Sejumlah vitamin dan nutrisi dalam makanan
tergantung pada penyerbuk hewan dan serangga
DIOLUHTAN-suluhtani. Jika semua burung, kutu, lebah, dan makhluk
lain yang menyerbuki tanaman pangan kita menghilang dari planet ini, manusia
bisa menghadapi peningkatan tajam dalam kekurangan gizi, penyakit, dan kematian
di banyak bagian dunia, para ilmuwan memperkirakan.
Peneliti yang menganalisis pasokan atas
224 jenis makanan di 156 negara menyebutkan, sejumlah vitamin dan nutrisi dalam
makanan tergantung pada penyerbuk hewan dan serangga, dan manusia akan
menghadapi defisit gizi (nutrisi), jika penyerbuk tidak ada lagi.
Secara global, perubahan pola makan
memaksa kepunahan penyerbuk, yang dapat meningkatkan kematian akibat penyakit
tidak menular dan kekurangan gizi terhadap sekitar 1,4 juta manusia, atau 2,7
persen kematian, para peneliti memperkirakan. “Hal ini mengejutkan betapa pentingnya
penyerbuk hewan untuk kesehatan manusia secara global,” kata peneliti senior,
Samuel Myers, seorang peneliti kesehatan lingkungan di Harvard University,
seperti dilansir Free
Malaysia Today, Jumat (14/8/2015).
Para ilmuwan tidak dapat memprediksi
dengan pasti kapan penyerbuk mengalami kepunahan sama sekali, tetapi Myers dan
rekan-rekan penelitinya mencatat dalam satu makalah yang dipublikasikan di The
Lancet bahwa ada bukti menurunnya populasi jenis penyerbuk tertentu di banyak
bagian dunia.
Sejak tahun 2006, Amerika Serikat yang
mengembangbiakan lebah madu, mengalami penurunan 30 persen dalam beberapa
tahun, dan 15 persen per tahun mati di Eropa, kata para peneliti. Lebih dari 30
tahun, penurunan yang signifikan dalam populasi atas penyerbuk liar telah
didokumentasikan di seluruh Amerika Utara, Asia dan Eropa, dengan beberapa
spesies akan punah.
Penyebab penurunan ini masih belum jelas
dipahami, tetapi ada konsensus yang berkembang dalam komunitas ilmiah bahwa
penurunan populasi serangga penyerbuk dapat terjadi karena gangguan hama,
penyakit, meningkatnya penggunaan pestisida, dan hilangnya habitat, kata tim
peneliti.
Setidaknya beberapa perubahan ini dapat
diperlambat atau dihentikan oleh perubahan aktivitas manusia, seperti
pengurangan penggunaan pestisida, kata Myers kepada Reuters Health.
Selama penyerbukan, serbuk sari dari
benang sari, atau bagian “laki-laki” dari bunga, bergerak ke stigma (bagian
“perempuan”), kemudian terjadi penyerbukan dan menghasilkan buah-buahan dan
biji-bijian. Beberapa tanaman dapat mereproduksi dengan menggunakan tiupan
angin atas serbuk sari, tetapi sementara yang lain memerlukan serangga dan
hewan untuk mengangkut serbuk sari.
Serangga seperti lebah, tawon, ngengat,
kupu-kupu, dan kumbang, adalah penyerbuk yang paling umum. Namun spesies lain
seperti burung dan mamalia juga mengangkut serbuk sari. Beberapa penyerbuk
non-serangga termasuk Kolibri, kelelawar buah, rubah terbang, possum, lemur,
dan tokek.
Dengan asumsi semua penyerbuk ini
menghilang, maka 71 juta orang di negara-negara berpenghasilan rendah akan
mengalami kekurangan vitamin A, dan sejumlah 2,2 miliar orang juga akan
mengalami penurunan nutrisi dari jumlah yang disarankan, para peneliti
memperkirakan. Vitamin A penting untuk sistem penglihatan yang baik, sistem
kekebalan tubuh yang sehat, dan pertumbuhan sel.
Di bawah skenario terburuk yang sama, akan
muncul 173 juta orang mengalami kekurangan folat, menambahkan 1,2 miliar orang
yang sudah mengalami kekurangan folat. Folat adalah jenis vitamin B yang dibutuhkan
untuk pertumbuhan sel, metabolisme, dan membantu mencegah risiko kelahiran
cacat (pada bayi).
Kepunahan total penyerbuk juga bisa
mengurangi pasokan buah sebesar 23 persen secara global, sayuran sebesar 16
persen, dan kacang-kacangan dan biji-bijian sebesar 22 persen, kata para
peneliti menghitung.
Bagi negara-negara dan penduduk kaya akan
kurang begitu berdampak atas kekurangan makanan, karena mereka mampu membayar
setiap kenaikan harga yang mungkin menyertai komoditas yang semakin langka,
kata para peneliti memprediksi. Tetapi masyarakat miskin, secara proporsional
akan mengalami kekurangan nutrisi. Penelitian ini didanai oleh Bill and Melinda Gates Foundation dan Winslow
Foundation.
Sumber : www.hidayatullah.com