DIOLUHTAN. Jakarta - Lembaga pangan dunia Food and Agriculture Organization
(FAO) mengapresiasi perkembangan yang dicapai Indonesia dalam mendukung
ketahanan pangan global. FAO menilai kebijakan-kebijakan yang diambil
Kementerian Pertanian (Kementan) sudah on the right track (sudah di jalur yang
benar) dalam membantu mewujudkan program zero hungry. “Tadi datang perwakilan dari FAO kemari bengan tujuan mereview hasil
kerjasama antara Kementerian Pertanian dengan FAO. Dan hasil dari review mereka
apa yang sudah kita jalankan program-programnya sudah on the right track,”
ujar Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Pertanian Hari Priyono, usai
menemui perwakilan FAO di kantor pusat Kementan, Jakarta, Senin (1/8/2016)
Jika
ditilik dari Indeks Ketahanan Pangan Global atau Global Food Security Index
(GFSI) yang dirilis The Economist Intelligence Unit, peringkat GFSI secara
keseluruhan, Indonesia mengalami kenaikan dari peringkat ke 74 ke peringkat ke
71 dari 113 negara yang dinilai.
Hari
menjelaskan, Indonesia merupakan salah satu negara yang mengalami perubahan
terbesar pada indeks keseluruhan (2.7). Nilai indeks keseluruhan ditentukan
dari tiga aspek, yaitu keterjangkauan, ketersediaan, kualitas dan keamanan.
Aspek Keterjangkauan dan Ketersediaan untuk Indonesia meningkat cukup drastis
sehingga menjadi aspek yang dominan mempengaruhi kenaikan nilai indeks secara
keseluruhan.
Aspek
keterjangkauan Indonesia tahun 2016 saat ini berada pada peringkat ke 70,
sementara aspek ketersediaan Indonesia tahun ini berada pada peringkat ke 66. “Meningkatnya nilai indeks untuk aspek
keterjangkauan, pemerintah dalam hal ini Kementan dan kementerian terkait
lainnya telah berusaha keras dalam memotong rantai pasok seperti penyediaan
kapal sapi, mengadakan hampir 1000 Toko Tani Indonesia di seluruh Indonesia,
memberantas mafia dan midle man dalam perdagangan komoditas pertanian,”
jelasnya.
Sedangkan
meningkatnya nilai indeks ketersediaan dapat dilihat dari upaya Kementan dalam
memproduksi berbagai komoditas pangan utama yang terus mengalami peningkatan
seperti padi, jagung, dan kedelai.
Hari
menambahkan, pemerintah akan mengupayakan lebih giat lagi untuk memperbaiki
indeks dengan memperbaiki dari sisi hulu dan hilir. Upaya Kementan dalam
meningkatkan produksi pangan salah satunya fokus pada pembangunan infrastruktur
yakni rehabilitasi irigasi dan optimasi lahan. Sementara untuk mewujudkan
logistic infrastruktur akan berkoordinasi dengan kementerian lain. “Ini menjadi tanggung jawab bersama.
Contohnya irigasi, Kementan bersama Kementerian Pekerjaan Umum namun terus
bekerjasama dalam pembangunannya. Begitu juga dengan distribusi, Kementan
bekerjasama dengan Kementerian Perhubungan. bahkan untuk masalah harga pangan
Kementan juga turun langsung ke lapangan bersamaan dengan Kementerian
Perdagangan,” ujarnya.
Kerjasama
antara FAO dengan Kementan tidak hanya terkait upaya ketahanan pangan, selama
tiga tahun terakhir ini juga terus berkoordinasi dalam penanganan rabies anjing
dan Avian Influenza (AI) atau Flu Burung (Bird Flu).
Editor : Yusran
Yahy
Sumber : Pertanian Today