DIOLUHTAN-Bone.Sulsel.
Rembug tani merupakan salah satu metode pemberdayaan petani melalui pertemuan
yang dilakukan secara rutin oleh poktan/gapoktan dalam menjalankan usahataninya
yang difasilitasi oleh penyuluh pertanian di wilayah binaan tersebut.
Suasana Rembug Tani di Desa
Mattirowalie, Kec. Bontocani, Kab. Bone
Yusran
A. Yahya, penyuluh dengan wilayah binaan Desa Mattirowalie, Kec. Bontocani
mengungkapkan bahwa tujuan dari kegiatan rembug tani ini salah satunya adalah
merencanakan kegiatan usaha tani dan menyusun jadwal pelaksanaan kegiatan
terutama yang berhubungan dengan Upsus Pajale (padi, jagung dan kedelai) serta Upsus Siwab (Sapi indukan wajib bunting).
Peserta
rembug tani berjumlah 61 orang yang terdiri dari unsur pengurus kelompok tani
dan Gapoktan, penyuluh serta pemerintah desa dan tokoh masyarakat yang
dilaksanakan di halaman perkebunan Ketua Klp. Tani Galung loang yang juga Sekretaris desa Mattirowalie, Telu, S.Sos.
Dari
kegiatan rembug tani ini dapat tersusun rencana kegiatan usahatani dan jadwal
pelaksanaan usahatani serta teridentifikasinya masalah dan upaya pemecahannya
dan juga evaluasi hasil usahatani poktan/gapoktan.
Prioritas
masalah utama adalah perlunya perbaikan dan penambahan infrastruktur irigasi
agar air yang dibutuhkan petani untuk mengairi sawah dapat tercukupi pada waktu
dibutuhkan sehingga diharapkan tanam bisa serempak. Kemudian perlunya penerapan
teknologi pengelolaan tanaman terpadu (PTT) padi untuk meningkatkan produksi
dan pentingnya fungsi poktan sebagai wahana kerjasama pada bidang pengolahan
pasca panen dan pemasaran. “Hal ini akan berdampak pada peningkatan produksi
petani sehingga program swasembada pangan tahun 2017 dapat tercapai dengan
sukses” ungkapnya.
Petani Butuh Bantuan Sarana
dan Prasarana Pertanian
Penyuluh
yang bergerak di sektor pertanian harus mampu menggali potensi agroekosistem
wilayah pertanian tertentu dan menjadikannya suatu “kenyataan” memberi manfaat
kepada pembangunan pertanian. Bermanfaat dapat berarti meningkat produktivitas,
pendapatan, nilai tambah atau secara umum dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat yang bergerak dan terkait dengan sektor pertanian.
Penyuluh
harus mengasah kemampuannya agar mampu melihat dan menggali potensi
agroekosistem wilayah dimana ia bekerja untuk bersama-sama dengan masyarakat
pelaku utama dan pelaku usaha mengubahnya menjadi pertanian yang lebih
bermanfaat. Untuk mencapai hasil yang baik, seorang penyuluh perlu
mempersiapkan suatu "instrumen" pengolah potensi wilayah
agroekosistem sehingga fenomena agroekosistem menjadi mudah dipahami dan akan memudahkan
dalam penyusunan rencana pembangunan dan pengembangan usahatani tertentu.
Dalam proses komunikasi antara penyuluh dengan
sasaran, penyuluh pertanian akan menyampaikan segala sesuatu yang menyangkut
ilmu (teori) dan teknologi (praktis) pertanian, kesemuanya itu disebut materi
penyuluhan. Dapat dikatakan bahwa materi penyuluhan pertanian adalah segala isi
(content) yang terkandung dalam setiap kegiatan penyuluhan pertanian .Jadi,
ilmu sebagai materi penyuluhan yang disampaikan kepada petani dapat berupa pengetahuan,
misalnya pemberian informasi tentang perkembangan pertanian, atau informasi
tentang varitas dari suatu komoditi yang sifatnya hanya untuk diketahui.
Sedangkan yang bersifat praktis, misalnya materi tentang budidaya tanaman
seperti, cara memilih benih, cara mengolah tanah, cara memupuk, atau dalam
bidang peternakan, seperti cara melakukan vaksinasi, pembuatan pakan dan
teknologi yang berhubungan dengan kegiatan petani. Dengan demikian, informasi
teori sifatnya memberikan motivasi, merangsang, dan memperluas wawasan petani
terhadap perkembangan dunia luar. Sedangkan informasi teknologi menyangkut
cara-cara yang sifatnya membimbing dan mengajarkan petani agar terampil
mengerjakan materi yang disampaikan dalam kegiatan penyuluhan.
Hal
ini diungkapkan penyuluh Desa Mattirowalie saat kegiatan rembug tani yang
dihadiri pengurus kelompok tani dan Gapoktan, penyuluh serta pemerintah desa
dan tokoh masyarakat yang dilaksanakan di halaman perkebunan kakao Klp. Tani
Galung loang.
Adapun
hasil identifikasi masalah yang terungkap saat rembug tani, diantaranya adalah
pada saat musim kemarau seperti saat ini, petani kesulitan memperoleh air
sehingga perlu campur tangan pemerintah dalam hal pengadaan sumur bor dan pompa
air untuk meningkatkan efisiensi pengairan serta untuk mengatasi kekurangan air
irigasi. Kemudian desa ini merupakan sentra tanaman palawija utamanya kacang
tanah, tanaman padi hanya 1 kali pertanaman (IP 100), maka diharapkan uluran
tangan pemerintah untuk memberikan bantuan benih serta sarana/prasarana
budidaya kacang tanah untuk menambah pendapatan petani dan masyarakat umum.
“Kami
petani terkendala dengan benih kacang tanah, kami juga butuh motivasi dari
pemerintah dalam hal sarana dan prasarana budidaya kacang tanah misalnya
demplot yng diterapkan pemerintah, sebab berdasarkan pengalaman dan kondisi
lahan di desa ini, sangat cocok untuk tanaman tersebut” ungkap Bahtiar, ketua
Klp. Batu Liang
Kemudian
hasil identifikasi lainnya adalah perlu adanya regulasi yang mengatur pola
tanam dan tata tanam untuk mempermudah pengendalian hama dan penyakit serta
pengaturan air irigasi pada terjadi kekurangan air. Sedangkan hasil
identifikasi potensi wilayah dan upaya pengembangannya ialah (a) Di Desa
mattirowalie banyak terdapat sumber mata air pegunungan, namun belum dikelola
dengan baik sehingga perlu dibangun dam penahan dan jaringan irigasi teknis
agar sumber mata air tersebut dapat digunakan untuk mengairi lahan pertanian;
(b) Desa ini merupakan daerah pegunungan yang sangan potensial untuk
dikembangkan tanaman keras penghasil buah seperti durian, petai, kelapa, dsb
untuk menambah pendapatan petani serta meminimalisir bencana alam berupa
longsor dan kekeringan; (c) untuk menjaga kawasan hutan agar tetap lestari, maka
perlu adanya pengembangan agroforestry sehingga masyarakat di sekitar hutan
dapat menikmati hasil hutan tanpa merusaknya; (d) banyaknya lahan kosong baik
berupa lahan pekarangan maupun tegalan, maka perlu untuk dioptimalkan fungsinya
dengan penanaman tanaman umbi-umbian (sumber karbohidrat non beras),
hortikultura serta tanaman lainnya untuk menambah pendapatan petani dan
masyarakat umum.
Peserta
rembug tani bersepakat untuk menolak bantuan dari pemerintah yang tidak sesuai
dengan kebutuhan petani. Petani hanya akan menerima jenis bantuan yang sesuai dengan
kebutuhan karena bantuan yang tidak sesuai akan sia-sia karena tidak bisa
digunakan dengan baik
Dari
hasil ini penyuluh akan membimbing petani dalam hal mengajukan proposal dan
CPCL serta juga mengarahkan petani untuk memasukkannya dalam musrembang tahun depan. Dan harapan semua peserta bahwa hasil kegiatan ini akan menjadi
dasar dalam perkembangan penyuluhan khususnya dibidang pertanian agar
memperoleh hasil yang signifikan untuk kegiatan selanjutnya.
Y.A. Yahya/Dioluhtan