Penyakit
Antraks atau
disebut juga Radang Limpa adalah penyakit yang disebabkan oleh kuman Bacillus
anthracis, dapat menyerang semua hewan berdarah panas termasuk unggas
dan manusia. Bakteri penyebab penyakit antraks ini dapat membentuk spora dan
bertahan dalam tanah untuk waktu yang sangat lama. Hal inilah yang seringkali
menyebabkan suatu daerah menjadi endemik.
Vaksinasi Anthraks dengan Subcutan pada kulit leher
Gejala
klinis penyakit
ada empat bentuk yaitu per akut, akut, kronis dan kutan.
1. Bentuk per akut (sangat
mendadak)
Gejalanya sangat
mendadak, hewan mendadak mati dengan perdarahan diotak. Bentuk ini sering
terjadi pada domba dan kambing dengan perubahan apopleksi serebral, hewan
berputar-putar, gigi gemeretak dan mati hanya beberapa menit setelah darah
keluar dari lubang kumlah.
2. Bentuk akut
Gejala
penyakit bermula demam (pada kuda mencapai 41,5 derajat dan sapi 42 derajat
celcius), gelisah, depresi, sesak nafas, detak jantung cepat tetapi lemah,
hewan kejang kemudian mati. Pada sapi gejala umum adalah pembengkakan sangat cepat
di daerah leher, dada, sisi perut, pinggang dan kelamin luar. Dari lubang
kumlah (telinga, hidung, anus, kelamin) keluar cairan darah encer merah
kehitaman. Kematian terjadi antara 1-3 hari setelah tampak gejala klinis.
3. Bentuk kronis
Terlihat
lesi/luka lokal yang terbatas pada lidah dan tenggorokan, biasanya menyerang
ternak babi dan jarang pada sapi, kuda dan anjing. Penyakit berakhir setelah
10-36 jam atau kadang-kadang mencapai 2-5 hari tetapi pada sapi dapat
berlangsung 2-3 bulan.
4. Bentuk Kutan
Ditandai
dengan pembengkakan di macam-macam tempat dibagian tubuh. Terdapat pada sapi
dan kuda, bila luka-luka atau lecet-lecet kulit dicemari oleh kuman anthraks.
Penanganan
Hewan
penderita anthraks harus diasingkan sedemikian rupa terpisah dengan hewan lain,
pengasingan sedapat mungkin di kandang atau di tempat hewan sakit. Dekat tempat
tersebut dibuat lubang sedalam 2-3 meter untuk menampung sisa makanan dan tinja
dari kandang hewan yang sakit/ menampung limbah asal hewan sakit. Bangi hewan
yang mati karena anthraks harus segera dimusnahkan dengan dibakar hangus dalam
lubang sedalam 2-3 meter kemudian dikubur, dicegah jangan sampai dimakan oleh
hewan pemakan bangkai.
Hewan
sakit jangan dikeluarkan dari tempatnya dan hewan dari luar jangan dimasukkan
ke tempat tersebut. Hewan sakit atau tersangka sakit anthraks dilarang
dipotong.
Hasil
produksi hewan berupa susu, daging serta bahan asal hewan seperti kulit,
tulang, bulu dan lain-lain yang berasal dari hewan penderita/mati karena
anthraks samasekali tidak boleh dikonsumsi atau dimanfaatkan, dan harus
dimusnahkan dengan jalan dibakar atau dikubur.
Pencegahan
dan pengobatan
Pada
daerah tertular atau daerah wabah vaksinasi dilakukan terhadap semua jenis
hewan rentan yang terancam antara lain sapi, kerbau, kambing, domba, kuda dan
babi. Sasaran vaksinasi pada daerah lokasi atau kantong wabah 100% dari seluruh
populasi terancam, sedang pada daerah tertular lainnya minimal 90% dari
populasi terancam.
Pada
daerah terancam I yaitu daerah yang berada dekat atau berbatasan langsung
dengan daerah tertular atau daerah wabah, sasaran vaksinasi adalah 80% populasi
hewan rentan yang terancam.
Pada
daerah terancam II yaitu daerah lain yang berbatasan langsung dengan daerah
terancam I dilakukan vaksinasi 80% populasi hewan besar (kuda, sapi dan
kerbau).
Vaksin
yang sekarang banyak digunakan dalah vaksin spora avirulen dari Stern yang
memiliki keamanan dan efektivitas tinggi. Vaksin tersebut dipersiapkan dari
bakteri antraks yang tidak memiliki selubung. Vaksin teersebut merupakan vaksin
hidup, sehingga pada pemberiannya tidak boleh dikombinasikan dengan pemberian
antibiotika. Di daerah yang biasa terjadi penyakit antraks vaksinasi tahunan perlu diberikan.
Pengobatan
tidak hanya terhadap hewan sakit tetapi juga hewan tersangka atau diduga
menderita anthraks dengan memberikan suntikan antibiotika secara intra muskuler
(IM) selama 4-5 hari berturut-turut dengan peniciline atau oxytetracycline atau
derivatnya. Untuk membunuh kuman yang mencemari lingkungan dilakukan desinfeksi
(pencucian/penghapusan hama) menggunakan desinfektan.
Disarikan dari Berbagai Sumber Referensi