DIOLUHTAN. Ketua Umum Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) Sarman Simanjorang
mengingatkan pemerintah untuk segera menata dan mendata ketersediaan pangan
jelang Puasa dan Lebaran. Pasalnya setiap memasuki momen besar tersebut harga
pangan mengalami kenaikan drastis. Keterbatasan stok dan peningkatan permintaan
selalu dijadikan alasan.
Agar tidak terjadi lagi, Sarman meminta pemerintah benar-benar melakukan
identifikasi ketersediaan produksi aneka pangan terutama daging sapi dan ayam.
Kedua komoditas ini selalu mengalami kenaikan yang fantastis di atas harga
psikologi. “Kami melihat 2,5 bulan masuk bulan puasa. Artinya pemrintah harus
memonitor ketersediaan sembako kita terutama daging kita, karena musim
berpengaruh juga,” kata Sarman di Jakarta
Harga daging menjelang lebaran tahun lalu mencapai Rp 130-140 ribu per
kilo untuk daging sapi. Sementara untuk harga daging ayam di beberapa daerah
mencapai Rp 40-45 ribu per kilo. Pria yang juga menjadi Wakil Ketua Umum Kadin
Jakarta ini berharap persoalan tersebut kembali terjadi tahun ini. “Harapan kami ada jaminan ketersediaan pangan dan daging kita aman.
Jadi mulai sekarang harus sudah harus ditentukan pemerintah (strategi
penyediaan pangan),” tukasnya.
Sementara itu Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian
Gardjita Budi mengatakan stok bahan pangan pokok aman sampai bulan puasa.
Selain itu pemerintah juga berupaya untuk mengendalikan harga saat Ramadhan.
"Tenang saja, sampai dengan bulan puasa, bahan pokok aman,"
kata Gardjita Budi dalam acara gelaran Toko Tani Indonesia di Pasar Cijantung
di Jakarta.
Menurut dia, selain bahan pangan pokok, begitu pula dengan komoditas ayam
dan telur juga dinilai mencukupi. Sedangkan terkait daging sapi diakui memang
stok yang ada masih belum bisa dipenuhi secara memadai. "Yang tidak kita inginkan adalah kalau harga itu menjadi ekstrem
atau 20-30 persen di atas harga normal," katanya.
Dia memaparkan, usaha agar pemerintah agar tidak fluktuatif, caranya
dengan mendorong keterbukaan terhadap pedagang kecil biar bisa menjual langsung
dan tidak dimonopoli pedagang besar.
Kementan mewaspadai produksi cabai menjelang Ramadhan hingga Lebaran 2016
agar stok selalu tersedia dengan harga tidak terlalu mahal sampai masyarakat,
namun juga tak merugikan petani.
Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia Abdullah Mansyuri menyatakan
kontribusi logistik terhadap harga komoditas sebesar 21%. Tak heran bila harga
pangan di Jabodetabek lebih mahal.
Mansyuri berharap agar pemerintah memberikan insentif khusus kepada
pedagang pasar khususnya dengan menyediakan kapal atau gerbong khusus angkutan
komoditas. Dengan adanya angkutan yang aman dari kemacetan dan cuaca tersebut
dipastikan akan mempengaruhi harga komoditas di pasar lebih rendah. "Kami minta subsidi distribusi. Kami minta Kementan dan Kemenhub
kerja sama untuk siapkan gerbong kereta atau kapal agar lebih aman dari macet
dan banjir agar harga bisa ditekan," kata Mansyuri saat dihubungi Agrofarm
Indonesia.
Mansyuri berharap angkutan tersebut disediakan pemerintah secara gratis
atau berbiaya rendah. Apabila hal itu dipenuhi dipastikan harga akhir sampai ke
konsumen akan lebih murah. Mansyuri menegaskan masalah utama yang dihadapi
selama ini untuk sektor pangan adalah transportasi logistik yang mahal dan
kurang aman dari cuaca. Sehingga harga akhir yang sampai ke konsumenpun mahal.
"Selama ini usulan dari asosiasi untuk penyediaan angkutan khusus
hanya baru angkutan kapal ternak saja. Itupun masih belum sesuai harapan. Kita
juga ingin angkutan yang cepat dan aman dari cuaca," imbuhnya.
Menanggapi hal itu, Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian Spudnik
Sujono menyatakan pihaknya siap memfasilitasi permintaan dari asosiasi.
Pihaknya akan mendukung segala keinginan dari asosiasi selama itu demi
meringankan beban masyarakat yang sudah terbebani dengan biaya konsumsi yang
tinggi. "Sepanjang itu membantu untuk meringankan beban distribusi itu pasti
akan kita dukung. Kalau misal ini ada gerbong akan kita upayakan. Saya akan
komunikasi dengan Dirjen Perhubungan (Darat / Perkeretaapian dan Laut) kalau
mereka ingin kita fasilitasi," kata Spudnik saat di temui di Jakarta. Sumber
Editor : Yoush A. Yahya