PELUANG BISNIS
Peluang
bisnis durian sangat bagus. Bahkan Indonesia memiliki varietas yang beragam dan
berbuah sepanjang tahun. Dengan penanganan yang profesional dan dibantu oleh
kemudahan-kemudahan dari pemerintah durian Indonesia mampu menguasai pasar
dunia. Durian lokal memiliki keunggulan rasa yang khas. Meskipun banyak masuk
durian import seperti dari thailand, durian lokal tetap memiliki penggemar
tersendiri. Dengan pemilihan bibit yang unggul serta tehnik pemeliharaan yang
baik menjadikan durian lokal mampu bersaing dengan durian mancanegara lainnya,
sehingga sudah sepatutnya budidaya durian ini dijadikan peluang bisnis yang
berprospek bagus.
Tanaman
durian termasuk famili Bombaceae sebangsa pohon kapuk-kapukan. Yang lazim
disebut durian adalah tumbuhan dari marga (genus) Durio, Nesia, Lahia, Boschia
dan oelostegia. Ada puluhan durian yang diakui keunggulannya oleh Menteri
Pertanian dan disebarluaskan kepada masyarakat untuk dikembangkan. Macam
varietas durian tersebut adalah: durian sukun (Jawa Tengah), petruk (Jawa
Tengah), sitokong (Betawi), simas (Bogor), sunan (Jepara), otong (Thailand),
kani (Thailand), sidodol (Kalimantan Selatan), Duriang (Makassar), Ottong (Bontocani) dan sihijau
(Kalimantan Selatan).
SYARAT TUMBUH
Iklim
Curah
hujan untuk tanaman durian maksimum 3000-3500 mm/tahun dan minimal 1500-3000
mm/tahun. Curah hujan merata sepanjang tahun, dengan kemarau 1-2 bulan sebelum
berbunga lebih baik daripada hujan terus menerus.
Intensitas
cahaya matahari yang dibutuhkan durian adalah 60-80%. Sewaktu masih kecil (baru
ditanam di kebun), tanaman durian tidak tahan terik sinar matahari di musim
kemarau, sehingga bibit harus dilindungi/dinaungi.
Tanaman
durian cocok pada suhu rata-rata 20-30 derajat C. Pada suhu 15 C durian dapat
tumbuh tetapi pertumbuhan tidak optimal. Bila suhu mencapai 35 derajat C daun
akan terbakar.
Media
Tanam
1.
Tanaman durian menghendaki tanah yang subur (tanah yang kaya bahan organik).
Partikel penyusunan tanah seimbang antara pasir liat dan debu sehingga mudah
membentuk remah.
2.
Tanah yang cocok untuk durian adalah jenis tanah grumosol dan ondosol. Tanah
yang memiliki ciri-ciri warna hitam keabu-abuan kelam, struktur tanah lapisan
atas bebutir-butir, sedangkan bagian bawah bergumpal, dan kemampuan mengikat
air tinggi.
3.
Derajat keasaman tanah yang dikehendaki tanaman durian adalah (pH) 5-7, dengan
pH optimum 6-6,5.
4.
Tanaman durian termasuk tanaman tahunan dengan perakaran dalam, maka
membutuhkan kandungan air tanah dengan kedalam cukup, (50-150 cm) dan (150-200
cm). Jika kedalaman air tanah terlalu dangkal/ dalam, rasa buah tidak
manis/tanaman akan kekeringan/akarnya busuk akibat selalu tergenang.
Ketinggian
Tempat
Untuk
budidaya durian, dalam pemilihan lokasi budidaya ketinggian tempat untuk
bertanam durian tidak boleh lebih dari 800 m dpl. Tetapi ada juga tanaman
durian yang cocok ditanam diberbagai ketinggian. Tanah yang berbukit/yang
kemiringannya kurang dari 15 kurang praktis daripada lahan yang datar rata.
PEDOMAN BUDIDAYA
I.
Pembibitan
A.
Persyaratan Benih
Biji
untuk bibit dipilih dari biji yang memenuhi persyaratan:
·
Asli dari induknya.
·
Segar dan sudah tua.
·
Tidak kisut.
·
Tidak terserang hama dan penyakit.
B.
Penyiapan Benih dan Bibit
Budidaya
durian perbanyakan tanaman durian dapat dilakukan melalui cara generatif
(dengan biji) atau vegetatif (okulasi, penyusuan atau cangkokan).
a.
Pengadaan benih dengan cara generatif
Memilih
biji-biji yang tulen/murni dilakukan dengan mencuci biji-biji dahulu agar
daging buah yang menempel terlepas. Biji yang dipilih dikeringkan pada tempat
terbuka, tidak terkena sinar matahari langsung. Penyimpanan diusahakan agar
tidak berkecambah/rusak dan merosot daya tumbuhnya. Proses pemasakan biji
dilakukan dengan baik (dengan cara diistirahatkan beberapa saat), dalam kurun
waktu 2-3 minggu sesudah diambil dari buahnya. Setelah itu biji ditanam.
b.
Pengadaan bibit dengan cara okulasi
Persyaratan
biji durian yang akan diokulasi berasal dari biji yang sehat dan tua, dari
tanaman induk yang sehat dan subur, sistem perakaran bagus dan produktif. Biji
yang ditumbuhkan, dipilih yang pertumbuhannya sempurna.
Setelah
umur 8-10 bulan, dapat diokulasi, dengan cara:
1)
Kulit batang bawah disayat, tepat di atas matanya (± 1 cm). Dipilih mata tunas
yang berjarak 20 cm dari permukaan tanah.
2)
Sayatan dibuat melintang, kulit dikupas ke bawah sepanjang 2-3 cm sehingga
mirip lidah.
3)
Kulit yang mirip lidah dipotong menjadi 2/3-nya.
4)
Sisipan “mata” yang diambil dari pohon induk untuk batang atas (disayat
dibentuk perisai) diantara kulit. Setelah selesai dilakukan okulasi, 2 minggu
kemudian di periksa apakah perisai mata tunas berwarna hijau atau tidak. Bila
berwarna hijau, berarti okulasi berhasil, jika coklat, berarti okulasi gagal.
c.
Penyusuan
1)
Model tusuk/susuk
·
Tanaman calon batang atas dibelah setengah bagian menuju kearah pucuk. Panjang
belahan antara 1-1,5 cm diukur dari pucuk. Tanaman calon batang bawah sebaiknya
memiliki diameter sama dengan batang atasnya. Tajuk calon batang bawah dipotong
dan dibuang, kemudian disayat sampai runcing. Bagian yang runcing disisipkan
kebelahan calon batang atas yang telah dipersiapkan. Supaya calon batang bawah
tidak mudah lepas, sambungannya harus diikat kuat-kuat dengan tali rafia.
·
Selama masa penyusuan batang yang disatukan tidak boleh bergeser. Sehingga,
tanaman batang bawah harus disangga atau diikat pada tanaman induk (batang
tanaman yang besar) supaya tidak goyah setelah dilakukan penyambungan. Susuan
tersebut harus disiram agar tetap hidup. Biasanya, setelah 3-6 bulan tanaman
tersebut bisa dipisahkan dari tanaman induknya, tergantung dari usia batang
tanaman yang disusukan. Tanaman muda yang kayunya belum keras sudah bisa
dipisahkan setelah 3 bulan. Penyambungan model tusuk atau susuk ini dapat lebih
berhasil kalau diterapkan pada batang tanaman yang masih muda atau belum
berkayu keras.
2)
Model sayatan
·
Pilih calon batang bawah (bibit) dan calon batang atas dari pohon induk yang
sudah berbuah dan besarnya sama.
·
Kedua batang tersebut disayat sedikit sampai bagian kayunya. Sayatan pada kedua
batang tersebut diupayakan agar bentuk dan besarnya sama.
·
Setelah kedua batang tersebut disayat, kemudian kedua batang itu ditempel tepat
pada sayatannya dan diikat sehingga keduanya akan tumbuh bersama-sama.
·
Setelah 2-3 minggu, sambungan tadi dapat dilihat hasilnya kalau batang atas dan
batang bawah ternyata bisa tumbuh bersama-sama berarti penyusuan tersebut
berhasil.
·
Kalau sambungan berhasil, pucuk batang bawah dipotong/dibuang, pucuk batang
atas dibiarkan tumbuh subur. Kalau pertumbuhan pucuk batang atas sudah
sempurna, pangkal batang atas juga dipotong.
·
Maka akan terjadi bibit durian yang batang bawahnya adalah tanaman biji,
sedangkan batang atas dari ranting/cabang pohon durian dewasa.
d.
Cangkokan
Batang
durian yang dicangkok harus dipilih dari cabang tanaman yang sehat, subur,
cukup usia, pernah berbuah, memiliki susunan percabangan yang rimbun, besar
cabang tidak lebih besar daripada ibu jari (diameter=2-2,5 cm), kulit masih
hijau kecoklatan. Waktu mencangkok adalah awal musim hujan sehingga terhindar
dari kekeringan, atau pada musim kering, tetapi harus disiram secara rutin (2
kali sehari), pagi dan sore hari.
Adapun
tata cara mencangkok adalah sebagai berikut:
1)
Pilih cabang durian sebesar ibu jari dan yang warna kulitnya masih hijau
kecoklatan.
2)
Sayap kulit cabang tersebut mengelilingi cabang sehingga kulitnya terlepas.
3)
Bersihkan lendir dengan cara dikerok kemudian biarkan kering angin sampai dua
hari.
4)
Bagian bekas sayatan dibungkus dengan media cangkok (tanah, serabut gambut,
mos). Jika menggunakan tanah tambahkan pupuk kandang/kompos perbandingan 1:1.
Media cangkok dibungkus dengan plastik/sabut kelapa/bahan lain, kedua ujungnya
diikat agar media tidak jatuh.
5)
Sekitar 2-5 bulan, akar cangkokan akan keluar menembus pembungkus cangkokan.
Jika akar sudah cukup banyak, cangkokan bisa dipotong dan ditanam di keranjang
persemaian berisi media tanah yang subur.
C.
Teknik Penyemaian dan Pemeliharaan
Usaha
budidaya durian, bibit durian sebaiknya tidak ditanam langsung di lapangan,
tetapi disemaikan terlebih dahulu ditempat persemaian. Biji durian yang sudah
dibersihkan dari daging buah dikering-anginkan sampai kering tidak ada air yang
menempel. Biji dikecambahkan dahulu sebelum ditanam di persemaian atau langsung
ditanam di polibag. Caranya biji dideder di plastik/anyaman bambu/kotak, dengan
media tanah dan pasir perbandingan 1:1 yang diaduk merata. Ketebalan lapisan
tanah sekitar 2 kali besar biji (6-8 cm), kemudian media tanam tadi disiram
tetapi (tidak boleh terlalu basah), suhu media diupayakan cukup lembab (20-23
derajat C). Biji ditanam dengan posisi miring tertelungkup (bagian calon akar
tunggang menempel ke tanah), dan sebagian masih kelihatan di atas permukaan
tanah (3/4 bagian masih harus kelihatan). Jarak antara biji satu dengan lainnya
adalah 2 cm membujur dan 4-5 cm melintang. Setelah biji dibenamkan, kemudian
disemprot dengan larutan fungisida, kemudian kotak sebelah atas ditutup plastik
supaya kelembabannya stabil. Setelah 2-3 minggu biji akan mengeluarkan akar
dengan tudung akar langsung masuk ke dalam media yang panjangnya ± 3-5 cm. Saat
itu tutup plastik sudah bisa dibuka. Selanjutnya, biji-biji yang sudah besar
siap dibesarkan di persemaian pembesar atau polibag.
D.
Pemindahan Bibit
Bibit
yang akan ditanam di lapangan dalam budidaya durian sebaiknya sudah tumbuh
setinggi 75-150 cm atau berumur 7 – 9 bulan setelah diokulasi, kondisinya sehat
dan pertumbuhannya bagus. Hal ini tercermin dari pertumbuhan batang yang kokoh,
perakarannya banyak dan kuat, juga adanya helaian daun dekat pucuk tanaman yang
telah menebal dan warnanya hijau tua.
II.
Pengolahan Media Tanam
1.
Persiapan
Penanaman
durian, perlu perencanaan yang cermat. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah
pengukuran pH tanah, analisis tanah, penetapan waktu/jadwal tanam, pengairan,
penetapan luas areal penanaman, pengaturan volume produksi.
2.
Pembukaan Lahan
Pembersihan
dan pengolahan lahan dilakukan beberapa minggu sebelum penanaman bibit
berlangsung. Batu-batu besar, alang-alang, pokok-pokok batang pohon sisa
penebangan disingkirkan. Perlu dibersihkan dari tanaman liar yang akan
menganggu pertumbuhan.
3.
Pembentukan Bedengan
Tanah
untuk bedengan pembesaran harus dicangkul dulu sedalam 30 cm hingga menjadi
gembur, kemudian dicampur dengan pasir dan kompos yang sudah jadi. Untuk ukuran
bedengan lebar 1 m panjang 2 m, diberi 5 kg pasir dan 5 kg pupuk kompos.
Setelah tanah, pasir dan kompos tercampur merata dan dibiarkan selama 1 minggu.
Pada saat itu juga tanah disemprot Vapan/Basamid untuk mencegah serangan
jamur/bakteri pembusuk jamur.
Di
sekeliling bedengan, perlu dibuatkan saluran untuk penampung air. Jika bedengan
sudah siap, biji yang telah tumbuh akarnya tadi segera ditanam dengan jarak
tanam 20 x 30 cm. Penanaman biji durian dilakukan dengan cara dibuatkan lubang
tanam sebesar biji dan kedalamannya sesuai dengan panjang akar masing-masing.
Setelah biji tertanam semua, bagian permukaan bedengan ditaburi pasir yang
dicampur dengan tanah halus (hasil ayakan) setebal 5 cm.
4.
Pengapuran
Dalam
usaha budidaya durian, keadaan tanah yang kurang subur, misalnya tanah podzolik
(merah kuning) dan latosol (merah-coklat-kuning), yang cenderung memiliki pH 5
– 6 dan penyusunannya kurang seimbang antara kandungan pasir, liat dan debu,
dapat diatasi dengan pengapuran. Sebaiknya dilakukan menjelang musim kemarau,
dengan kapur pertanian yang memiliki kadar CaCO3 sampai 90%.
Dua
sampai 4 minggu sebelum pengapuran, sebaiknya tanah dipupuk dulu dan disiram
4-5 kali. Untuk mencegah kekurangan unsur Mg dalam tanah, sebaiknya dua minggu
setelah pengapuran, segera ditambah dolomit.
III.
Teknik Penanaman
1.
Penentuan Pola Tanaman
Jarak
tanam sangat tergantung pada jenis dan kesuburan tanah, kultivar durian, serta
sistem budidaya yang diterapkan. Untuk kultivar durian berumur genjah, jarak
tanam: 10 m x 10 m. Sedangkan kultivar durian berumur sedang dan dalam jarak
tanam 12 m x 12 m.
Intensifikasi
kebun durian, terutama waktu bibit durian masih kecil (berumur kurang dari 6
tahun), dapat diupayakan dengan budidaya tumpangsari. Berbagai budidaya
tumpangsari yang biasa dilakukan yakni dengan tanaman horti (lombok, tomat,
terong dan tanaman pangan: padi gogo, kedelai, kacang tanah dan ubi jalar.
2.
Pembuatan Lubang Tanam
Budidaya
durian , pengolahan tanah terutama dilakukan di lubang yang akan digunakan
untuk menanam bibit durian. Lubang tanam dipersiapkan 1 m x 1 m x 1 m. Saat
menggali lubang, tanah galian dibagi menjadi dua. Sebelah atas dikumpulkan di
kiri lubang, tanah galian sebelah bawah dikumpulkan di kanan lubang. Lubang
tanam dibiarkan kering terangin-angin selama ± 1 minggu, lalu lubang tanam
ditutup kembali.
Tanah
galian bagian atas lebih dahulu dimasukkan setelah dicampur pupuk kompos 35
kg/lubang, diikuti oleh tanah bagian bawah yang telah dicampur 35 kg pupuk
kandang dan 1 kg fospat.
Untuk
menghindari gangguan rayap, semut dan hama lainnya dapat dicampurkan
insektisida butiran seperti Furadan 3 G. Selanjutnya lubang tanam diisi penuh
sampai tampak membukit setinggi 20-30 cm dari permukaan tanah. Tanah tidak
perlu dipadatkan. Penutupan lubang sebaiknya dilakukan 7-15 hari sebelum
penanaman bibit.
3.
Cara Penanaman
Bibit
yang akan ditanam di lapangan sebaiknya tumbuh 75-150 cm, kondisinya sehat,
pertumbuhan bagus, yang tercermin dari batang yang kokoh dan perakaran yang
banyak serta kuat.
Lubang
tanam yang tertutup tanah digali kembali dengan ukuran yang lebih kecil,
sebesar gumpalan tanah yang membungkus akar bibit durian. Setelah lubang
tersedia, dilakukan penanaman dengan cara sebagai berikut :
a)
Polybag/pembungkus bibit dilepas (sisinya digunting/diiris hati-hati)
b)
Bibit dimasukkan ke dalam lubang tanam sampai batas leher
c)
Lubang ditutup dengan tanah galian. Pada sisi tanaman diberi air agar pertumbuhan
tanaman tegak ke atas sesuai arah air.
d)
Pangkal bibit ditutup rumput/jerami kering sebagai mulsa, lalu disiram air.
e)
Di atas bibit dapat dibangun naungan dari rumbia atau bahan lain. Naungan ini
sebagai pelindung agar tanaman tidak layu atau kering tersengat sinar matahari
secara langsung.
IV.
Pemeliharaan Tanaman
1.
Penjarangan dan Penyulaman
Penjarangan
buah bertujuan untuk mencegah kematian durian agar tidak menghabiskan energinya
untuk proses pembuahan. Penjarangan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup,
rasa buah, ukuran buah dan frekuensi pembuahan setiap tahunnya.
Penjarangan
dilakukan bersamaan dengan proses pengguguran bunga, begitu gugur bunga
selesai, besoknya harus dilakukan penjarangan (tidak boleh ditunda-tunda).
Penjarangan
dapat dilakukan dengan menyemprotkan hormon tertentu (Auxin A), pada saat bunga
atau bakal buah baru berumur sebulan. Pada saat itu sebagian bunga sudah
terbuka dan sudah dibuahi. Ketika hormon disemprotkan, bunga yang telah dibuahi
akan tetap meneruskan pembuahannya sedangkan bunga yang belum sempat dibuahi
akan mati dengan sendirinya. Jumlah buah durian yang dijarangkan ± 50-60% dari
seluruh buah yang ada.
2.
Penyiangan
Untuk
menghindari persaingan antara tanaman dan rumput disekeliling selama
pertumbuhan dalam budidaya durian , perlu dilakukan penyiangan (± diameter 1 m
dari pohon durian).
3.
Pemangkasan/Perempelan
a.
Akar durian
Pemotongan
akar akan menghambat pertumbuhan vegetatif tanaman sampai 40% selama ± 1 musim.
Selama itu pula tanaman tidak dipangkas. Pemangkasan akar selain membuat
tanaman menjadi cepat berbuah juga meningkatkan kualitas buah, menarik, buah
lebih keras dan lebih tahan lama. Waktu pemotongan akar paling baik pada saat
tanaman mulai berbunga, paling lambat 2 minggu setelah berbunga. Jika dilakukan
melewati batas, hasil panen berkurang dan pertumbuhan terhambat. Cara
pemotongan: kedua sisi barisan tanaman durian diiris sedalam 60-90 cm dan
sejauh 1,5-2 meter dari pangkal batang.
b.
Peremajaan
Tanaman
yang sudah tua dan kurang produktif perlu diremajakan. Tanaman durian tidak
harus dibongkar sampai ke akar-akarnya,tetapi cukup dilakukan pemangkasan. Luka
pangkasan dibuat miring supaya air hujan tidak tertahan.Untuk mencegah
terjadinya infeksi batang, bekas luka tersebut dapat diolesi meni atau
ditempeli lilin parafin. Setelah 2-3 minggu dilakukan pemangkasan (di musim
hujan) maka pada batang tersebut akan tumbuh tunas-tunas baru. Setelah tunas
baru mencapai 2 bulan, tunas tersebut dapat diokulasi. Cara okulasi cabang sama
dengan cara okulasi tanaman muda (bibit). Tinggi okulasi dari tanah ± 1 – 1,5 m
atau 2 – 2,5 m tergantung pada pemotongan batang pokok. Pemotongan batang pokok
tidak boleh terlalu dekat dengan tanah.
c.
Pembentukan tanaman yang terlanjur tua
Dahan-dahan
yang akan dibentuk tidak usah dililiti kawat, tetapi cukup dibanduli atau
ditarik dan dipaksa ke bawah agar pertumbuhan tanaman tidak mengarah ke atas.
Cabang yang akan dibentuk dibalut dengan kalep agar dahan tersebut tidak
terluka. Balutan kalep tadi diberi tali, kemudian ditarik dan diikat dengan
pasak. Dengan demikian, dahan yang tadinya tumbuh tegak ke atas akan tumbuh ke
bawah mengarah horizontal.
d.
Pemupukan
Sebelum
melakukan pemupukan kita harus melihat keadaan tanah, kebutuhan tanaman akan
pupuk dan unsur hara yang terkandung dalam tanah.
Cara
memupuk
1)
Pada tahap awal buatlah selokan melingkari tanaman. Garis tengah selokan
disesuaikan dengan lebarnya tajuk pohon. Kedalaman selokan dibuat 20-30 cm.
Tanah cangkulan disisihkan di pinggirnya. Sesudah pupuk disebarkan secara
merata ke dalam selokan, tanah tadi dikembalikan untuk menutup selokan. Setelah
itu tanah diratakan kembali, bila tanah dalam keadaan kering segera lakukan
penyiraman.
2)
Jenis dan dosis pemupukan
Jenis
pupuk yang digunakan untuk memupuk durian adalah pupuk kandang,kompos, pupuk
hijau serta pupuk buatan. Pemupukan yang tepat dapat membuat tanaman tumbuh
subur. Setelah tiga bulan ditanam, durian membutuhkan pemupukan susulan NPK
(15:15:15) 200gr perpohon. Selanjutnya, pemupukan susulan dengan NPK itu
dilakukan rutin setiap empat bulan sekali sampai tanaman berumur tiga tahun.
Setahun
sekali tanaman dipupuk dengan pupuk organik kompos/pupuk kandang 60-100 kg per
pohon pada musim kemarau. Pemupukan dilakukan dengan cara menggali lubang
mengelilingi batang bawah di bawah mahkota tajuk paling luar dari tanaman.
Tanaman
durian yang telah berumur ≥ 3 tahun biasanya mulai membentuk batang dan tajuk.
Setelah itu, setiap tahun durian membutuhkan tambahan 20-25% pupuk NPK dari
dosis sebelumnya.
Apabila
pada tahun ke-3, durian diberi pupuk 500 gram NPK per pohon maka pada tahun
ke-4 dosisnya menjadi 600-625 gram NPK per pohon. Kebutuhan pupuk kandang juga
meningkat, berkisar antara 120-200 kg/pohon menjelang berbunga durian
membutuhkan NPK 10:30:10. Pupuk ini ditebarkan pada saat tanaman selesai membentuk
tunas baru (menjelang tanaman akan berbunga).
e.
Pengairan dan Penyiraman
Durian
membutuhkan banyak air pada pertumbuhannya, tapi tanah tidak boleh tergenang
terlalu lama atau sampai terlalu basah. Bibit durian yang baru ditanam
membutuhkan penyiraman satu kali sehari, terutama kalau bibit ditanam pada
musim kemarau. Setelah tanaman berumur satu bulan, air tanaman dapat dikurangi
sekitar tiga kali seminggu.
Durian
yang dikebunkan dengan skala luas mutlak membutuhkan tersedianya sumber air
yang cukup. Dalam pengairan perlu dibuatkan saluran air drainase untuk
menghindari air menggenangi bedengan tanaman.
f.
Waktu Penyemprotan Pestisida
Untuk
mendapatkan pertumbuhan bibit tanaman yang baik, setiap 2 minggu sekali bibit
disemprot zat pengatur tumbuh Atonik dengan dosis 1 cc/liter air dan ditambah
dengan Metalik dengan dosis 0,5 cc/liter air. Hal ini dilakukan untuk
merangsang pertumbuhan tanaman agar lebih sempurna.
Jenis
insektisida yang digunakan adalah Basudin yang disemprot sesuai aturan yang
ditetapkan dan berguna untuk pencegahan serangga.
Untuk
cendawan cukup melaburi batang dengan fungisida (contohnya Dithane atau
Antracol) agar sehat. Lebih baik bila pada saat melakukan penanaman, batang
durian dilaburi oleh fungisida tersebut.
g.
Pemeliharan Lain
Pemberian
zat pengatur tumbuh (ZPT) berfungsi mempengaruhi jaringan-jaringan pada
berbagai organ tanaman. Zat ini sama sekali tidak memberikan unsur tambahan
hara pada tanaman. ZPT dapat membuat tanaman menjadi lemah sehingga
penggunannya harus disesuaikan dengan petunjuk pemakaian yang tertera pada
label yang ada dalam kemasan, sebab pemakaian ZPT ini hanya dicampurkan saja.
Dari
Berbagai Sumber