DIOLUHTAN. Kelangkaan akan donor darah di seluruh dunia, membuat
para ilmuwan berpikir keras utuk mencari darah pengganti, dengan syarat bebas
dari infeksi virus dan yang dapat diberikan kepada pasien tanpa takut efek
samping.
Saat ini ada delapan perusahaan yang melakukan uji coba darah sintetis.
Salah satunya dilakukan oleh sebuah perusahaan di Amerika yaitu BioPure, yang
membuat darah pengganti dengan menggunakan Plasma Darah Ternak Sapi.
Dibandingkan darah asli yang didapatkan dari donor, darah sintetis dari
plasma sapi memiliki beberapa kelebihan, yaitu tidak butuh pemeriksaan ulang (cross
match) dan tahan disimpan hingga 3 tahun tanpa harus dimasukkan ke dalam
lemari pendingin.
Uji coba pertama darah sintetis dari Plasma Darah Ternak Sapi yang
disebut sebagai HBOC201, dilakukan di Australia pada bulan Mei 2011 yang lalu.
Penerimanya adalah seorang pasien bernama Tamara Coakley (33 tahun), yang
mengalami kecelakaan mobil. Tulang punggung, tulang iga, tulang tengkorak
dan paru- paru cidera cukup parah.
Pada saat mencapai rumah sakit, jumlah darah hanya sekitar 2 pints
(sekitar 946.4 ml), akibatnya jantung gagal memompakan oksigen ke seluruh
tubuhnya. Jumlah darah yang didonorkan oleh kerabatnya tidak mencukupi,
akhirnya tim dokter di The Alfred Hospital di Melbourne memutuskan untuk
memesan 10 pints (4,7 L) darah sintetis dari Amerika Serikat, yang
belum pernah dicoba untuk ditransfusikan pada manusia. Upaya ini ternyata cukup
berhasil, darah sintetis tersebut dapat masuk kedalam tubuh Tamara Coakley
tanpa penolakan.
Perusahaan lain yang membuat darah sintetis adalah Baxter
Healthcare, yang mengolah haemoglobin dari darah manusia yang telah
kadaluarsa. Pemisahan Haemoglobin ini bukan tanpa masalah, karena hemoglobin
tidak dalam keadaan utuh pada saat dikeluarkan dari sel darah merah. Para
peneliti di Baxter akhirnya berhasil mencari jalan keluarnya dengan
menggunakan obat aspirin dan teknologi yang kemudian dipatenkan dengan
nama HemAssist. Namun sayangnya cairan ini tidak dapat digunakan pada darah
manusia yang masih segar.
Melihat berbagai percobaan yang dilakukan, semuanya bermuara pada pada
satu unsur yaitu haemoglobin. Haemoglobin adalah protein dengan kandungan zat
besi yang memberikan warna merah pada darah, yang berfungsi sebagai alat
pengangkut oksigen dari paru-paru, untuk di sirkulasikan ke organ-organ vital
dan jaringan tubuh yang memerlukannya.
Ketika tubuh kehilangan sejumlah besar darah, tekanan darah akan turun
dan menyebabkan organ-organ tubuh mengalami kekurangan oksigen. Dokter
biasanya akan memberikan garam atau larutan protein, untuk meningkatkan
volume darah yang tersisa, sehingga jantung tetap dapat memompa darah. Namun
cara ini memiliki efek samping yang kurang menguntungkan.
Baxter Healthcare sangat optimis dengan darah sintetis hasil
produksinya. Oleh sebab itu perusahaan ini kemudian membangun sebuah pabrik
darah sintetis terbesar di dunia, dan mulai berproduksi pada tahun 1998.