DIOLUHTAN-Bone.Sulsel. Curah hujan yang tak menentu di Dusun Bana Jauh dan Bana Tengnga, Desa Bana,
Kecamatan Bontocani, membuat para petani menjadi ragu memulai menggarap sawah.
Sebab, kebanyakan lahan persawahan yang ada di daerah perbukitan ini adalah
sawah tadah hujan.
Namun demikian, ada juga diantara para
petani yang mulai melakukan pembongkaran tanah dengan menanam padi sistem “Gogo Rancah” atau pola tanam benih padi
pada lahan kering atau yang biasa dilakukan pada daerah-daerah tadah hujan. Menurut Bakri Sakka (34), ketua
kelompok Barang Mamase mengutarakan bahwa curah hujan yang terjadi pada minggu ini
diyakini cukup untuk memulai menanam padi gogo rancah. Padi gogo rancah tidak perlu
membutuhkan air yang terlalu banyak, namun dibutuhkan lahan yang sedikit basah. “Padi gogo ditanam dengan cara menyemai biji
padi atau gabah di petak persemaian seperti tanaman padi pada umumnya, hanya saja
media tanamnya yang kering” ujarnya.
Penyuluh Pertanian Desa Bana, Y.A. Yahya menjelaskan,
jika dilihat dari kalender yang ada, seharusnya saat ini dan bulan lalu sudah
dilakukan persemaian. Namun melihat curah hujan yang tak menentu ini, memang
menjadi persoalan. ”Untuk menyikapi musim
yang tak menentu ini, kami telah menggelar pertemuan, dimana dalam rapat
tersebut sangat kita harapkan pada pertengahan Januari ini petani telah mulai
melakukan penanaman dan persemaian benih padi” ujar Y.A.Yahya, Kamis (15/1).
Dia juga menegaskan, jika pada minggu
kedua bulan ini situasinya masih tetap sama, akan dirapatkan kembali.”Nanti kita tetap memberikan penyuluhan
kepada petani agar tetap bisa mematuhi jadwal yang telah disepakati dalam
pertemuan” pungkasnya bersama Kepala BPK Bontocani.
(Yusran A. Yahya)