DIOLUHTAN. Hewan dan binatang
pun mengutuk perzinahan yang merupakan perbuatan sangat hina. Sudah jelas bahwa
Islam melarang umat manusia untuk melakukan perbuatan zina. Bahkan, mendekati
zina pun tidak diperbolehkan. Allah SWT telah menyediakan balasan berupa
siksaan di neraka maupun adzab di dunia karena perbuatan dosa besar ini.
Secara
fitrah zina adalah perbuatan yang kotor, keji dan hina. Apabila seseorang
melakukan perbuatan ini maka hati dan matanya telah tertutupi oleh godaan dan
gelora syahwat dari setan sehingga ia lupa akan fitrahnya sebagai manusia dan
seorang hamba dan akhirnya mereka pun tenggelam dan hanyut dalam kubangan
lumpur setan yang begitu hina. Oleh karena itulah, hukum perzinahan menurut
Islam sangat dilarang karena dapat mendatangkan banyak kemadharatan.
Ternyata
tidak hanya manusia yang menganggap bahwa zina merupakan perbuatan dosa besar,
melainkan hewan juga menganggap perzinahan sebagai kesalahan besar sehingga
pelakunya haruslah dihukum. Berikut ini adalah beberapa kisah mengenai
kebencian binatang pada perbuatan zina.
Sebuah
riwayat menjelaskan bahwa pada masa Jahiliah terdapat seekor kera yang
melakukan zina, kemudian beberapa kera lainnya berkumpul untuk merajam pelaku
zina itu.
Kisah
lengkapnya akan dijelaskan oleh Imam Ibnu hajar. Suatu hari ia berada di Yaman
sedang menggembala kambing yang dimilikinya. Ia menggembala kambingnya di
tempat tinggi. Saat itulah ia melihat seekor kera jantan sedang berdua-duaan
dengan kera betina, kemudian mereka berdua tidur berpelukan. Setelah itu, datanglah
kera jantan lain yang lebih muda (kecil) dan menggoda kera betina tersebut.
Secara
perlahan, kera betina keluar dari pelukan kera jantan pertama dan pergi bersama
kera yang lebih muda tersebut. Kedua kera ini kemudian melakukan jima’. Setelah
itu, kera betina kembali ke pelukan kera yang pertama. Ia masuk ke dalam
pelukan kera jantan pertama secara perlahan. Karena kaget, kera jantan itu pun
terbangun dan mencium dubur kera betina. Kera jantan pun kemudian berteriak
hingga membuat kera-kera lain berkumpul cukup banyak. Kera jantan itu terus
berteriak dan menunjukkan tangannya ke kera betina. Kera-kera itu berkumpul dan
berdiri ke samping kanan dan kiri. Di tengah-tengah kelompok itu, terdapat
beberapa kera yang membawa kera muda yang tadi. Kedua kera ini kemudian dibawa
ke lubang dan dirajam oleh kumpulan kera itu. Inilah tanda bahwa binatang pun
mengutuk zina.
Serupa
dengan kisah di atas, Syaikhul Islam bercerita bahwa ia telah melihat suatu
jenis burung bertelur di masjid kemudian ada seseorang yang mengambil telur itu
dan menggantinya dengan telur jenis burung lain. Ketika telur itu menetas, maka
keluarlah burung jenis lain. Saat itu pula, sang jantan memanggil
teman-temannya dan mengeroyok si betina hingga mati.
Imam
Abu Ubaidah juga menyebutkan bahwa di suatu kitab diceritakan bahwa terdapat
seekor kuda yang diperintahkan untuk menggauli ibunya, tapi ia tidak mau.
Akhirnya, ibu kuda dimasukkan ke dalam rumah dan ditutup dengan kain kemudian
diperintahkan anaknya menggauli ibunya itu. Ketika ia mencium bau ibunya, maka
ia langsung menggigit dzakarnya sendiri dengan gigi hingga putus.
Kisah
binatang-binatang pun ikut mengutuk perzinahan yang lain menceritakan
kecemburuan seekor sapi yang rela bunuh diri karena ia telah menggauli ibunya.
Dikisahkan, sapi itu ditutup matanya dan kemudian diseret menuju ibunya untuk
meggauli sang ibu. Setelah perzinahan itu, mata sapi akhirnya dibuka dan tahu
bahwa sapi yang telah digaulinya merupakan ibunya sendiri. Saat itulah sapi
lari terbirit-birit menghantamkan kepalanya pada tembok hingga berdarah dan
kemudian lari menuju sungai untuk menenggelamkan dirinya sampai mati.
Sumber : www.kumpulanmisteri.com