DIOLUHTAN. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan pemerintah tetap membuka
kran impor jeroan karena atas keinginan/permintaan rakyat. "Banyak yang komentari kebijakan impor jeroan dengan mengatakan
saya tidak konsisten dengan perkataan atau peraturan yang sebelumnya melarang
impor jenis itu. Tetapi saya tidak peduli karena impor memang karena kebutuhan
rakyat," katanya.
"Saya konsisten untuk memenuhi
kebutuhan rakyat" tambahnya.
Kebijakan yangg konsisten membela kebutuhan rakyat diperlukan. Sebagai
pelayan masyarakat, kebijakan kita harus selalu konsisten membela masyarakat.
Kalau masyarakat memerlukan daging murah dan jeron, adalah kewajiban
pemerintah menyediakan. Manakala sudah tidak diperlukan lagi sejalan dengan
kemampuan masyarakat maka kebijakan bisa berubah.
Selain karena kebutuhan, impor juga dilakukan untuk mengendalikan harga
jeroan dan daging sapi di dalam negeri yang jauh lebih mahal dari harga di luar
negeri. "Di luar negeri harga jeroan
misalnya sekitar 1 dolar AS per kg atau jauh lebih murah dari harga di dalam
negeri yang berkisar 7 dolar AS," jelasnya.
"Jadi saya pikir yang protes
itu karena ada yang keuntungannya berkurang dengan kebijakan impor jeroan itu
seperti halnya daging," katanya.
Dia menegaskan, dirinya atau pemerintah konsisten untuk pentingkan
idealisme dan integritas untuk bela kepentingan masyarakat.
Terkait dengan kebutuhan daging sapi, berdasarkan data BPS dan hasil
rakortas 2016, perkiraan kebutuhan daging 2016 adalah 651.424 ton, dengan
perkiraan produksi 441.761 ton, maka diperlukan impor sapi 600.000 ekor dan
daging sapi 89.687 ton.
"Oleh karena itu bukan hanya
pernyataan peraturan menteri. Bahkan Peraturan Presiden bisa diubah kalau untuk
kepentingan rakyat," kata Amran Sulaiman
Sumber : FP Kementrian Pertanian RI