DIOLUHTAN. Bone - Budidaya bawang merah di Desa Mattirowalie, Kec. Bontocani ternyata cukup
menjanjikan. Ini dapat dilihat dari hasil panen bawang merah di lahan milik
ketua kelompok tani Pajalele, Muh. Amin yang berada di Dusun Lita, Desa
Mattirowalie, minggu lalu. Hasil panen yang dilakukan tersebut, sangat
memuaskan.
Bawang merah kini menjadi komoditas primadona petani, hal ini dikarenakan
harga yang masih menjanjikan serta lama budidaya yang hanya 55-65 hari sesuai
ketinggian lahan tanam. Saat ini banyak petani yang ingin mulai menanam bawang
merah untuk meningkatkan kesejahteraan mereka. Dan saat ini betapa
menyenangkannya para petani Mattirowalie menikmati panen bawang merah.
Bawang merah yang
ditanam petani saat desember lalu, kini sudah bisa dinikmati hasilnya.
Terpantau ada beberapa lahan petani yang tersebar di beberapa tempat dan
tersebar di beberapa kelompok tani sedang panen bawang merah “Hasil panen ini sangat bagus dan harga
jualnya sekarang juga lumayan bagus.
Satu hektarnya petani bisa mendapatkan pendapatan kotor 270 jutaan. Dengan
harga pasar sekarang minimal 30 ribu per kilo” ujar Amin.
Sayangnya, Amin hanya menanam seluas 5 are, jadi keuntungan yang
ia peroleh kurang lebih 13 jutaan, sedangkan petani lainnya Cuma seluas 4 s/d 8
are per petani
Penyuluh
pertanian Desa Mattirowalie, Yusran Yahya bersyukur atas hasil yang diperoleh
para petani. Hal ini bisaa menjaga kestabilan serta meningkatkan produksi
bawang merah di Indonesia.
“Sampai sekarang ini (Sabtu, 23/01/2016), sudah sekitar 70 % petani bawang
merah yang melakukan panen, Alhamdulillah sampai hari ini petani masih
melakukan panen bawangnya karena petani sebagian
akan memulai pertanaman padi” ungkap Yusran.
Admin Dioluhtan