DIOLUHTAN.suluhtani. Salah satu permasalahan yang
menghambat produksi kedelai di Indonesia adalah berkurangnya ketersediaan air.
Kekurangan Air merupakan salah satu faktor penting yang dominan menyebabkan
rendahnya produksi kedelai di Indonesia (Tangkuman 1974). Jika ketersediaan
jumlah air berkurang akan mengakibatkan tanaman mengalami titik kritis sehingga
dapat mempengaruhi produksi tanaman tersebut. Pemberian air sangat berkaitan
dengan tingkat ketersediaan air dalam tanah. Air yang tersedia dalam tanah juga
akan berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman.
(dok : W. Darmawan)
Tanaman kedelai pada umumnya
berbentuk semak dan tumbuh tegak. Kedelai dibudidayakan di Indonesia mulai abad
ke-17 sebagai tanaman pangan dan pupuk hijau. Kedelai yang tersebar di
Indonesia berasal dari daerah Manshukuo kemudian menyebar ke daerah Mansyuria
Jepang (Asia Timur) dan ke negara-negara lain di Amerika dan Afrika (Wawan
2006). Kedelai pada awalnya dikenal dengan beberapa nama botani seperti Glycine
soja dan Soja max. Memasuki tahun 1948 disepakati bahwa nama botani yang dapat
diterima dalam istilah ilmiah adalah Glycine max (L.) Merril (Wawan 2006)
Ukur Kadar Air Kedelai
Penentuan untuk mencapai sesuatu
panen atau hasil akan panen yang maksimal akan ditentukan oleh pengetahuan dan
penanganan masyarakat tentang proses dari bercocok tanam sampai dengan waktu
pada Pasca Panen kedelai itu sendiri yang mana meliputi beberapa tahap yaitu:
- Proses pada waktu panen.
- Pengangkutan.
- Pengeringan.
- Pengelupasan kedelai dari kulit ( Brangkasa ).
- Perontokan.
- Pengeringan biji kedelai.
- Menyimpan.
- Pengemasan.
Tanaman kedelai adalah salah satu
sumber bahan protein nabati yang dapat kita manfaatkan untuk pembuatan tempe,
tahu, kecap, tauco yag banyak dikenal oleh masyarakat di Indonesia selain
daripada untuk makanan ternak.
Proses kedelai dengan perkembangan
kebutuhan juga sebagai makanan ternak yang tersebut berbentuk tepung kedelai,
bungkil dan ampas tahu. Hasil maksimal sangat kita harapkan yang mana apabila
para petani atau orang yang bercocok tanam harus mempunyai takaran untuk
menentukan tahap demi tahap sebagai acuan untuk bahan dasar pengolahan yang
baik dan berkualitas.
Ada dua cara dalam menuai hasil
panen kedelai yaitu :
- Mencabut : Petani melakukan proses pencabutan melihat kondisi tekstur tanahnya yang pada umumnya ringan dan berpasir.
- Memotong : Dengan menggunakan alat tajam seperti sabit yang membantu untuk proses panen lebih cepat. Cara ini juga bisa meningkatkan kesuburan tanah karena akar dengan bintil – bintil menyimpan banyak senyawa nitrat tidak ikut tercabut.
Sekedar Tips :
- Pemanenan kedelai sebaiknya dilakukan pada pagi hari supaya keadaan polong tidak pecah-pecah.
- Pemungutan hasil kedelai dilakukan pada saat tidak pada musim hujan, agar hasilnya segera dapat dijemur.
Ukur kadar Air Kedelai dengan Moisture
Meter Tester adalah langkah yang paling tepat dan cepat apalagi diera lebih
maju banyak sekali perusahaan, pelaku usaha atau kelompok petani menggunakan
Alat ukur kadar Air (Moisture Meter) dengan viture digital yang sangat portable
serta mudah digunakan. Mengapa kita harus mengetahui kadar air selain Deskripsi
varietas kedelai dan kenampakan secara fisik ?
Mengukur kadar air kedelai ataupun
tanaman bijian lainnya adalah amat penting karena apabila kita menuai hasil
panen terlalu awal hasilnya tidak baik karena persentase biji kedelai yang
mudanya tinggi akan mengakibatkan kualitas pada biji serta daya apabila
nantinya biji itu disimpan sangat rendah juga cepat busuk atau menjamur.
Sedangkan keunggulan dari metode
tidak langsung dengan mengunakan moisture tester yakni hasil dapat diperoleh
secara cepat setelah benih dilakukan pengujian. Pengukuran kadar air hanya
dilakukan satu tahap saja, tidak perlu mengulang seperti pada pengukuran secara
langsung dengan oven. Sedangkan kelemahannnya adalah hasil pengukuran kadar air
jenis benih tertentu hasilnya tidak sama (tidak seragam), dan moisture tester
tidak bisa digunakan untuk digunakan dalam pengukuran kadar air untuk semua
jenis benih. Selain itu pada moisture tester perlu dilakukan kalibrasi setiap
kali pengukuran, setiap benih harus dilakukan kalibrasi yang berbeda karena
mempunyai kode tertentu yang berbeda. Moisture tester cenderung kurang teliti
jika digunakan untuk mengukur kadar air yang terlalu rendah. Perlu diketahui
bahwa moisture tester bekerja berdasarkan pengukuran daya hantar listrik (DHL)
benih, sehingga kemampuan pengukurannya berbeda – beda pada kadar air benih
yang berbeda.
(Yusran A. Yahya/Hasil Diklat TOT Upsus Kedelai, BBPP Batang Kaluku, Sulsel)