DIOLUHTAN. Pertanian Indonesia memasuki era baru. Sebuah era bisnis industri pertanian yang berbasis
pada ilmu dan teknologi yang direkayasa anak bangsa sendiri.
Institut Pertanian Bogor (IPB) mengembangkan bisnis industri pertanian
berbasis teknologi tersebut dengan
membentuk perusahaan holding bernama PT Bogor Life Science and Technology (PT
BLST). Di dalam perusahaan holding tersebut terdapat sekitar 10 anak
perusahaan, di antaranya adalah PT IPB Science Techno Park.
Gedung Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB) (ilustrasi)
Direktur Utama PT BLST Dr. Meika Syahbana Rusli yang juga Direktur di PT
IPB Science Techno Park (PT ISTP)
mengatakan perusahaannya fokus untuk menjadi dan mengembangkan industri
pertanian milik Indonesia yang berbasis pada ilmu dan teknologi rekayasa hasil
anak bangsa sendiri.
IPB akan melakukan bisnis sendiri dan atau mengajak perusahaan lain
melalui pola kerjasama. Ada beberapa skema kerja sama bisnis yang ditawarkan,
pertama, joint venture untuk produk yang sudah berkembang. “Bisa
juga kerjasamanya dalam bentuk IPB diberikan porsi saham, bisa lisensi dengan membayar royalty kepada IPB, atau
kerjasamanya dijual putus,” jelas Meika Direktur PT ISTP kepada Sinar Tani
di Bogor.
Meski anak perusahaan PT ISTP baru dibentuk Maret 2016, pada Oktober ini
mampu menyelenggarakan pameran inovasi pertanian hasil rekayasa IPB yang sudah
dan siap dikomersialkan. Ekspo ini adalah memperkenalkan produk invovasi untuk
kepentingan bisnis, kerjasama dan edukasi masayrarakt.
Dalam ekspo kali ini dipamerkan
empat kelompok hasil inovasi IPB. Pertama, aktivitas riset dari pusat
unggulan IPB (UIPB). Kedua, IPB Inovation award, dari lomba internal IPB. Jurinya ada dari kalangan pengusaha dan
financial. Ketiga, inkubasi bisnis industri pertanian berbasis teknologi .
Keempat, perusahaan holding IPB dan anak anak perusahaannya.
Khusus anak perusahaan IPB, PT ISTP,
diberi empat tugas. Pertama, menawarkan fasilitas untuk riset komersial
dan pengembangan produk untuk dijadikan industri pertanian berbasis teknologi
hasil rekayasa IPB sendiri. Sudah ada beberapa produk yang dikembangkan
bisnisnya oleh anak perusahaan ini. Di antaranya adalah beras analog atau beras
tiruan. ”Riset laboratorium beras analog
kita sudah selesai. Satu tahun teakhir ini, kita kembangkan penelitian
pengembangan industrinya skala komersial. Kita punya fasilitas pilot plant
mesin produksi beras analog dengan kapasitas 200 kg per jam,” jelas Meika. Hasil produksi beras analog IPB sudah dijual ke umum. Saat ini, penjualan
masih dtangani sendiri. “Kita akan cari partner untuk penjualannya,”
tambahnya.
Produk lainnya adalah enzim untuk analisis bioteknologi genetik.
Dalam dua tahun terakhir, riset
laboratoriumnya sudah selesai di IPB.
Saat ini, produknya dijual secara
komersial. Mutu produknya bagus. Selama ini di Indonesia memerlukan
enzim ini dan diperoleh dari impor dan memerkukan waktu yang lama. “Kami optimis, enzim ini punya prospek pasar yang bagus karena
hasil riset komersial,” tambah Meika.
Berikutnya adalah rapid test flu burung. Alat deteksi ternak unggas yang
terkana Avian Influensi (AI? Flu burung).
Alat ini mudah dipakai dan langsaung dapat kesimpulan. “Produk ini kita buat berdasarkan riset yang
didasari demand driven. Riset Komersialnya
dibiayai perusahaan IPB,” katanya.
Kedua, PT ISTP ditugasi untuk melakukan inkubasi bisnis
berbasis ilmu dan pengetahuan rekayasa anak bangsa sendiri. Untuk inkubasi
bisnis, anak perusahaan ini akan membentuk start up company (perusahaan pemula)
yang menjalankan pengembangan produk dan pemasarannya. Pengembangan pasar di antaranya adalah membuat ijin-ijin
produksinya, kemasan, merk, dan hitung hitungan ekonomi atau biayanya. “Riset itu kita lakukan paralel dengan
pengembangan produk secara komersial,” jelasnya.
Ketiga, PT ISTP ditugasi untuk melakukan atau menyelenggarakan
training workshop di bidang bisnis berbasis science. Untuk menjalankan industri
pertanian yang berbasis science tentu duiperlukan training agar pengelolanya
memiliki keahlian keahlian yang diperlukan.
“Bidang pelatihan yang kami
tawarkan adalah pertanian pangan, pertanian tropis dan bioscience,”
jelasnya.
Keempat, PT ISTP ditugasi unutk memberikan jasa analissis
teknologi maju, seperti alat canggih dan Sumber Daya Manusia yang juga canggih.
Editor : Y.A. Yahya
Sumber
: www.tabloidsinartani.com