DIOLUHTAN - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman
ternyata memiliki hobi mengkonsumsi kuliner khas Makassar yaitu Coto. Bahkan
Amran lebih sering mengonsumsi Coto Jeroan.
"Memberi sebanyak2nya pilihan.
Tugas negara me-merdeka-kan rakyat, untuk memilih pilihannya. Sesuai kebutuhan
dan kemampuan. Selamat pagi. Saya memilih suka makan coto. Di daerah kamu,
jenis kuliner apa sj yg bahannya dari jeroan/daging? #PilihanMerdeka,"
tulis Amran di akun Twitternya.
Salah seorang warga Makassar, Misda Ulviatmi Dalmi mengungkapkan, jeroan
adalah salah satu bahan kuliner nusantara selain daging. "Jeroan adalah bagian dari subkultur kuliner nusantara,"
ungkap Misda di Makassar, Rabu (24/8/2016).
Untuk itu, Misda mengapresiasi rencana pemerintah mengimpor jeroan. Sebab
hal itu tidak sebatas sebagai pemadam dalam menstabilkan harga daging.
Namun memberikan juga pilihan pada masyarakat apakah ingin mengonsumsi
daging atau jeroan. Selain itu, pilihan juga sebagai bahan varian kuliner
nusantara.
Menurutnya, terkait penyakit yang ditimbulkan dari mengkonsumsi jeroan,
hal itu tergantung dari kita yang mengatur porsinya. Apalagi jeroan yang
diimpor pemerintah sudah dijamin kemananannya. "Air putih saja kalau dikonsumsi berlebihan bisa mematikan.
Intinya, pemerintah melalui Kementerian Pertanian ingin edukasi rakyat dengan
menyajikan pilihan-pilihan yang tentunya tetap menghormati habitus dan tradisi
mulia kuliner rakyat," tuturnya.
Sementara itu, salah seorang netizen, Rustam Ibrahim mengatakan, banyak
sekali rakyat Indonesia yang mengkonsumsi jeroan, seperti Soto Madura, Sop
Sodara, hingga Sop Kaki Jeroan. "Sampai
saat ini, saya masih mengkonsumsi jeroan. Namun belum ada penyakit asam urat
yang timbul," ujar Rustam dalam akun resmi twitternya, @Rustamibrahim.
Direktur Kesehatan Hewan, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan
Hewan Kementerian Pertanian, I Ketut Diarmita mengatakan dalam impor jeroan,
pemerintah melakukan pengawasan yang sangat ketat dari Karantina dan
mengerahkan tim dari Direktorat Kesehatan Hewan untuk jeroan.
Tujuanya untuk memeriksa ada atau tidak adanya kandungan bakteri yang
menimbulkan penyakit. Serta pengawasanya ketat sampai ke Pemerintah Daerah
tujuan atau penerima.
Sebenarnya, kata Ketut, dalam impor ratusan ribu ekor sapi bakalan selama
ini, justru membawa ribuan kilogram jeroan di dalam tubuh sapi tersebut ke
Indonesia. Lalu kemana jeroannya? Apakah dibuang atau ditanam? Tentu tidak.
Artinya mengimpor sapi bakalan sesungguhnya juga mengimpor jeroan. Namun
kenapa isi jeroan hasil impor bakalan ini tidak pernah dipermasalahkan.
Demikian juga dalam pemotongan sapi lokal. "Inilah
yang saya maksudkan bahwa masyarakat perlu kita cerdaskan bersama, sesuai
bidang keilmuan yang dimiliki. Kesungguhan Kementan dalam merespon kebutuhan
pangan tentu dinilai oleh berbagai otoritas yang kompeten dibidangnya. Kita
tidak akan memberi bantahan apapun, jika hal itu dilakukan secara obyektif dan
profesional," pungkasnya.
Sumber : http://bisnis.rakyatku.com/read/18213/2016/08/24/mentan-amran-saya-suka-makan-coto-jeroan