Dioluhtan-Jakarta. Kementerian Pertanian (Kementan) memprioritaskan enam hal dari tambahan
anggaran sebesar Rp16,9 triliun. Secara keseluruhan total anggaran yang
diberikan kepada Kementan sebanyak Rp32,8 triliun. "Anggaran
kami butuhkan untuk irigasi, pupuk, benih, alsintan, operasional penyuluhan,
dan gertak birahi IB. Enam hal ini jadi prioritas," ujar Menteri Pertanian
Andi Amran Sulaiman dalam rapat dengar pendapat (RDP) Badan Anggaran DPR di
kompleks Parlemen, Jakarta.
Terkait
irigasi, pemerintah menargetkan akan merehabilitasi jaringan irigasi satu juta
hektar per tahun selama tiga tahun. Selama ini 52 persen irigasi rusak sehingga
berkontribusi menurunkan produksi 4,5 juta ton per tahun. "Itu akibat selama 20 tahun bahkan 30 tahun yang tidak
diperbaiki," tukas Amran. Tercatat ada 7,3 juta hektar sawah
menggunakan irigasi, 3,3 juta hektar diantaranya rusak.
Lokasinya
ada di 18 provinsi dan 60 kabupaten. Bahkan rata-rata kerusakan di Sumatera
mencapai 50 persen dengan Sumatera Utara 80 persen dan Nanggroe Aceh Darussalam
60 persen.
Benih
yang ada di lapangan saat ini hanya sekitar 5 persen yang termasuk unggul.
Namun pemerintah menjelaskan sudah ada benih padi yang dapat menghasilkan
produksi 10 ton per ha dari rata-rata produksi padi di Indoensia 5,1 ton per
hektar (ha). "Kalau kita menggunakan
20 persen saja benih yang produksinya 10 ton per ha berarti bisa dua kali
lipat. Ini tantangan khusus, 2014 serapan benih hanya 20 persen," ucap
Amran. Alsintan juga tidak kalah penting karena rumah tangga petani sudah
meninggalkan pertanian.
Sejak 10
tahun dari 31 juta rumah tangga petani saat ini tinggal 26 juta ada penurunan
500.000 rumah tangga tani per tahun. Penyebabnya, penghasilan hanya Rp200.000
per bulan per orang karena hanya kelola lahan 0,3 ha. "Penyuluh juga kurang, hanya 20.000 pegawai negeri, THL 20.000,
sedangkan kita butuhnya 70.000," ungkap Amran. Solusi yang ditempuh
dengan melibatkan mahasiswa untuk pengawasan irigasi dan benih, pupuk serta
pendampingan dari TNI, babinsa yang ada di desa-desa.
Dua cara
meningkatkan pendapatan, pertama tingkatkan indeks pertanaman, secara nasional
sekarang ini baru 1,68 menjadi minimal 2 kali tanam per tahun. Kedua, menaikkan
produktivitas dengan benih unggul, alsintan cukup hingga 60 ribu unit.
Gertak
birahi IB sendiri akan memulihkan masalah daging. Program tersebut adalah
inseminasi buatan 2 juta ekor sapi. "Hanya
saja perlu diperhatikan tidak sembarang sapi betina yang di-inject karena kalau
masih perawan tidak bisa, berisiko kematian bagi induknya," cetus
Amran. Berdasar pengalaman, 40 persen sapi mati karena belum pernah melahirkan.
Jadi
sapi yang menjadi induk harus melahirkan dua kali agar tingkat kematian hanya
10 persen. Amran mengungkapkan kebutuhan satu juta ekor sapi per tahun agar
mendapatkan 1,6 juta ekor sapi hingga tiga sampai empat tahun. "Stok saat ini 8 juta. Kemudian
indukkannya kami harap beli 30.000 ekor dan sapi bibit 1.200 ekor,"
tutur Amran. Dengan begitu pemerintah menargetkan produksi padi 2015 mencapai
73 juta ton, meningkat dari 2014 yang mencapai 70 juta ton.
Kegiatan
peningkatan produksi gula juga akan mengurangi separuh impor dari total
kebutuhan lima juta ton. Ada rintisan kebun tebu 6.700 ha (KBD-0), 5.300 pull
tractor, serta 500 unit pompa air. Kakao juga akan dianggarkan Rp.1,2 triliun.
Indonesia yang pernah berada di tingkat dua menurun menjadi tiga dalam
memproduksi kakao. "Di Batam impor
kakao 400 kontainer per bulan, moga-moga ke depan bisa kita cegat dengan
peningkatan produksi dan rehabilitasi tanaman kakao," pungkas Amran.
Sumber : Metrotvnews.com