DIOLUHTAN-suluhtani. Bunga matahari adalah tanaman yang enak dipandang dan mudah perawatannya,
karena itu tanaman ini telah lama dikenal di Indonesia sebagai tanaman hias.
Diperkirakan tanaman ini berasal dari Meksiko dan telah tersebar ke berbagai
penjuru dunia. Bunga ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu jenis untuk hiasan
dan jenis untuk makanan. Bunga matahari yang dikembangkan untuk industri
makanan, terbagai menjadi dua kelompok besar yaitu bunga untuk bahan baku
industri minyak (oilseed) dan bunga untuk makanan kecil (confectionery).
Jenis bunga matahari yang digunakan sebagai bahan baku minyak, mempunyai
kadar minyak yang lebih tinggi dan kulit yang lebih tipis.
Di dunia, negara penghasil biji bunga matahari utama adalah Rusia dan
Perancis, sedangkan di Asia penghasil utamanya adalah Cina dan India. Di
negara-negara tersebut biji bunga matahari umumnya diolah menjadi minyak,
tetapi ada juga yang diolah menjadi makanan dan bahan baku kosmetik. Data hasil
pertanian bunga matahari dari berbagai negara ditampilkan dalam tabel berikut
:
Tabel 1. Produksi biji bunga matahari dunia
Tabel 1. Produksi biji bunga matahari dunia
Negara
|
Area (1000 ha)
|
Produksi (1000 ton)
|
Perolehan (kg/ha)
|
Dunia
Argentina
Asia
Cina
Turki
Eropa
Perancis
Spanyol
Rusia
USA
|
15446
2032
3698
930
750
3413
947
921
4280
731
|
21136
2915
3326
1190
1150
6751
2457
1123
6157
845
|
1368
1435 899 1280 1533 1978 2595 1219 1439 1156 |
Sebuah perusahaan yaitu CV. Bunga Matahari juga telah mempraktekkan
penanaman bunga matahari pada tahun 2003 di berbagai tempat di wilayah Blitar
dengan hasil rata-rata 1675 kg/ha. Meskipun penanaman dilakukan dengan bibit
seadanya dan bukan bibit unggul, hasil tersebut menunjukkan bahwa Indonesia
juga mempunyai potensi untuk menghasilkan bunga matahari.
Penanaman bunga matahari
Umur tanaman bunga matahari sejak ditanam hingga panen adalah kurang
lebih 100 hari (sebanding dengan jagung). Musim tanam yang cocok adalah di
musim kemarau, karena tanaman ini memerlukan banyak sinar matahari. Perawatan
tanaman cukup mudah bila dibandingkan dengan tanaman lain, penanganan yang
mutlak diperlukan hanya pemupukan, pengairan dan pembasmian gulma. Jumlah
pemupukan dan pengairan yang diperlukan juga lebih kecil dari jagung. Sampai
saat ini, dalam praktek di lapangan belum ditemukan adanya hama yang mengganggu
pertanian bunga matahari sehingga tidak diperlukan adanya pembasmian hama
dengan pestisida.
Kandungan biji bunga matahari
Biji bunga matahari terdiri dari kulit (hull) dan inti biji (kernel).
Secara umum komposisi kulit bunga matahari mempunyai komposisi sebagai berikut
:
Protein(%)
|
Lemak(%)
|
NFE(%)
|
Pentosan(%)
|
Serat(%)
|
Abu(%)
|
|
Minimal
Maksimal
Rata-rata
|
3,31
5,16
4,235
|
0,82
5,17
2,995
|
22,1
33,34
27,72
|
18,56
22,56
20,56
|
51,01
54,93
52,97
|
1,78
2,62 2,2 |
NFE : Nitrogen Free
Extract (Ekstrak bebas nitrogen)
Sumber : The Structure and Composition of Food, hal 613
Kandungan utama kulit biji bunga matahari adalah serat, karena itu bagian
ini kurang memiliki nilai ekonomi. Pemanfaatan yang mungkin dilakukan adalah
dengan menggunakannya sebagai bahan bakar.
Komposisi inti biji/kernel bunga matahari bisa dilihat dalam tabel berikut :
Komposisi inti biji/kernel bunga matahari bisa dilihat dalam tabel berikut :
Protein(%)
|
Lemak(%)
|
NFE(%)
|
Pentosan(%)
|
Serat(%)
|
Abu(%)
|
|
Minimal
Maksimal
Rata-rata
|
23,28
26,71
24,93
|
35,12
55,55
50,44
|
7,43
27,02
12,83
|
–
–
–
|
2,3
4,3
3,14
|
3,66
4,29 4,01 |
NFE : Nitrogen Free Extract (Ekstrak bebas nitrogen) Sumber : The Structure and
Composition of Food, hal 613
Sedangkan dari analisa terhadap sampel milik CV. Bunga Matahari yang
dilakukan di Laboratorium Kimia Bahan Alam dan Lingkungan Universitas
Padjadjaran didapatkan kadar protein 30.32% dan kadar lemak 48.28%.
Bila diolah menjadi minyak, maka akan dihasilkan produk samping berupa
bungkil, bungkil ini mempunyai kandungan protein yang tinggi sehingga cocok
untuk dijadikan bahan pakan ternak.
Minyak yang terkandung dalam biji bunga matahari tersebut mempunyai komposisi sebagai berikut :
Komposisi minyak bunga matahari menurut Maiti (1988)
Minyak yang terkandung dalam biji bunga matahari tersebut mempunyai komposisi sebagai berikut :
Komposisi minyak bunga matahari menurut Maiti (1988)
Asam
Lemak
|
Kadar (%)
|
Asam
Palmitat (as. Lemak jenuh)
Asam
Stearat (as. Lemak jenuh)
Asam
Oleat (as. Lemak tak jenuh, omega 9)
Asam
Linoleat (as. Lemak tak jenuh, omega 6)
|
7,2
4,1 16,2 72,5 |
Sedangkan menurut analisa pada sampel minyak bunga matahari milik CV. Bunga Matahari di Laboratorium Instrumen Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, didapatkan komposisi sebagai berikut :
Asam Lemak
|
Kadar (%)
|
Asam Palmitat (as.
Lemak jenuh)
Asam Stearat (as.
Lemak jenuh)
Asam Oleat (as.
Lemak tak jenuh, omega 9)
Asam Linoleat (as.
Lemak tak jenuh, omega 6)
|
9,1
– 18,26 72,64 |
Pengolahan dan Pemanfaatan
Bunga matahari bisa diolah menjadi berbagai produk, sebagai contoh di CV.
Bunga Matahari diolah menjadi minyak, tepung dan kapsul. Pengolahan biji bunga
matahari hingga menjadi produk minyak dan tepung melewati proses-proses
pengeringan, pengupasan, pembersihan dan penyortiran, penghalusan dan
pengempaan biji dengan screw press (cold pressing). Proses pengeringan dan
penyortiran dilakukan tanpa menggunakan mesin sedangkan proses lainnya
menggunakan mesin.
Untuk minyak, setelah dihasilkan dari mesin screw press, minyak tersebut
harus dimurnikan terlebih dahulu. Proses pemurniannya meliputi degumming
(penghilangan getah), Neutralization (penghilangan asam lemak bebas), dan
Bleaching (penghilangan zat warna). Minyak, tepung dan produk lainnya
selanjutnya dikonsumsi untuk peningkatan kesehatan.
Pada proses pengolahan dihasilkan hasil samping berupa kulit biji dan
bungkil. Kulit biji dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif yang hemat.
Bungkil bunga matahari memiliki kandungan protein yang tinggi (31 – 37%) karena
itu sangat cocok bila digunakan sebagai tambahan pakan ternak terutama untuk
usaha penggemukan.
Sumber News : www.herbal-bungamatahari.com