode / cara sangat penting untuk mengurangi
kejadian penyakit pedet. Misalnya merupakan hal yang sangat penting untuk
memberi pakan yang cukup pada induk agar menghasilkan pedet yang sehat waktu
dilahirkan. Garam yodium (iodine) perlu diberikan pada induk untuk mencegah
kejadian gondok (goiter) pada pedet. Pedet harus segera mengkonsumsi kolostrum
sebagai sumber vitamin A, antibody dan kaya akan energi, segera setelah lahir.
Lingkungan pedet harus bersih, bebas debu kotoran, dan harus kering. Luka pada
tali pusar harus didesinfektan segera setelah lahir. Susu harus diberikan dalam
waktu tertentu dan jumlah pemberian sehari tidak lebih dari 10 % berat badan
pedet. Temperatur susu dan pemberiannya harus teratur / rutin dari hari ke
hari.
Penambahan antibiotik dalam susu atau milk replacer dapat menangkal penyakit. Sanitasi alat-alat persusuan sangat penting artinya. Apabila ternak sakit harus dipisahkan dari pedet lainnya untuk mencegah penyebaran / penularan. Tiga penyakit yang biasa menyerang pedet adalah calf septicemia acute, diarrhea, dan pneumonia.
Penambahan antibiotik dalam susu atau milk replacer dapat menangkal penyakit. Sanitasi alat-alat persusuan sangat penting artinya. Apabila ternak sakit harus dipisahkan dari pedet lainnya untuk mencegah penyebaran / penularan. Tiga penyakit yang biasa menyerang pedet adalah calf septicemia acute, diarrhea, dan pneumonia.
Calf septicemia acute.
Ini
merupakan penyakit yang ganas yang biasanya menyerang pedet pada umur 3 – 5
hari. Salah satu tanda penyakit ini adalah diarrhea, dimana faecesnya cair,
baunya sangat spesifik dan berwarna putih keabu-abuan. Warna faeces merupakan
alasan mengapa penyakit ini juga disebut “white
scours”. Diarrhea ini menyebabkan kondisi menjadi lemah dan dehidrasi,
dengan indikasi mata menjadi sayu. Penyakit ini merupakan penyakit infeksi dan
pada umumnya menyebabkan kematian. Penyakit ini disebabkan oleh virus dan
diikuti oleh infeksi Escherichia coli di intestinum.
Untuk
mencegah calf septichemia acut sapi harus beranak di kandang yang bersih,
kering dan bebas debu kotoran. Pedet harus mengkonsumsi kolostrum segera
setelah lahir, dan pusar harus didesinfektan untuk mencegah jangan sampai
berfungsi sebagai jalan masuknya virus dan bakteri ke dalam tubuh pedet.
Pemberian pakan dengan antibiotik, vaksinasi induk menjelang beranak, dan
vaksinasi pedet yang baru lahir dengan bakterin, serum, atau antitoksin dapat
mengurangi kejadian penyakit tersebut. Pedet yang telah terinfeksi harus
ditangani dokter hewan. Karena dehidrasi, imbangan cairan tubuh pedet harus
dikembalikan normal dengan jalan diinfus larutan elektrolit balans yang
mengan-dung Na. Kombinasi antibiotik dengan obat-obat sulfa diberikan pada
pedet. Pemberian serum anti bakterial bersama-sama dengan vitamin A dan
transfusi darah dari induknya juga dapat membantu. Pedet harus dipisahkan
segera untuk mencegah penularan. Sapi yang lain tidak dibenarkan melahirkan di
kandang yang telah tercemar, sebelum kandang tersebut dibersihkan dan
didesinfektan.
Diarrhea biasa (Common Scours)
Diarrhea
atau berak cair biasa pada pedet, biasanya tidak menyebabkan kematian tetapi
menurunkan vitalitas dan kecepatan pertumbuhan, dan menyebabkan pedet tersebut
lebih peka terhadap penyakit infeksi. Penyakit diarrhea ini dapat terjadi pada
berbagai umur, tetapi lebih sering terjadi pada periode susu. Faecesnya
berwarna normal tetapi konsistensinya cair / agak cair. Pedet yang demikian
tampak lemah, matanya tidak bercahaya dan daun telinganya lemah menggantung.
Temperatur tubuh dan frekuensi respirasinya meningkat.
Kejadian
ini sering disebabkan karena kelebihan pemberian pakan (over-feeding), tetapi
juga dapat disebabkan karena ketidak teraturan pemberian susu (ada perubahan
dalam komposisi, temperatur susu, dan jumlah yang diberikan). Alat-alat yang kotor,
ambing yang kotor atau mengkonsumsi bahan kasar dari beddingnya juga dapat
menyebabkan diarrhea. Apabila pedet menampakkan tanda-tanda diarrhea biasa,
jumlah pakan (tapi bukan yang cair) sebaiknya dikurangi menjadi setengahnya
pada pemberian pakan berikutnya dan pemberian pakan susu secara bertahap
ditingkatkan. Antibiotikaa dan obatpobat sulfa dapat menurunkan kejadian
diarrhea.
Radang Paru-paru (Pneumonia)
Pneumonia
paling banyak menyebabkan kematian pedet, biasanya terjadi pada umur 3 -8
minggu dan disertai dengan diarrhea atau penyakit lain yang menyebabkan pedet
menjadi lemah. Pedet yang terserang pneumonia menunjukkan tanda-tanda sering
batuk-batuk, frekuensi respirasi meningkat, temperatur tubuh meningkat, bulu
tampak kusam, kehilangan nafsu makan, kondisi tubuh melemah dan dari hidung
keluar cairan yang cukup banyak dan agak berbahu.
Pneumonia
disebabkan oleh virus. Pneumonia juga dapat disebabkan karena cuaca yang
dingin, becek, kandang yang kurang ventilasi. Perubahan temperatur yang mendadak
yang menyebabkan pedet kedinginan atau transportasi pedet dari farm satu ke
farm lainnya dapat menimbulkan penyakit tersebut.
Pencegahan
pneumonia dapat dikerjakan dengan cara menyediakan lingkungan (kandang) yang
kering dan hangat, mengusahakan pemberian pakan yang rutin, dan pemberian
antibiotik dalam pakan selama periode susu. Penanganan terhadap kejadian
pneumonia terdiri dari menghilangkan penyebabnya dan memindahkan pedet yang
sakit ke kandang yang kering dan hangat. Obat-obat sulfa dan antibiotik dapat
membantu penyembuhan. Pedet yang sakit harus segera diisolasi, untuk mencegah
atau memperkecil penularan pada pedet yang lain.
Demikianlah 3 (tiga) penyakit
pada Pedet yang perlu kita
ketahui untuk diwaspadai serta sejumlah metode/cara untuk mengurangi
kejadian penyakit
pada pedet. Semoga
dengan artikel ini dapat membantu menekan angka kematian yang terjadi pada
pedet, sehingga swasembada dan produksi ternak terutama kecukupan daging di
Indonesia dapat tercapai dan meningkat.
Editor dan Foto : Yusran Yahya
Sumber : www.agrinak.com