Dioluhtan-Bone.Sulsel. Rice Transplanter sendiri merupakan alat tanam padi dengan cara mendorong
seperti hand tractor. Alat tersebut memudahkan petani menanam padi karena dapat
menghemat waktu, mempercepat proses penanaman bibit padi serta menyiasati
kurangnya tenaga kerja dalam proses penanaman padi.
Hal
ini menjadi salah satu pokok bahasan para penyuluh, babinsa serta para petani saat temu teknis dan pembinaan
penyuluh untuk rumpun selatan (meliputi BPK Libureng, BPK Kahu, BPK Patimpeng
dan BPK Bontocani) bertempat di lokasi ketua Kelompok Tani “Bulu Pacelleng”
Desa Cenrana, Kec. Kahu. Kab. Bone, Sulawesi Selatan
Kepala Balai Penyuluhan Kecamatan (BPK) Kahu, Kamaruddin, SP, menjelaskan bahwa langkah awal untuk benih padi yang
akan dijadikan bibit, terlebih dahulu menggunakan media tanam (baki) berukuran
30 X 60 cm dengan jumlah bibit sekitar 200 gram dan ketebalan tanahnya 2 cm.
Benih yang ditanam dalam media tanam ini harus mendapatkan perlakuan khusus, di
antaranya dipupuk. Sedang lama pembibitan 15 hari untuk siap tanam dengan
menggunakan rice transplanter.
Setelah
itu para peserta pertemuan dipandu oleh moderator (Kamaruddin,SP) bersama-sama
petani mencoba menghitung analisa pendapatan usaha tanam padi dengan
menggunakan mesin rice transplanter. Dan hasilnya diperoleh keuntungan untuk 1
(satu) hektar lahan sawah sebanyak Rp.12.299.000 untuk satu musim tanam.
Beliau
mengungkapkan mekanisasi menjadi solusi bagi petani di masa depan dalam
meningkatkan produktivitasnya. Adanya alat ini diharapkan mampu mengatasi
masalah kekurangan tenaga kerja dalam mengolah dan menanam padi sehingga
keuntungan makin tinggi. (yoush)