Tidak ada yang lebih penting dalam pergaulan umat manusia di dunia ini selain komunikasi yang bertujuan untuk menyampaikan suatu pikiran, gagasan atau ide, atau pesan dari seseorang kepada orang lain. Kita berkewajiban untuk mengupayakan segala cara untuk menggunakan semua alat yang ada agar penyuluhan menjadi efektif. media penyuluhan ini adalah salahsatu media visual yang memaparkan penyuluhan pada komoditi bidang pertanian, perikanan dan kehutanan.

Aplikasi Sistem Informasi Monitoring Pertanaman Padi (SIMOTANDI)

DIOLUHTAN. Baru-baru ini, pihak Pusat Data dan Informasi Pertanian memberikan informasi dan penjelasan mengenai Satelit untuk Monitoring Pertanaman Padi. Saat ini Kementan telah membangun aplikasi Sistem Informasi Monitoring Pertanaman Padi (SIMOTANDI) dengan memanfaatkan citra dari hasil penginderaan Landsat-8 untuk monitoring pertanaman padi yang bisa diakses di 
1. http://sig.pertanian.go.id/;
2. http://sig.pertanian.go.id/fasetanamanpadi/ (akses webGIS);
3. GeoSpasial untuk negeri KLIK (akses arcGIS)
Untuk diketahui, tahapan otomatisasi pemantauan fase padi meliputi cropping citra, hitung indek pertanaman padi, masking indek dengan peta lahan sawah, interpolasi dan filtering indek, estimasi fase pertanaman padi, masking fase padi dengan peta administrasi, hitung statistik kecamatan, informasi yang didapat dari aplikasi simotandi, peta sebaran dan luas fase pertanaman padi, dan peta prakiraan curah hujan 6 harian juga 1 hingga 3 bulan ke depan.
Latar Belakang
Perbaikan metode perhitungan area luas tanam dan panen selama ini menggunakan metode konvensional (eye estimate) menjadi metode scientific dengan memanfaatkan data citra satelit Landsat-8 dengan resolusi spasial 30m x 30m dan temporal 16 harian. Pemanfaatan citra Landsat-8 untuk me-mantau (monitoring) data standing crop tanaman padi (SIMOTANDI) pada bebera-pa fase pertanaman padi (fase penggenangan, tanam, vegetatif-1, vegetatif-2, maksimum vegetatif, generatif-1, generatif-2, panen dan bera). Hasil SIMOTANDI disajikan dalam peta sebaran dan data tabular luas fase pertanaman padi yang dapat digunakan se-bagai alat bantu praktis bagi petugas lapangan untuk melakukan verifikasi data luas tanam dan panen sesuai dengan kondisi faktual lapangan.
Kelebihan SIMOTANDI adalah data relatif lebih akurat, minimalisir personal error, transparan dan dapat di validasi oleh semua pihak.
Data hasil SIMOTANDI telah di uji validitas dan kemantapan sistemnya dengan melakukan groundcek di beberapa daerah oleh Tim Pusdatin Kementan dan LAPAN.
    BACA PULA : 
    1. Leaflet SIMOTANDI
    2. Manual Book Aplikasi SIMOTANDI
Sampul "Manual Book" Pedoman Pemanfaatan Aplikasi SIMOTANDI

Manfaat SIMOTANDI
1) Untuk perencanaan percepatan tanam padi baik level nasional, provinsi, kabupaten, kecamatan maupun blok sawah.
2) Dapat mendeteksi sebaran sawah yang belum dimanfaatkan, luas potensi tanam, kebutuhan air, alsintan, kebutuhan agroinput, prediksi panen, dan antisipasi pasokan, stok, harga dan lainnya.
3) SIMOTANDI dilengkapi prakiraan curah hujan 6 harian dan 1-3 bulanan sehingga bermanfaat untuk perencanaan usahatani.
Cara Penggunaan SIMOTANDI:
1. Masuk ke halaman website: sig/pertanian/fasetanamanpadi/
2. Tentukan wilayah yang akan dicetak
3. Klik Cetak Peta
4. Isikan Judul Peta dan ukuran peta
Cara Cetak Tabel:
1. Klik Data Tabular
2. Pilih Provinsi
3. Data tabular yang ditampilkan sampai level kecamatan dalam bentuk file Pdf.
Cara MembacaTabel:
1. Bera : lahan sawah yang belum di manfaatkan sehingga petugas bisa memberitahu kepada petani untuk menanam padi atau komoditas lainnya dan disesuai dengan prakiraan yang ada di SIMOTANDI,
2. Penggenangan : lahan sawah yang ada airnya atau tergenang dan dapat diartikan ada rencana aktivitas tanam padi serta dapat digunakan untuk perkiraan luas tanam padi 1-2 minggu ke depan,
3. Tanam : lahan sawah ada tanaman padi umur 1-3 hari setelah tanam (HST),
4. Vegetatif-1 : kondisi tanaman padi umur 4-20 HST,
5. Vegetatif-2 : kondisi tanaman padi umur 21-37 HST,
6. Maksimum-Vegetatif : kondisi tanaman padi umur 38-54 HST,
7. Generatif-1 : kondisi tanaman padi umur 55-71 HST dan dijadikan dasar perkiraan panen 1,5-2 bulan ke depan,
8. Generatif-2 : kondisi tanaman padi umur 72-110 HST dan dijadikan dasar perkiraan panen 1-3 minggu ke depan,
9. Panen : kondisi lahan sawah sudah di panen dan dijadikan dasar perkiraan luas tanam 1-2 bulan ke depan. 
Source : Yusran A.Yahya

Sumber : Leaflet SIMOTANDI Pusdatin, Kementan RI
Previous
Next Post »
Post a Comment
Thanks for your comment