DIOLUHTAN. Yang
pertama adalah faktor manusia atau yang memberikan vaksinasi. Untuk vaksinasi
antraks pemberiannya adalah dengan cara penyuntikan sub cutan yaitu dengan cara memasukkan cairan vaksin dalam ruang
antara kulit dan daging.
Penyuluh Peternakan memperlihatkan obat Vaksinasi Anthraks
dan melakukan penyuntikan dengan cara sub-cutan
Yang
kedua adalah faktor dari hewan. Dalam pemberian vaksinasi hendaknya perlu
dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu terhadap hewan yang akan divaksin. Yang
perlu diingat saat melakukan vaksinasi adalah kondisi hewan. Hal ini penting
karena untuk beberapa hewan bunting dilarang divaksin. Salah satunya adalah
vaksinasi antraks. Vaksin ini dilarang diberikan kepada sapi bunting, karena
akan menimbulkan keguguran atau dikenal dengan istilah keluron.
Faktor lainnya adalah obat, tidak boleh ekspired (tanggal/tahun tidak melewati batas kadalwarsa) dan kemasannya rusak.
Pemberian
obat-obatan seperti vitamin juga diperlukan untuk menjaga stamina hewan. Dengan
adanya stamina yang prima, maka kerja vaksin akan menjadi maksimal.
Bagaimanapun juga vaksin hanyalah sebagai sinyal pemicu kekebalan saja, yang
paling berperan penting adalah hewan itu sendiri.
Bila
kondisi hewan sehat maka akan terbentuk respon imun dengan cepat dan baik.
Sebaliknya bila kondisi hewan dalam keadaan sakit atau bunting perlu diberikan
rambu dalam pemberian terapi, khususnya Vaksinasi Antraks Pada Ternak Sapi.
Bila
ada kekurangan/tambahan, silakan di tuliskan di kolom komentar
Yusran A. Yahya, dari berbagai sumber