Replika mammoth berbulu yang diduga menjadi santapan manusia Neanderthal. (Sumber The Guardian)
DIOLUHTAN,
Cambridge - Dalam waktu dekat, ilmuwan diperkirakan dapat membuat embrio
hibrida yang berasal dari gajah dan mammoth. Eksperimen kontroversial tersebut
menjadi langkah penting untuk menghidupkan lagi hewan yang telah lama punah.
Jika
eksperimen itu berhasil, maka akan memicu timbulnya kelahiran kembali berbagai
makhluk yang telah mati. Hal itu dapat dilakukan hanya dengan menggunakan DNA
makhluk tersebut.
Pertama,
para ilmuwan berharap dapat menciptakan embrio dengan fitur layaknya mammoth,
seperti rambut panjang, lapisan lemak tebal, dan berdarah dingin. Embrio
tersebut kemudian akan dikombinasikan dengan DNA gajah.
Setelah
melalui pengerjaan selama beberapa tahun, embrio tersebut dinilai berpotensi
digunakan untuk tumbuh menjadi makhuluk seutuhnya. Hal itu dinilai sebagai
menghidupkan kembali hewan yang telah punah.
Para
ilmuwan berharap mereka dapat memelihara embrio tersebut dalam rahim buatan.
Sebelumnya, mereka menyarankan menanamkan embrio tersebut ke seekor gajah.
Namun langkah tersebut dinilai kejam, karena hewan itu kemungkinan akan
menderita atau tewas selama menjalani prosedur.
Sejak
proyek itu dimulai sejak 2015, peneliti secara bertahap dapat menambah
penyuntingan genom gajah dari 15 ke 45. Hal tersebut membuat peneliti dapat
menambahkan lebih banyak fitur dari DNA mammoth dan membuat embrio yang
merupakan gabungan dari dua hewan tersebut.
Peneliti
menggunakan DNA mammoth yang ditemukan beku di Siberia selama ribuan tahun. "Kami sedang bekerja dalam cara-cara untuk
mengevaluasi dampak dari semua penyuntingan ini dan pada dasarnya mencoba
membangun embriogenesis di laboratorium," ujar Profesor George Church
yang mengepalai tim Harvard University seperti dikutip dari Independent, Jumat
(17/2/2017). "Daftar penyuntingan
itu mempengaruhi hal-hal yang berkonstribusi terhadap keberhasilan hidup gajah
di lingkungan yang dingin."
"Tujuan kami
adalah menghasilkan embrio gajah atau mammoth hibridda. Sebenarnya, itu akan
terlihat seperti gajah dengan sejumlah sifat mammoth."
"Kami memang belum
mencapainya, tapi itu bisa terjadi dalam beberapa tahun," ujar
Church.
Mammoth
berbulu berkeliaran di seluruh Eropa, Asia, Afrika, dan Amerika Utara selama
Zaman Es akhir. Namun hewan itu telah punah sejak 4.500 tahun yang lalu.
Punahnya hewan tersebut diperkirakan terjadi akibat perubahan iklim dan
perburuan.
Para
ilmuwan berupaya keras untuk membawa kembali hewan itu dengan teknik
penyuntingan gen revolusioner yang memungkinan mereka secara tepat memilih
potongan DNA dan kemudian memasukkannya kembali
Editor
: Yusran Yahya.
Sumber
News : www.liputan6.com