Oleh
karena itulah perlu adanya sampel darah (venesectio) dari hewan ternak sapi
disekitar wilayah tersebut. “Jadi tidak semua sapi diambil sampel darahnya,
hanya beberapa saja, utamanya sapi betina untuk melihat kemungkinan terjadinya
wabah penyakit seperti brucellosis” ungkap Yusran A. Yahya, penyuluh peternakan
BP4K Kab. Bone diruang kerjanya (Jum’at, 18/09/2015)
Proses
identifikasi beberapa penyakit hewan menular yang sifatnya strategis memerlukan
pemeriksaan di laboratorium seperti Brucellosis dan Anthraks pada ternak sapi.
Lanjut
Yusran, bahwa dalam pengambilan sampel darah tidak bisa mengambil seenaknya
dimana saja kita ingin mengambil darahnya tetapi kita harus mengetahui di
bagian tubuh hewan yang mana yang baik untuk kita ambil sampel darahnya. “pada
intinya dalam memperlakukan hewan ternak itu harus hati-hati dan tidak boleh
sembarangan karena ada kaidahnya “animal welfare” ungkap Penyuluh urusan
programa pertanian BPK Bontocani ini.
Teknik
pengambilan sampel juga menjadi hal yang krusial dalam proses pendeteksian
penyakit hewan menular. Kesalahan dalam pengambilan sampel akan menggangu
proses identifikasi penyakit sehingga
hasil tidak maksimal.
Faktor
yang menentukan dalam penanggulangan dan pengendalian penyakit menular dengan penerapan
program yang terintegrasi antara pencegahan, pengamanan dan pemberantasan
penyakit hewan pbaik di laboratorium maupun di lapangan.
Yusran A. Yahya