Pada musim
penghujan yang intensif seperti sekarang ini mulai mengakibatkan timbulnya
penyakit blas pada tanaman padi. Gejala penyakit blas dapat timbul pada daun,
batang, malai, dan gabah, tetapi yang umum adalah pada daun dan pada leher
malai.
Seperti yang
terjadi di lahan sawah petani di Dusun Bana Tengnga, Desa Bana, Kec. Bontocani.
Gejala penyakit Penyakit yang disebabkan cendawan Pyricularia oryzae atau Pyricularia
grisea ini dapat dilihat pada daun berupa bercak-bercak.
Pusat
bercak berwarna kelabu atau keputih-putihan dan biasanya memmpunyai tepi coklat
atau coklat kemerahan. “Faktor pemicu
penyakit ini adalah pemupukan N terlalu tinggi serta curah hujan dan kelembaban
tinggi, ini sangat rawan untuk Kec. Bontocani” ujar Ahmadi (POPT)
Usaha
pengendalian penyakit blas yang sampai saat ini dianggap paling efektif adalah
dengan varietas yang tahan dengan blas, namun, penggunaan varietas tahan perlu
didukung dengan komponen pengendalian lain.
Fungisida
merupakan teknologi yang sangat praktis dalam mengatasi penyakit blas, namun
sering kali menimbulkan efek samping yang kurang baik diantaranya menimbulkan
resistensi patogen dan pencemaran lingkungan. Oleh karena itu agar fungisida
dapat digunakan seefektif mungkin dengan efek samping yang sekecil mungkin,
maka fungisida harus digunakan secara rasional yaitu harus diperhitungkan
tentang jenis, dosis, dan waktu aplikasi yang tepat.
Pencegahan
dan Pengendaliannya antara lain :
- Memperbaiki kesuburan tanah dengan memberikan pupuk kandang/kompos dan serta pemberian pupuk yang berimbang seperti pupuk NPK Grand S-15.
- Sebagai langkah pencegahan bisa diaplikasikan agen hayati Corynebacterium seperti Corrine
- Sebagai langkah pengendalian bisa menggunakan fungisida berbahan aktif metal tiofanat (Topsin) atau fosdifen/kasugamisin (Kasumiron, Kasumin), tembaga hidroksida (Nordox, kocide) atau mankozeb (Delsene Mx, Dithane, Manzate, Bion-M).
Hadir
saat pengamatan disawah petani selain Pengamat Organisme Pengendali Tanaman
(POPT), yaitu Serda Abidin (Babinsa), Y.A.Yahya (Penyuluh Pertanian Lapangan),
Marzuki (Ketua Gapoktan), para Ketua Klp. Tani serta Petani se-Desa Bana. (yoush)