DIOLUHTAN. Sulsel.
Memasuki musim penghujan, berbagai jenis hewan ternak baik itu unggas ataupun
ternak besar riskan terserang penyakit.
Seperti
yang terjadi baru-baru ini di Dusun Oro, Desa Bana, Kec. Bontocani. (Selasa,
24/2). Banyak sapi yang mengalami diare dan kurang nafsu makan. Diare ini
bahkan dapat berakibat fatal hingga menyebabkan kematian pada sapi jika tidak
tertangani oleh petugas.
Y.A.Yahya
(Penyuluh Peternakan) ketika dikonfirmasi setelah menangani kesehatan ternak
sapi tersebut mengammbarkan bahwa diare itu saat keadaan sapi yang mengalami
sakit mencret.
Diare pada ternak
khususnya sapi bukan merupakan sebuah penyakit, tapi lebih merupakan tanda atau
gejala klinis dari sebuah penyakit yang lebih komplek yang bisa disebabkan oleh
berbagai hal. “Diare pada sapi, seperti pada manusia, dapat terjadi
ketika pergerakan cairan tubuh dalam pencernaan mengalami gangguan. Biasanya
selalu berakibat kehilangan cairan atau dehidrasi. Sayangnya, kehilangan ini
merubah keseimbangan kimiawi tubuh yang pada akhirnya akan menimbulkan stress
dan depresi, yang dapat berujung pada kematian.” Ungkapnya
Rehidrasi,
sebuah terapi pada ternak dengan memberikan air dan suplemen elektrolit dapat
membantu meredakan efek diare dan memulihkan keseimbangan tersebut. “Peternak
harus segera memberi pertolongan pertama, dengan memberi larutan segenggam
garam, segenggam gula merah yang diberikan secara rutin pada sapi, sama
fungsinya dengan oralit pada manusia” jelasnya
Beliau
juga menyarankan kepada masyarakat untuk membuat kandang jangan sampai becek
atau tergenang air. "Karena kandang yang becek, resiko hewan
ternak tersebut terserang penyakit lebih tinggi. Seperti penyakit saluran
pernafasan dan pencernaan," imbuhnya.
Source : Yusran