Padahal
sudah sejak lama racun jenis ini sudah akrab di dunia pertanian. Petani kita
sudah banyak yang memanfaatkan racun sianida pada singkong untuk menghalau hama
tikus yang kerap menghabiskan dan mengacak-acak tanaman padinya.
Di
alam, beberapa jenis luwing beracun menghasilkan hidrogen sianida untuk
melindungi dirinya dari serangan predator. Demikian pula, beberapa jenis
singkong memproduksi senyawa linamarin yang terdiri dari gugus glukosa dan
sianida. Kematian ternak kambing setelah diberi pakan kulit singkong biasanya
terjadi akibat keracunan sianida.
Sementara
itu, racun sianida dalam bentuk gas dihasilkan antara lain dari pembakaran
plastik. Bahkan, sudah bukan rahasia lagi bahwa salah satu dari ratusan jenis
racun yang terkandung dalam asap rokok, adalah racun sianida.
Dikutip
dari Toxicology of Cyanides and Cyanogens: Experimental, Applied and Clinical
Aspects, darah seorang perokok mengandung racun sianida
dengan kadar rata-rata 0,123 mg/L, sedangkan pada non perokok kadar normalnya
sekitar 0,059 mg/L. Pada kadar 1,1 mg/L, racun sianida dalam darah sudah bisa
memberikan dampak fatal.
Racun
sianida juga dikenal sebagai salah satu agen pencemaran lingkungan yang bisa
terakumulasi dalam rantai makanan. Kemampuannya untuk mengikat logam sering
dimanfaatkan oleh para penambang emas tradisional untuk menggantikan merkuri.
Pada
kasus pembunuhan yang kini sedang ditangani kepoliaian pun menunjukan betapa
ganasnya racun jenis ini bereaksi dalam tubuh. "Reaksinya
cepat, setelah itu bisa berdifusi dengan jaringan sel tubuh," kata salah seorang Polisi penyidik kasus sianida Polda Metro Jaya ini.
Setelah
tiga menit masuk ke tubuh, reaksi selanjutnya adalah pernapasan akan sesak
karena kurang oksigen. Lalu, rentang delapan sampai 10 menit kemudian akan
menyerang otot jantung dan menyebabkan kematian. "Sianida
itu intinya menghalangi masuknya oksigen ke seluruh tubuh, padahal tubuh
membutuhkan oksigen banyak, tapi beda dengan arsenik," katanya.
Musyafak menambahkan, fungsi sianida biasanya digunakan di pertambangan dan tidak mudah untuk didapatkan walaupun di beberapa toko kimia bisa dijumpai.
Sekarang
bisa kita bayangkan jika racun sianida ini dimanfaatkan untuk petani untuk
membantu mengusir hama tikus. Walau
racun sianida dalam singkong kadarnya tidak tinggi namun dengan pengolahan
tambahan akan mampu mengusirnya dan memandulkan reproduksi biologisnya alias
dimandulkan. Itu sudah cukup untuk memotong mata rantai regenerasi gerombolan
tikus di masa mendatang.
Demikian
semoga bermanfaat.
Disarikan dari Berbagai Sumber