DIOLUHTAN. Bruselosis adalah
penyakit hewan menular yang dikenal sebagai penyakit keluron menular. Sasaran
utama penyakit ini adalah hampir semua hewan domestik, sapi, kambing, domba,
babi, anjing dan dapat pula menyerang hewan-hewan lain seperti kuda atau
manusia. Bruselosis merupakan salah satu dari 12 jenis penyakit hewan
menular strategis (Perdirjen No. 59 Th. 2007). Bruselosis oleh Office
International Des Epizooties (OIE) telah dikategorikan dalam penyakit
zoonosis yang disebabkan oleh genus Brucella sp.
Penyebab,
Bruselosis yang menimbulkan masalah pada ternak terutama disebabkan oleh 3
spesies yaitu Brucella militensis yang menyerang
kambing, Brucella abortus yang menyerang sapi dan Brucella
suis yang menyerang babi dan sapi.
Gejala
pada ternak, dapat menyebabkan penurunan
produksi susu, abortus, anak lahir lemah, penurunan berat badan, infertilitas
dan kepincangan. Infeksinya bersifat laten, akan terus dilanjutkan oleh
anak-anak yang dilahirkan induk terinfeksi.
Deteksi
terhadap bruselosis utamanya adalah dengan deteksi serologis, karena secara
klinis bruselosis tidak spesifik.
Penanganan, Masuknya
ternak baru terinfeksi kedalam kandang atau daerah bebas bruselosis
merupakan ancaman penularan bagi ternak-ternak yang ada. Populasi paling
terancam adalah populasi yang tidak divaksinasi. Lalulintas ternak masuk dan
keluar daerah harus disertai surat kesehatan hewan dari daerah asal. Surat
Kesehatan Hewan dilampiri hasil uji Laboratorium terhadap bruselosis. Penularan
paling banyak terjadi melalui oral atau makan minum yang tercemar oleh cairan
yang keluar dari uterus hewan yang terinfeksi, sehingga bagi induk yang
melahirkan harus dipisahkan.
Brucellosis
merupakan penyakit hewan menular strategis yang mendapat prioritas pengendalian
dan/atau pemberantasan. Hal ini diatur dalam Surat Keputusan Direktur Jendral
Peternakan No. 59/Kpts/PD610/05/2007 tentang Jenis-Jenis Penyakit Hewan Menular
Yang Mendapat Prioritas Pengendalian Dan Atau Pemberantasannya. Secara
nasional, kebijakan pengendalian brucellosis adalah dengan mengendalikan lalu
lintas sapi dan melaksanakan vaksinasi di daerah tertular berat (prevalensi
>2%). Metode pemberantasan penyakit pada ternak adalah dengan test
and slaughter (uji dan potong untukprevalensi <2%) reaktor positif
sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 828/Kpts/OT.210/10/98
tentang Pedoman Pemberantasan Penyakit Hewan Keluron Menular (Brucellosis) pada
ternak. Prevalensi didasarkan pada hasil uji serologi dan surveilans
Pencegahan
dan Pengobatan
Bruselosis
memiliki keistimewaan yaitu bersifat bakteri intraseluler yang cukup sulit
untuk diobati dengan antibiotika. Antibiotika yang digunakan dapat merupakan
kombinasi antara tetracyclin dan rifampin atau streptomicin selama 3-6 minggu,
atau dengan oxitetracyclin selam 3 bulan.
Kenyataan
dilapangan menerapkan pengobatan pada ternak dalam jangka waktu cukup lama
menjadi tidak ekonomis, sehingga pengobatan tidak direkomendasikan.
Tindakan
pencegahan yang paling efektif adalah dengan vaksinasi. Beberapa vaksin yang
tersedia dilapangan memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Vaksin-vaksin
tersebut diantaranya adalah Strain 19 (S19), 45/20 bacterin dan
RB51. Program vaksinasi dilakukan didaerah-daerah endemis yang tidak mungkin
dilakukan test and slaughter. Vaksinasi dilakukan pada semua ternak
termasuk ternak reaktor dengan tujuan meminimalisir latent carrier.
Sasaran utama program vaksinasi adalah ternak betina dan anak-anak betina.
Disarikan dari Berbagai Referensi