DIOLUHTAN. Beni punya tetangga, namanya Joko. Tetangganya ini mempunyai anjing
kesayangan namanya "si ngehok".
Walaupun "si ngehok" terserang penyakit aneh, mulutnya terinfeksi virus sehingga saat menggonggong kadang mngeluarkan bau busuk, bahkan lebih busuk dari tai, toilet, jamban dsb, tapi Joko tetap menyayangi "si ngehok".
Walaupun "si ngehok" terserang penyakit aneh, mulutnya terinfeksi virus sehingga saat menggonggong kadang mngeluarkan bau busuk, bahkan lebih busuk dari tai, toilet, jamban dsb, tapi Joko tetap menyayangi "si ngehok".
Suat hari, tanpa sepengetahuan Joko, "si ngehok" keluar dari rumah
bahkan menyebrang melewati pagar tetangga , "si
ngehok" menggonggong sehingga terlihat dan terciumlah bau mulutnya
oleh Beni.
Spontan Beni merasa mual dan mau muntah.
Spontan Beni merasa mual dan mau muntah.
Karena Beni sdh merasa tidak nyaman dgn penyakit bau
mulut "si ngehok" dan sikap
Joko yang masih setia memelihara si ngehok, maka Beni bercerita kepada beberapa
tetangga tentang penyakit si ngehok yang sangat mengganggunya.
Tak disangka, cerita Beni menyebar keseluruh tetangga,
bahkan satu RT pun mengetahui informasi ini.
Maka warga pun resah dgn penyakit "si ngehok" ini.
Warga sangat khawatir penyakit "si ngehok" ini menyebar kemana mana, hingga baunya
sangat mengganggu kenyamanan warga.
Maka tetangga yang merasa terganggu pun meminta kepada
Joko dan pak RT yang bernama Toto agar mengirim saja "si ngehok" ke karantina hewan dan dikandangakan disana
biar warga tidak resah dan terganggu dengan bau mulutnya.
Tapi karena Joko terlihat sangat menyayangi "si ngehok" maka nampaklah
diraut wajahnya kesedihan, kecewa, bercampur galau gundah gulana.
Joko terdiam,
Toto sebagai RT pun jadi bingung. Toto pun terlihat tidak
bisa berbuat apa2, krn sepertinya Joko dan "si
ngehok" juga telah punya jasa besar atas terpilihnya sebagai RT.
Keluarga Joko pun tidak setuju dan marah atas desakan
warga untuk mengirim "si
ngehok" untuk dikandangkan ke karantina hewan.
Bagaimana pun juga walaupun mulut "si ngehok" bau jamban, tapi dia punya jasa besar sebagi
anjing penjaga dirumah Joko dan keluarganya.
Dengan rasa marah, kecewa dan bercampur sedih,
keluarga Joko pun mencari siapa dalang yang telah memberitahu penyakit bau
mulut "si ngehok" ini ke
warga.
Ternyata Beni,. yah Beni lah yang pertama bercerita
kpd tetangga lain nya.
Beni harus dihukum, Beni lah penyebab semua ini, Beni
lah penyebab nya sehingga "si
ngehok" mungkin akan dibawa ke balai karantina hewan.
Keluarga Joko benar benar marah. Beni yang harus
dihukum.
Keluarga Joko lapor ke pak RT, "justru Beni lah yang harus dikirim ke karantina hewan pak"
dia melanggar UU ITe ( Informasi Tidak meng-enakkan).
Akhirnya pak Toto sebagai RT mngangguk tanda setuju.
Diproseslah Beni untuk dikirim ke "balai karantina hewan" untuk dikandangkan disana,
sementara "si ngehok" tetap
dibiarkan bebas berkeliaran yang sesekali menggonggong mengeluarkan bau busuk
dimulutnya, sehingga sering "si
ngehok" hendak ditimpuk sama warga.
Sementara itu, Joko sang majikan sibuk kesana kemari
mencari dukungan dari para tetangga agar "si
ngehok" anjing kesayangnnya bisa tetap bebas berkeliaran.
Anjing kesayangannya "si ngehok" terlihat begitu berharga dibanding rasa
nyaman seluruh warga.
Seperti
itulah cerita penegakan hukum di dalam kisah fiktif ini.
Seluruh kisah, nama dan tempat dalam cerita ini
hanyalah fiktif belaka. Jika ada nama tokoh dan tempat yang sama, hanyalah
kebetulan belaka
Editor : Y.A. Yahya
Sumber Foto dan Cerita : https://www.facebook.com/syamadi/posts/1253973997974684