DIOLUHTAN-suluhtani. Pengujian penyakit tungro dengan teknologi molekuler dilakukan dengan
teknik PCR (Polymerase Chain Reaction) merupakan teknik laboratorium yang dapat
menggandakan asam nukleat (DNA) virus di dalam mesin pengganda DNA. Virus
tungro batang ataupun virus tungro bulat baik yang terdapat dalam contoh
tanaman padi atau dalam tubuh wereng hijau dapat dideteksi, walaupun kadarnya
sangat kecil.
Secara garis besar, PCR meliputi tahap-tahap ekstraksi DNA dari contoh
tanaman, penggandaan DNA dengan menggunakan primer khusus, visualisasi hasil
penggandaan DNA dalam gel agarose melalui cara elektroforesis, terakhir gel
tersebut diwarnai (staining) dengan ethidium bromida, sehingga pita-pita DNA
virus dapat diamati dengan jelas, sedangkan dari contoh tanaman tidak
terinfeksi virus, tidak ada pita DNA.
Deteksi virus menggunakan teknik PCR dengan primer spesifik, menunjukkan
sensitivitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan deteksi menggunakan teknik
enzyme-linked immune sorbent assay (ELISA).
PCR merupakan salah satu teknik diagnosis secara molekuler dengan prinsip
penggandaan DNA secara in vitro. Perkembangan pemanfaatan teknologi untuk
deteksi penyakit tungro berkembang seiring dengan berkembangnya teknologi.
Penggunaan markah molekuler (molecular markers) sebagai alat deteksi penyakit
tungro mulai dimanfaatkan.
Berdasarkan perbedaan sekuen DNA melalui penelusuran markah molekuler,
identifikasi keragaman genetik virus tungro dan wereng hijau secara molekuler
akan memberikan informasi tentang keberadaan gen dan hubungan kekerabatan
genotipe. Identifikasi keberadaan virus tungro baik di wereng hijau atau pun
pada tanaman dengan memanfaatkan teknologi molekuler dapat berlangsung cepat dan
lebih spesifik.
Hasil penelitian Cabauatan et al. tahun1995 menunjukkan, teknik RFLP
(Restriction Fragment Length Polymorphisms) dapat digunakan untuk membedakan
adanya RTBV yang diisolasi dari varietas FK 135 dan TN1 di Filipina. Selain itu
untuk mengetahui perbedaan strain RTSV-Vt6 dengan RTSV-A-Shen berdasarkan
virulensinya pada varietas tahan RTSV (TKM6) dapat diketahui secara molekuler
dalam laporan Isogai et al. pada tahun 2000.
Sumber: Loka Penelitian Penyakit Tungro