DIOLUHTAN - Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Pertanian
(Kementan), Suwandi mengatakan berbagai kebijakan dan program Menteri Pertanian
sepanjang tahun 2015 berhasil memberikan kepuasan kepada petani yang merupakan
subjek utama mewujudkan kedaulatan pangan. Kebijakan tersebut di antaranya
merevisi Peraturan Presiden (Perpres) 172/2014 tentang tender ke penunjukan
langsung (PL), kebijakan pengendalian impor beras dan jagung, kebijakan subsidi
benih dan pupuk, refocusing anggaran Rp 4,1T, bantuan benih dan pupuk, bantuan
alat dan mesin pertanian 80 ribu unit, bantuan irigasi dan pendampingan oleh
petugas penyuluh lapangan (PPL), TNI, Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) dan
dosen/mahasiswa.
Berdasarkan hasil survei Institute for Development of Economics and
Finance (INDEF) di bulan Maret 2016 pada 1.200 responden peserta program 2015
di 9 provinsi, 22 kabupaten, 63 kecamatan dan 254 desa, kebijakan dan program
2015 ini mampu memberikan kepuasan petani 76,8 persen. "Khusus untuk program pendampingan yang dilakukan oleh PPL, TNI,
KTNA dan dosen/mahasiswa, tingkat kepuasan petani masing-masing sebanyak 85,25
persen, 89,57 persen, 77,52 persen dan 81,91 persen," demikian kata
Suwandi di Jakarta, Rabu (20/7).
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian
(BPPSDMP) Kementan, Pending Dadih Permana mengatakan kebijakan dan program
Kementan telah memberikan hasil pada peningkatan produksi dan bantuan
tersalurkan di petani secara cepat dan tepat karena diikuti dengan kegiatan
pendampingan atau penyuluhan oleh PPL yang tersebar merata di semua daerah.
Jumlah penyuluh PNS sebanyak 27.420 ribu orang dan penyuluh tenaga harian lepas
19.161 orang. "Para penyuluh ini
kami bekali dengan peningkatan kualitas melalui model pelatihan yang bersifat
tematik bukan lagi model lama bersifat umum. Tematik artinya tema pelatihan
sesuai dengan kebutuhan atau komoditas yang ada di daerah, sehingga penyuluh
paham dan fokus pada kegiatan yang disampaikan ke petani," kata
Pending.
Pending menyampaikan program Kementan tidak hanya fokus upaya peningkatan
produksi pangan, namun berupaya juga pada peningkatan kualitas dan peran serta
SDM pertanian melalui program Gerakan Percepatan Pemberdayaan Pertanian Terpadu
(GPPT) dan penumbuhan minat generasi muda di sektor pertanian yang dilakukan
dengan memadukan kegiatan penyuluhan, pelatihan dan pendidikan pertanian. "Berkat terobosan inilah, berbagai
kebijakan dan program Kementan secara umum mampu memberikan kepuasan yang cukup
tinggi kepada petani. Penyuluh pun di lapangan bergandengan tangan dengan TNI,
KTNA, mahasiswa atau dosen dan stakeholder lainnya," ujarnya.
Ketua Umum KTNA Nasional, Winarno Tohir menilai tingkat kepuasan petani
ini tergolong cukup tinggi. Menurutnya, hal itu bisa terjadi karena masifnya
upaya pendampingan atau pengawalan yang dilakukan Kementan dengan melibatkan
berbagai pihak seperti KTNA. "Misalnya
mensukseskan program serap gabah petani. Menteri Pertanian melibatkan semua
pihak dan bergerak cepat, sehingga hasilnya gabah terserap mencapai target.
Begitupun penyaluran bantuan alsintan, tersalurkan juga dengan cepat dan tepat
sasaran ke petani," tutur Winarno.
Ke depan, kata Winarno, Kementan harus mampu menggerakkan semua pihak
juga untuk memotong atau mengefisienkan rantai pasok pangan, sehingga
distribusi dan tata niaga pangan dari petani ke konsumen biayanya lebih
murah.
Sumber : http://www.nusakini.com/news/kementan-peran-penyuluh-tni-ktna-dan-dosenmahasiswa-mampu-tingkatkan-kepuasan-petani