DIOLUHTAN. Desa
Bana selain terkenal dengan penghasil buah-buahannya seperti langsat, pisang
dan rambutan juga merupakan salah satu penghasil gula merah dan madu yang
lumayan berkembang dan hasil tani tersebut mampu menopang perekonomian
masyarakat selain tanaman andalan perkebunan lainnya seperti buah kakao dan
kopi.
Mengingat struktur tanahnya yang sangat mendukung untuk
ditanami buah-buahan jenis durian. Gabungan Kelompok Tani
(Gapoktan) Taro Ada, Desa Bana, Kec. Bontocani terus berupaya untuk
mengembangkan desanya sebagai sentra buah-buahan di Kab. Bone dimana sudah ada
beberapa demplot yang sudah dilaksanakan dan cukup berhasil, oleh karena
itu sekarang di Bana telah mengadakan secara swadaya bibit durian jenis montong
(durian ottong).
Marzuki
(46), ketua gapoktan menuturkan bahwa pengadaan bibit durian ini dilakukan
secara swadaya. Bibit ini dibeli seharga 25 ribu per bibit yang didatangkan
langsung dari Kab. Bulukumba. “Petani nanti membayar setelah bibit tersebut
tiba di desa kami melalui gapoktan” ujarnya.
Penyuluh
Pertanian Desa Bana menjelaskan secara gamblang bahwa desa ini memang dari dulu
terkenal akan potensi horti seperti buah langsat, pisang dan rambutan.
Keinginan para petani untuk mengembangkan durian ini karena sudah melihat
keberhasilan dari tempat-tempat yang mereka datangi, kemudian informasi dari
penyuluh dan pedagang-pedagang lainnya. Dimana mereka saling membagi ilmu dan
pengalaman mulai dari sistem budidaya sampai pada proses pemasaran hasil. “Di
dusun Oro, sudah ada ratusan pohon durian yang dikembangkan dan pertumbuhannya
bagus. Pemiliknya juga mengembangkan buah manggis yang berkisar puluhan dan
tumbuh dengan baik” sebutnya. Beliau berharap agar desa ini menjadi sentra
buah-buahan dan nantinya dibuatkan terminal buah di sekitaran poros palattae
masuk bontocani. “Butuh perhatian serius dari pemerintah karena ini menyangkut
kehidupan masyarakat terpencil dan bisa mengangkat nama Kabupaten Bone sebagai
daerah hortikultura” pungkasnya dengan serius. Apalagi hal ini ditumbuhkan
sendiri oleh petani secara swadaya tanpa
menunggu bantuan dana dari pemerintah. (yoush)