DIOLUHTAN-suluhtani. Berdasarkan
definisi SNI (Standar Nasional Indonesia) tentang keutuhan dan kepatahan bentuk
beras, pada dasarnya bentuk beras tidak memengaruhi keamanan konsumsi beras.
Faktor bentuk dan kenampakan beras lebih berpengaruh pada nilai estetika produk
dan selera konsumennya.
Untuk mengetahui beras masih dalam keadaan baik atau layak dikonsumsi, maka diperlukan pengetahuan bagaimana cara menguji atau mengindentifikasi beras tersebut. Selain melalui uji laboratorium, konsumen juga dapat melakukan identifikasi inderawi untuk menguji kualitas beras. Caranya, ambil beberapa atau segenggam contoh beras (± 100 gr), selanjutnya lakukan pemeriksaan sebagai berikut:
Untuk mengetahui beras masih dalam keadaan baik atau layak dikonsumsi, maka diperlukan pengetahuan bagaimana cara menguji atau mengindentifikasi beras tersebut. Selain melalui uji laboratorium, konsumen juga dapat melakukan identifikasi inderawi untuk menguji kualitas beras. Caranya, ambil beberapa atau segenggam contoh beras (± 100 gr), selanjutnya lakukan pemeriksaan sebagai berikut:
- Penentuan warna beras dilakukan secara sederhana dan cepat dengan indera penglihatan. Ditandai dengan warna dan kilap beras normal, putih normal untuk beras giling sempurna dan merah kecoklatan sampai hitam untuk beras berpigmen merah atau hitam. Bentuk beras harus utuh. Apabila sudah banyak yang patah, hancur dan banyak remah (menepung) menempel di telapak tangan, menunjukkan bahwa beras telah disimpan dalam waktu yang lama dan sebaiknya tidak dikonsumsi.
- Penentuan tekstur beras dilakukan dengan indera perasa (kinestetik). Tekstur beras yang baik adalah masih keras, tidak mudah patah. Beras yang baik masih terasa khas beras. Apabila sudah mulai terasa pahit maka beras tersebut sudah terindikasi tidak layak konsumsi.
- Penentuan adanya bau apek, asam, tengik atau bau lainnya dilakukan dengan indera penciuman yang ditandai bau yang khas.
- Penentuan adanya bekatul, dedak atau campuran benda asing lainnya (kerikil, logam, tangkai padi) dilakukan dengan pengamatan visual.
- Penentuan adanya hama dan penyakit dilakukan secara visual dan cepat dengan indera penglihatan. Ditandai adanya hama hidup/bagian tubuh hama yang mati atau adanya busuk kering oleh jamur, dan busuk basah oleh bakteri. Bila dicurigai beras menunjukkan tanda-tanda adanya hama dan penyakit yang berbahaya dilakukan analisis secara laboratorium
- Penentuan adanya bahan kimia yang membahayakan dan merugikan konsumen dilakukan secara visual dan cepat menggunakan indera penciuman yang ditandai adanya bau bahan kimia. Bila dicurigai beras menunjukkan tanda-tanda adanya bahan kimia yang berbahaya dilakukan analisis secara laboratorium.
Sumber : Litbang Pertanian