Penyuluh
pertanian adalah suluh atau lampu bercahaya dengan sinar yang teramat terang
benderang, dalam memberdayakan para petani. Agar kegiatan penyuluhan pertanian
dapat berjalan dengan baik dan terkoordinasi, sangat diperlukan adanya
perencanaan.
Rencana yang harus dibuat adalah rencana kegiatan operasional yang
efektif dan harus dilakukan oleh penyuluh dalam satu periode untuk mencapai
tujuan instutusi pertanian di mana dia bekerja. Sebagai contoh bagaimana sang
penyuluh Pertanian membuat RKTP (Rencana Kerja Tahunan Penyuluh), turut
membantu menyusun RDK (Rencana Definitif Kelompok) tani, dan RDKK (Rencana
Definitif Kebutuhan Kelompok) Tani.
Langkah-langkah
pokok perencanaan bagi para penyuluh adalah:
1).
Menentukan masalah, tugas, tujuan dan kebutuhan secara jelas;
2).
Mencari informasi secara lengkap yang berhubungan dengan berbagai kegiatan;
3).
Mengobservasi, meneliti, menganalisis dan mengklasifikasi informasi yang sudah
terkumpul;
4).
Melaksanakan metode perencanaan yang telah dibuat dengan menetapkan pelaksanaan
rencana (memilih rencana yang diajukan/memantapkan perencanaan dan
mempertimbangkan hambatan-hambatan dengan berbagai kegiatan;
5).
Menetapkan planning alternatif;
6).
Memilih dan memeriksa rencana yang diajukan;
7).
Membuat sintesis (metode/alternatif penyelesaian);
8).
Mengatur urutan dan waktu rencana secara terperinci; dan
9).
Mengadakan evaluasi (penilaian).
Hambatan
para penyuluh pertanian dalam membuat perencanaan,
biasanya adalah:
2).
Kurang pengetahuan tentang lingkungan;
3).
Ketidakmampuan melakukan peramalan secara efektif;
4).
Kesulitan perencanaan operasi-operasi yang tidak berulang;
5).
Biaya;
6).
Takut gagal;
7).
Kurang percaya diri dan
8).
Ketidaksediaan untuk menyingkirkan tujuan-tujuan alternatif.
Sedangkan
cara mengatasi hambatan dalam perencanaan, yang perlu
dilakukan penyuluhan pertanian adalah:
1).
Melibatkan rekan penyuluh yang lain, terutama mereka yang terkena pengaruh
dalam proses perencanaan;
2).
Memberikan banyak informasi kepada para penyuluh lainnya tentang rencana dan
kemungkinan akibat-akibatnya sehingga mereka memahami perlunya perubahan,
manfaat yang diharapkan dan apa yang diperlukan untuk pelaksanaan yang efektif;
3).
Mengembangkan suatu pola perencanaan dan penetapan yang efektif, suatu “track
record” yang berhasil mendorong kepercayaan kepada para pembuat rencana serta
menyebabkan rencana baru tersebut diterima dan
4).
Menyadari dampak dari perubahan-perubahan yang diusulkan terhadap para anggota
organisasi penyuluhan pertanian dan memperkecil gangguan yang tidak perlu.
Perencanaan
yang Bermutu dan Efektif
Guna
mewujudkan perencanaan yang baik dan bermutu, maka para penyuluh pertanian
harus:
1).
Mengetahui sifat/ciri/prinsip rencana yang baik, sebagai berikut : a).
Mempermudah tercapainya tujuan, b). Dibuat oleh orang yang memahami tujuan
organisasi, c). Dibuat oleh orang yang mendalami teknik perencanaan, d).
Disertai perincian yang teliti, e). Tidak boleh lepas dari pemikiran
pelaksanaan, f). Bersifat sederhana, g). Luwes, h). Dalam perencanaan terdapat
tempat pengambilan resiko, i). Bersifat praktis/pragmatis, dan j). Merupakan
forcasting.
2).
Memandang proses perencanaan sebagai suatu rangkaian pertanyaan yang harus
dijawab, sbb: a). What (apa) = tujuan (tindakan apa yang perlu dilakukan), b).
When (kapan) = waktu (kapan hal tersebut perlu dilakukan), c).How (bagaimana) =
cara mengerjakannya (bagaimana cara melakukan pekerjaan tersebut), d). Who
(siapa) = tenaga kerja (siapa yang melakukan pekerjaan tersebut), e). Where (di
mana) = tempat (di mana pekerjaan itu harus dilakukan) dan f). Why (mengapa) =
keperluannya (mengapa pekerjaan itu harus dilakukan).
3).
Memandang proses perencanaan sebagai suatu masalah yang harus dipecahkan dengan
mempergunakan teknik-teknik ilmiah (scientific techniques of problem solving),
melalui langkah: a). Mengetahui sifat hakikat masalah yang dihadapi (know the
nature of the problem). b). Mengumpulkan data (collect data), c). Menganalisa
data-data (analisis of the data), d). Menentukan beberapa alternatif
(determination of several alternatives), e). Memilih cara yang terbaik
(selection of the seeminingly best way from among alternatives), f).
Pelaksanaan (execution) dan g). Penilaian hasil (evaluation of results).
Ada
enam ciri perencanaan efektif:
1).
Pertama perencanaan wajib dituangkan secara tertulis. Perencanaan yang tertulis
akan membuat tubuh, hati dan pikiran mengerti apa yang ingin dilakukan.
Bagaimana kita memulainya. Mengingatkan kita apa saja yang akan kita lakukan
dan kita bisa menandai ketika perencanaan yang kita tuliskan sudah selesai
dilakukan. Hal ini akan membuat kita semakin fokus dan yakin bahwa banyak hal
bisa kita kerjakan dengan baik dan berhasil jika kita konsisten dan punya
perencanaan yang jelas dan spesifik.
2).
Kedua tentukan goal atau tujuan yang ingin dicapai. Mengetahui apa yang ingin
dicapai akan mempermudah kita untuk membuatkan urutan atau langkah-langkah
kecil agar kita bisa memulai perencanaan dengan baik dan melakukan pekerjaan
dengan lebih ringan, efektif dan bisa fokus pada tujuan yang ingin dicapai
sehingga yang dilakukan mulai dari perencanaan hingga penyelesaian pekerjaan
bisa berhasil dengan baik.
3).
Ketiga disusun sesuai dengan tugas dan tanggungjawab. Bisa dibuat berdasarkan
Job Description dan bisa dibuat bertahap mulai dari perencanaan tahunan,
triwulan, bulanan, mingguan dan harian; 4). Keempat selalu tentukan prioritas.
Agar bisa membagi waktu dengan baik. Jadi ketika ada pekerjaan tambahan yang
tiba-tiba muncul kita bisa melakukannya lebih efektif dan tidak mengganggu
produktivitas kerja.
5).
Kelima lakukan Review pada list yang sudah kita buat dan pekerjaan yang telah
selesai kita lakukan, analisa apa semua sudah dilakukan dengan benar atau
belum, jika belum perbaiki, jika sudah tingkatkan; 6). Keenam selalu berikan
batas waktu (dateline), bisa ditentukan langsung kurun waktu mengerjakannya misalnya
dalam hitungan jam atau hari. Agar bisa mengukur produktivitas kerja.
Bagi
penyuluh pertanian membuat perencanaan yang efektif dan berhasil perlu
ditambahkan dengan niat, konsisten diri serta jiwa yang ingin belajar dan
tujuan kita untuk menjadikan apa yang kita kerjakan menjadi lebih baik dan
maksimal karena dalam melakukan perencanaan akan membuat kita menjadi orang
yang teratur dan bisa mengarahkan fokus pada apa yang ingin kita kerjakan.
Pentinguntuk
diingat – “Perencanaan adalah awal untuk bertindak, dengan langkah kecil kita
bisa membuat sesuatu menjadi besar. Semoga penyuluh pertanian semakin maju dan
bergairah dalam memberdayakan petani. Perencanaan adalah awal untuk bertindak,
dengan langkah kecil kita bisa membuat sesuatu menjadi besar”. Pertanian maju,
Indonesia berjaya.
Penulis : Azhar, APi, MM (Dosen STPP Bogor).