DIOLUHTAN - Sejarah mencatat Al-Urjuza al-Yasminiya, yang kemudian menjadi maha
karyanya, ditulis di Sevilla. Begitu besar rasa cinta pada kota itu membuat
tokoh hebat ini tidak ingin meninggalkannya. Al-Ishbilli berkarya hingga akhir
hayatnya di sini. Dunia ilmu tidak melupakan figur yang satu ini, yakni Abu
Muhammad Jabir Ibnu Aflah. Keahliannya terutama pada bidang astronomi. Selain
itu, ia sangat menguasai ilmu hitung.
Ilmuwan Muslim (ilustrasi)
Kehebatan
Ibnu Aflah dikagumi banyak kalangan, bahkan bangsa Eropa punya panggilan
khusus, Geber, yang kerap bersinggungan dengan nama Latin, Jabir Ibnu Hayyan.
Seperti halnya al-Ishbilli, sebagian besar masa hidup Ibnu Aflah dihabiskan di
Sevilla. Karya besarnya mencakup Kitab al- Haiaa (Koreksi pada Almagest). Di
dalamnya dibahas teori gugus planet dekat (Venus dan Merkurius) juga garis
edarnya antara matahari dan bumi.
Ia
sekaligus mengkritik pemikiran Ptolemeus. Ide dan gagasan Ibnu Aflah terbukti
memberi perbaikan penting di lingkup astronomi. Warisan intelektual yang lain
adalah model tata surya untuk menggambarkan pergerakan benda-benda angkasa.
Prestasi besar ditorehkan Muhammad Ibnu Fattuh al- Khamairi. Kepiawaian dalam
mencipta beragam instrumen astronomi menempatkannya dalam jajaran tokoh ilmu
paling berpengaruh dari Sevilla.
Al-Khamairi
berhasil membangun sebuah astrolabe di kota tersebut. Tepatnya pada 1213. Laman
muslimheritage memperkirakan, setidaknya ada delapan instrumen serupa yang
dibuat. Kini, alat-alat itu disimpan di beberapa museum besar di Eropa, atau
menjadi koleksi pribadi.
Pertanian
Sektor pertanian yang maju pesat di Sevilla pada masa itu turut menarik
perhatian kaum cendekia. Muncul nama Abu Zakaria Yahya Ibnu Muhammad Ibnu Ahmad
al-Awwam. Kitab Al-Filaha yang ditulisnya mengulas secara mendalam seluk-beluk
pertanian. Risalahnya pada bidang ini, Al-Filaha, menjadi karya istimewa pada
abad pertengahan, puji Philip K Hitti. Karya itu mencakup dua bagian utama.
Pertama yang berisi tentang karakteristik lahan, pengairan, dan jenis tanaman.
Dan
kedua membahas aspek pemilihan bibit, musim panen, cara bercocok tanam, juga
penanganan pascapanen. Pengaruh buku ini sangat besar dan telah diterjemahkan
ke berbagai bahasa. Ahli botani disematkan pada figur bernama lengkap Abu Abbas
Ahmad Ibnu Muhammad Ibnu Mufarraj. Ia lebih di kenal dengan nama al-Nabati. Dia
kelahiran Sevilla, tepatnya pada 1240. Ibnu Mufarraj punya kaitan erat dengan
ilmuwan besar Ibnu al-Baytar, karena ia adalah gurunya.
Sumber News : www.republika.co.id