DIOLUHTAN. Salah
satu kegiatan penting pembangunan Peternakan dan Kesehatan Hewan tahun 2017
adalah Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (Upsus Siwab) yang berorientasi
pada pencapaian swasembada protein hewani .
Demikian
disampaikan Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH)
Kementerian Pertanian (Kementan), Drh. I Ketut Diarmita, MP pada acara Rapat
Kerja Nasional (Rakernas) Pembangunan Pertanian tahun 2017 yang diselenggarakan
Rabu, (4/1/2017) di Hotel Bidakara Jakarta.
Dirjen
PKH juga menjelaskan realisasi serapan anggaran tahun 2016 sebesar 89,95%,
dengan rincian per kegiatan utama :
1). Peningkatan
produksi ternak 89,89%;
2). Pengendalian
Penanggulangan Penyakit Hewan Menular Strategis dan Penyakit Zoonosis
89,90%;
3). Peningkatan
kualitas dan kuantitas benih dan bibit 88,10%;
4). Penjaminan
produk hewan yang ASUH dan berdaya saing 91%;
5). Pengembangan
pengolahan dan pemasaran hasil ternak
93,27%; dan
6). Dukungan
manajemen 89,31%.
Sementara
itu, lanjut Dirjen, kinerja produksi daging tahun 2016 vs 2015 menunjukkan
adanya peningkatan produksi di beberapa provinsi diantaranya Provinsi Bali, DKI
Jakarta, Jawa Tengah, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur.
Dirjen
PKH menghimbau agar provinsi yang mengalami penurunan produksi daging seperti
Provinsi Banten, Jawa Barat, Kepulauan Bangka Belitung, D.I. Yogyakarta dan
Sulawesi Selatan agar meningkatkan produksinya pada tahun ini.
Dalam
rakernas ini Dirjen PKH juga menyampaikan catatan penting kegiatan Ditjen PKH
Tahun 2017 diantaranya:
1). Melanjutkan
pembangunan PKH sesuai Renstra 2015-2019 yang difokuskan pada UPSUS
SIWAB
dengan target 4 juta akseptor;
2).
Mensinergikan kegiatan setiap fungsi PKH untuk menghasilkan target outcome 3
juta
kebuntingan;
3).
Memprioritaskan komoditas sapi dan kerbau, komoditas lain difasilitasi dengan
porsi terbatas;
4). Melakukan
upaya terobosan untuk meningkatkan sumber daya di luar APBN;
5). Menjabarkan
strategi pengembangan kawasan untuk meningkatkan nilai ekonomi usaha
agribisnis
peternakan;
6). Kegiatan
pokok lain seperti perbaikan mutu bibit lokal, pembebasan penyakit tertentu,
penanaman hijauan pakan ternak di
kawasan integrasi ternak-tanaman tetap dilanjutkan,
disinergikan dengan Upsus
Siwab.
Terdapat
3 (tiga) claster dalam pelaksanaan Upsus Siwab 2017 yaitu intensif, semi
intensif dan ekstensif. “Selain terus
meningkatkan populasi sapi di tingkat peternak, kinerja UPT perbibitan juga
harus terus ditingkatkan untuk dapat menghasilkan lebih banyak bibit-bibit sapi
unggul. Seperti halnya Meksiko yang saat ini telah berkembang menjadi negara
pengekspor sapi, dari sebelumnya importir; melalui penguatan UPT perbibitan di
negaranya,” ungkap Dirjen PKH.
Lanjut Ketut Diarmita bahwa“Kedepan bagaimana
peternak kita bisa mendapatkan bibit yang bersertifikat dengan harga yang
terjangkau, itu yang kita harapkan,” imbuhnya lagi.
Untuk pengembangan sapi perah, I Ketut
Diarmita menekankan perlunya perusahaan integrator ikut membina
kelompok-kelompok peternak di desa-desa binaan, melakukan transfer teknologi
dan mengembangkan kerjasama kemitraan yang berorientasi pada peningkatan populasi dan produksi sapi perah
Editor
: Y. A. Yahya
Sumber : www.majalahinfovet.com