DIOLUHTAN - Relawan Jokowi Force (J-Force) memuji kinerja Kementerian
Pertanian (Kementan) yang berhasil menaikkan produksi padi, jagung, dan kedelai
sekaligus di tahun 2015. Kenaikan produksi ini berdasarkan rilis Angka Tetap
Badan Pusat Statistik yang diumumkan pada 1 Juli 2016.
Koordinator Nasional Relawan J-Force, Asrul Herman menjelaskan produksi
padi, jagung dan kedelai di tahun 2015 masing-masing naik 6,42 persen, 3,18
persen dan 0,86 persen dibanding 2014.
Sehingga total produksi tiga komoditas tersebut yakni padi 75,40 juta ton
gabah kering giling, jagung 19,61 juta ton pipilan kering dan kedelai 963,18
ribu biji kering. Ini prestasi besar sektor pertanian dan petani di era Jokowi-JK.
“Data ATAP BPS ini merupakan gong
yang memutuskan secara legal keberhasilan capaian program Kementan 2015 dan
sekaligus menjawab keraguan banyak pihak akan mustahilnya menaikkan produksi
tiga komoditas pangan tersebut. Ini patut kita puji,” kata Asrul Herman di
Jakarta, Minggu (3/7/2016).
Ia menjelaskan, keraguan banyak pihak ini karena adanya anomali iklim
yang menimpa Indonesia yaitu terjadi badai El Nino kuat. Badai ini menyebabkan
kemarau panjang terparah dari tahun-tahun sebelumnya. Tanaman pertanian
dipastikan akan mengalami gagal panen sehingga petani pasti merugi. “Tapi karena Kementan memiliki strategi
melalui upaya khusus, badai El Nino dapat dilewati. Petani diberi bantuan cepat
dalam jumlah besar sesuai kebutuhan daerah tanpa proses tender, sehingga
produksi dapat diwujudkan dan nasib petani pun terselematkan,” jelas Asrul.
Untuk itu kata Asrul, tidak ada alasan pelaku usaha untuk mendesak
pemerintah melakukan impor beras dan jagung. Dengan begitu, pemerintah sesegera
mungkin perlu mengimplementasikan kebijakan moratorium impor dua komoditas ini
mulai tahun 2016 agar kedaulatan petani dapat terbangun dan kesejahteraan
petani dapat diwujudkan.
Dalam kesempatan terpisah, Kepala Pusat Data dan Informasi Kementan, Suwandi
menyebutkan kinerja produksi ini berkat kerja keras seluruh petani dan didukung
oleh Penyuluh, KTNA, Dosen/Mahasiswa, TNI, Pemda, Komisi IV DPR-RI dan unsur
lainnya. Selain itu, Program Upaya Khusus Menteri Pertanian seperti revisi
Perpres 172/2014 penunjukan langsung pengadaan benih dan pupuk, rehabilitasi
jaringan irigasi tersier, bantuan alat mesin pertanian, bantuan benih unggul,
pupuk, penanaman jajar legowo dan lainnya turut telah berdampak pada
meningkatkan indek pertanaman, luas tanam, luas panen dan produktivitas pangan.
Bantuan di 2015 berupa alat mesin pertanian diantaranya pompa air,
traktor, combain harvester, transplanter sebanyak 80.000 unit. Perbaikan
jaringan irigasi tersier 2,6 juta hektar, penambahan luas tanam mencapai 630
ribu hektare dan optimasi lahan 932 ribu hektar serta bantuan benih tidak di
lahan eksisting. “Jadi dengan gebrakan
melalui bantuan ini, wajar jika produksi padi, jagung dan kedelai di tahun 2015
naik sekaligus dalam satu tahun,” sebutnya.
Berkat pencapaian ini, lanjut Suwandi, di tahun 2016 Kementan berhasil
menaikkan nilai tukar petani (NTP) atau daya beli petani. Ini ditunjukkan data
BPS, NTP nasional Juni 2016 sebesar 101,47. NTP dengan angka di atas 100
menunjukkan petani surplus. “NTP Juni
2016 ini lebih tinggi 0,95 persen jika dibandingkan dengan NTP Juni 2015
sebesar 100,52. Artinya daya beli petani saat ini lebih baik dibandingkan
periode yang sama tahun lalu,” pungkasya (Bro-1)
Sumber : http://www.beritarayaonline.co.id/relawan-jokowi-force-puji-kinerja-kementan-naikkan-produksi-pangan/