Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi Menteri Pertanian
(Mentan) Andi Amran Sulaiman dalam kunjungannya ke Nusa Tenggara Barat (NTB).
Jokowi mendapat keluhan dari kalangan petani terhadap rendahnya harga jagung
dan tidak adanya Harga Pembelian Pemerintah (HPP) terhadap jagung. “Anda tahu kenapa saya berada di sini,
karena saya mendapat laporan bahwa harga jagung turun. Pasti itu kan yang mau
ditanyakan,” ujar Jokowi di hadapan ratusan petani jagung di Desa Kampasi
Meci, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB), Sabtu (11/4/2015).
Saat itu juga, Jokowi langsung memutuskan harga HPP untuk
jagung basah pipilan atau baru panen Rp 2.000 per kilogram dan jagung pipilan
kering Rp 2.700 per kilogram. Presiden memperoleh informasi dari petani bahwa
harga jagung pipilan basah yang baru dipanen Rp1.800/kg dan pipilan kering
Rp2.400/kg. “Tapi ingat, HPP ini bukan
berarti harus segitu, bisa
jadi lebih tinggi Rp 50 atau bisa lebih rendah Rp 50 per kilonya. Karena sudah
diputuskan, nantinagihnya jangan
ke saya lagi, tapi ke Pak Menteri Pertanian ya,” kata Jokowi.
Pada kesempatan sama, Mentan Amran menegaskan akan segera
melaksanakan arahan Presiden setibanya di Jakarta. Amran mengaku sudah
berkoordinasi dengan Bulog, DPR, dan DPD terkait harga jagung di Dompu. “Mulai saat ini para petani jagung sudah
tidak perlu khawatir lagi, karena solusinya sudah diputuskan hanya dalam waktu
lima menit oleh Presiden langsung di lapangan. Tidak perlu menunggu lama-lama,
ini yang tercepat sepanjang sejarah,” ujar Amran.
Selain terkait HPP jagung, Amran juga mengatakan bahwa
pemerintah pusat akan membantu pertanian NTB pada umumnya, dan Dompu khususnya,
baik itu bantuan irigrasi, benih, pupuk, dan alat mesin pertanian (alsintan). “Khusus untuk jagung, kita akan beri bantuan
jagung seluas Satu juta hektar seluruhnya, ini adalah yang terbesar sepanjang
sejarah. Khusus untuk Dompu, bantuan yang diberikan seluas 20 ribu hektar,”
papar Amran.
Penjarakan
Selain masalah harga jagung, petani juga mengeluhkan harga
pupuk yang dinilai terlalu mahal. Mentan sendiri mengaku kaget dengan kenaikan
harga pupuk di Dompu yang mencapai 60 persen. “Saya kaget di sini harga pupuk bisa begitu mahal, kenaikannya hingga
60 persen, ini pasti ada ulah oknum yang jahat, petani bisa sengsara jika ini
dibiarkan,” ucap Amran.
Karenanya, Amran langsung melakukan koordinasi dengan
Kepolisian, TNI, dan Pupuk Indonesia agar segera menindak tegas oknum
distributor nakal tersebut. “Tak perlu
diingatkan, langsung diputus saja, bila perlu dipenjarakan. Tidak usah menunggu
bukti otentik. Ada keluhan dari petani, langsung tindak tegas mereka yang
nakal. Karena ulah mereka ini para petani yang sengsara, dan ujung-ujungnya
semua rakyat ikut sengsara,” kata Amran.
Sumber : http://bisniskeuangan.kompas.com (13/04/2015),
image : http://www.tribunnews.com (13/04/2015)