DIOLUHTAN. Jakarta,
Negara-negara Asia Timur seperti Jepang dan Korea Selatan sedang menghadapi
wabah flu burung terburuk sepanjang sejarah. Hal ini membuat otoritas setempat
memusnahkan unggas sebagai langkah pencegahan agar penyakit tidak menyebar.
Kementerian
Pertanian Korea Selatan pada Desember akhir tahun lalu mengatakan sekitar 2,4 juta
unggas sudah dimusnahkan. Sehingga total sudah ada 18,4 juta unggas yang
dimusnahkan sejak wabah flu burung terjadi pada pertengahan bulan November
lalu. "Virus yang menyerang saat ini
adalah H5N6 yang lebih berbahaya dan lebih menular pada unggas daripada H5N8
yang mewabah pada 2014 dan 2015 lalu," tutur juru bicara Kementerian
Pertanian Korea Selatan dalam keterangannya, dikutip dari Reuters.
Ilustrasi Biosecurity pada Kandang Ternak Unggas (foto : yoush)
Kementerian
Pertanian Korea Selatan juga mengonfirmasi bahwa virus yang mewabah di
peternakan ditularkan oleh migrasi burung liar. Hal ini dibuktikan oleh virus
H5N6 yang ditemukan dalam sampel feses burung liar di dekat peternakan di
Pohang, Korea Selatan.
Selain
Korea Selatan, negara tetangganya Jepang juga mengalami wabah yang sama.
Otoritas Jepang baru saja memusnahkan sekitar 210.000 ayam dari sebuah
peternahan di kota Shimizu, sebelah utara pulau Hokkaido. Sejak wabah menyerang
di awal November, total sudah ada 800.000 ayam yang dimusnahkan.
Wabah
flu burung tidak hanya terjadi di Asia TImur. Sebelumnya diberitakan,
Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (OIE) memprediksi adanya migrasi burung
besar-besaran di Eropa dan Amerika. Hal ini berkaitan dengan risiko peningkatan
kasus flu burung.
Ilustrasi Vaksinasi Flu Burung pada Ternak Unggas (foto : yoush)
Matthew
Stone, Deputy Direktor General dari OIE mengatakan adanya migrasi ini berkaitan
erat dengan risiko peningkatan kasus flu burung di Amerika Utara dan Eropa.
Peningkatan kasus diprediksi berlangsung dalam beberapa minggu ke depan hingga
akhir tahun ini. "Dari laporan yang masuk kami memprediksi akan adanya
laporan lain yang serupa. Kami harap kasus flu burung hanya akan terjadi pada
burung liar namun kami sudah meminta para peternakan unggas untuk waspada
terhadap penyebaran penyakit ini," tutur Stone.
Editor : Y.A. Yahya
Sumber : www.detik.com