Lebah
Madu - Kita tentu tidak asing
dengan madu. Bahan makanan yang bersumber dari alam ini telah lama digunakan
oleh masyarakat di seluruh dunia. Madu merupakan salah
satu bahan makanan yang istimewa. Madu tidak sekadar untuk pemanis makanan atau
minuman, tetapi lebih dari itu madu dapat digunakan untuk mengobati berbagai
penyakit.
Madu
umumnya memiliki rasa manis, nilai gizinya tinggi, dan sangat berkhasiat untuk
mengobati berbagai penyakit. Setiap orang dapat mengonsumsi madu, baik
anak-anak, orang dewasa, maupun manula. Karena khasiatnya yang tinggi ini,
banyak bahan makanan atau minuman lain yang dicampur dengan madu untuk
meningkatkan khasiat makanan atau minuman tersebut. Penggunaan madu juga tidak
terbatas sebagai bahan pangan, tetapi dapat digunakan untuk tujuan lainnya.
Sejak zaman dahulu, madu telah digunakan sebagai obat tradisional. Madu juga
sering digunakan untuk perawatan tubuh dan kecantikan.
Penggunaan
madu telah dimulai sejak zaman purba. Pada saat itu, madu merupakan
satu-satunya jenis gula atau bahan pemanis yang telah diketahui, disamping
berfungsi sebagai obat. Pada zaman Firaun, madu telah banyak dimanfaatkan oleh
masyarakat Mesir Kuno sebagai minuman yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit
seperti sesak napas dan demam. Pada saat itu madu telah diketahui memiliki
kekuatan dalam melawan kuman. Karena itu, bangsa Mesir Kuno menggunakan madu
sebagai bahan pengawet mayat atau mumi. Sebagai obat luar, bangsa Mesir Kuno
menjadikan madu sebagai ramuan bagi orang yang terkena cramp (kejang). Madu
dicampur dengan lilin lebah, biji-bijian, dan garam laut kemudian dioleskan di
bagian tubuh yang kejang.
Beberapa
catatan pada peninggalan Mesir Kuno menunjukkan bahwa pada tahun 1553-1550
sebelum masehi, madu telah diresepkan untuk mengobati luka, merangsang
pengeluaran kemih, dan mengobati sakit perut. Setidaknya pada saat itu bangsa
Mesh Kuno telah membuat lebih dari 900 resep pengobatan, dan 500 di antaranya
dibuat dengan bahan dasar madu. Selain itu bangsa Asiria, Cina, Yunani, dan
Roma juga telah lama meresepkan madu. Mereka menggunakan madu untuk pengobatan
luka bakar. Istilah mandi madu telah dikenal sejak dahulu. Ratu Cleopatra menggunakan
madu untuk merawat kecantikan wajah dan kehalusan kulitnya. Cleopatra juga
menggunakan madu untuk meningkatkan stamina dan vitalitasnya.
A. Klasifikasi Lebah Madu
Lebah
madu merupakan serangga yang berperan dalam menghasilkan madu. Serangga ini
mengubah nektar yang dihasilkan tanaman menjadi madu. Selanjutnya madu akan
disimpan dalam sarang lebah.
Dalam
dunia hewan (kingdom Animalia), lebah madu termasuk dalam phylum Arthoproda,
kelas Insecta (serangga), ordo Hymenoptera, famili Apidae, dan genus Apis.
Lebah madu terdiri dari beberapa jenis di antaranya lebah hutan (Apis
dorsata), lebah australia (Apis mellifera), Apis florea,
Tawon Madu (Apis cerana), dan lebah lokal (Apis indica). Di
negara-negara Asia seperti Jepang, India, dan Korea dapat ditemukan lebah
oriental (Apis cerana). Ukuran lebah ada yang kecil misalnya Apis
florea dan ada yang besar seperti Apis laboriosa yang
dapat dijumpai di daerah pegunungan Himalaya.
Lebah
madu ada yang memiliki sengat dan ada juga yang tidak. Lebah madu yang tidak
memiliki sengat disebut stingless honeybee dan genusnya antara lain Trigona dan
Melipona. Trigona dapat ditemukan di banyak negara tropis seperti Malaysia,
Filipina, dan Indonesia. Genus Trigona juga dapat ditemukan di Australia.
Trigona menghasilkan madu yang rasanya asam. Orang Jawa menyebutnya madu
lanceng, sedangkan orang Sunda menyebutnya teuweul.
Sejak
dahulu, Trigona telah dikenal oleh masyarakat Indonesia. Jenis lebah madu yang
banyak dikenal di Jawa adalah Apis indica (Sunda = nyiruan, Jawa
= tawon), Apis dorsata (Sunda = odeng, Jawa = tawon gung), danTrigona
sp. (Sunda = teuweul, Jawa = lanceng). Namun, tingkat produksi madu
ketiga jenis lebah ini berbeda. Peternak lebah umumnya menggunakan lebah unggul
yang didatangkan dari Australia yaitu Apis mellifera var.
Ligustica SPIN. Lebah madu ini berasal dari Benua Eropa dan lebih dikenal
dengan nama lebah italia. Produksi madu dari lebah madu ini cukup tinggi.
Apis
dorsata merupakan
salah satu jenis lebah madu yang sulit untuk dibudidayakan karena keagresifan
dan keganasannya. Apis dorsata memiliki ukuran tubuh paling
besar dibandingkan dengan lebah madu jenis lainnya. Jenis lebah madu ini hidup
di hutan-hutan dengan koloni bergelantungan pada pohon yang tinggi. Dalam satu
pohon bisa ditemukan banyak koloni lebah madu ini hingga mencapai puluhan. Di
beberapa daerah di Indonesia, koloni lebah madu Apis dorsata dilindungi
oleh hukum adat masyarakat setempat. Di Riau misalnya, jika ada orang yang
menebang pohon sialang tempat koloni lebah madu ini bersarang, orang tersebut
bisa terkena denda hingga jutaan rupiah.
Jenis Lebah Madu
Beberapa
jenis lebah penghasil madu dapat dikelompokkan menjadi lima species,
yakni Apis dorsata (Lebah Hutan/Tawon Gung), Apis
florea (Tawon Klanceng), Apis cerana (Tawon Madu), Apis
mellifera (Lebah Australia/Lebah Unggul), dan Apis indica (Lebah
Lokal).
Lebah Madu Apis dorsata (Lebah Hutan/Tawon
Gung)
Apis
dorsata hidup berkoloni, diperkirakan terdapat 100.000 koloni yang tersebar di
wilayah Kalimantan, Sumatra, Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Timor Timur.
Sarang
lebah terletak menggantung pada dahan pohon yang tinggi di hutan primer maupun
hutan sekunder. Lebah jenis ini juga merupakan penghasil madu yang cukup
potensial. Suatu penelitian di Sulawesi menunjukkan bahwa produktivitas madu
mencapai puncaknya pada saat berbunganya pohon Eucalyptus yang hampir
mendominasi kawasan hutan di seluruh Sulawesi.
Sarang
lebah madu Apis dorsata berbentuk tunggal dan bisa mencapai
ukuran seluas 1 m². Beberapa jenis pohon yang sering dihuni oleh lebah
hutan Apis dorsata, di antaranya pohon kempas, rengas, pudak air,
angsana, dan randu hutan.
Lebah Madu Apis florea (Tawon Klanceng)
Lebah
Apis florea berukuran kecil, biasanya hidup pada lubang-lubang kayu atau di
antara dinding bambu. Lebah ini dapat menghasilkan madu, tetapi tidak pernah
dipelihara manusia.
Lebah Madu Apis indica (Lebah Lokal)
Lebah
Madu Apis indica (Sunda = nyiruan, Jawa = tawon) merupakan
jenis lebah yang paling banyak dikenal oleh masyarakat Indonesia. Produksi madu
dari lebah ini tidak sebanyak lebah unggul.
Lebah Madu Apis cerana (Tawon Madu)
Sejak
lama masyarakat di Jawa dan Bali terbiasa membudidayakan lebah lokal Apis
cerana secara tradisional dengan menggunakan gelodok, terutama di
daerah pedesaan yang banyak pohon kelapanya. Di Indonesia, populasi lebah
madu Apis cerana mencapai lebih dari 60.000 koloni dan setiap
koloni mampu menghasilkan madu sebanyak 20 kg madu/koloni/tahun.
Lebah Madu Apis mellifera (Lebah Unggul,
Lebah Australia)
Apis
mellifera merupakan
lebah jenis unggul yang berasal dari Eropa dan Australia yang kini sedang
dikembangkan pembudidayaannya. Keistimewaan lebah ini di antaranya mampu
beradaptasi dengan agroklimat Indonesia, dapat menghasilkan madu 40 kg koloni/
tahun, dan kualitas madunya lebih baik. Pada saat ini lebah Apis
mellifera diperkirakan telah mencapai 40.000 koloni. Budi Jaya lebah
unggul ini biasanya dilakukan pada bunga kopi, kelengkeng, kapuk randu, karet,
dan sengon.
B. Habitat dan Koloni Lebah Madu
Salah
satu syarat hidup lebah madu adalah adanya tanaman. Secara umum lebah madu bisa
hidup di seluruh belahan bumi, kecuali di daerah kutub. Hal ini disebabkan di
daerah kutub tidak ada tanaman yang menjadi sumber pakan lebah madu. Di daerah
tropis lebah madu dapat berkembangbiak dengan baik dan produktif sepanjang
tahun karena tumbuhan sebagai sumber pakan tersedia terus. Di daerah subtropis
lebah madu tidak, produktif pada musim dingin.
Di
alam bebas lebah madu tinggal di gua-gua dalam hutan termasuk di
tebing-tebingnya. Di hutan, koloni lebah madu juga tinggal di pohon-pohon yang
berlubang. Sementara itu, di peternakan, lebah madu tinggal di dalam kotak
(stop) yang terbuat dari kayu dan suasananya nyaman untuk ditempati lebah.
Lokasi peternakan lebah madu harus dekat dengan tanaman sumber pakan seperti
perkebunan atau hutan. Tujuannya agar produktivitas lebih tinggi karena
terpenuhinya kebutuhan pakan. Para peternak lebah madu sering berpindah tempat
mengikuti musim berbunga tanaman. Setelah masa berbunga tanaman di suatu daerah
selesai, peternak akan pindah ke daerah lain yang tanamannya sedang berbunga.
Lebah
madu adalah serangga yang unik karena mereka termasuk makhluk sosial. Biasanya,
serangga merupakan makhluk soliter yang hidup menyendiri. Masyarakat lebah madu
terdiri atas tiga bagian yaitu ratu lebah (queen), lebah jantan (drone), dan
lebah pekerja (worker-bees). Selayaknya pada kerajaan manusia, keberadaan ratu
sangat istimewa. Ratu ini berjenis kelamin betina, dan tugasnya kawin serta
bertelur. Ukuran ratu paling besar, panjang badannya hampir dua kali dan
beratnya hampir tiga kali lebah pekerja. Umur ratu bisa mencapai enam tahun.
Tugas
utama lebah jantan adalah mengawini ratu. Ukuran tubuhnya lebih besar daripada
lebah pekerja tetapi lebih kecil daripada ratu. Umurnya mencapai tiga bulan.
Jumlah lebah jantan dalam satu koloni sekitar puluhan sampai ratusan ekor.
Lebah
pekerja adalah lebah yang alat reproduksinya tidak berkembang sempurna. Tugas
lebah pekerja adalah mencari makanan dan melaksanakan semua pekerjaan kecuali bereproduksi.
Di dalam sarang, tugas lebah pekerja adalah memberi makan larva di ruang eraman
yang terbuat dari lilin. Selain itu, juga bertugas memberi makanan khusus
(royal jelly) kepada larva ratu (calon ratu) di dalam ruang ratu, serta memberi
makan ratu. Jumlah lebah pekerja dalam satu koloni bisa mencapai 30.000-40.000
ekor. Umurnya hanya 35 hari.
Dalam
kehidupannya, lebah pekerja mempunyai dua fase tugas. Fase pertama adalah
bekerja dalam sarang hingga separuh umurnya. Fase kedua bertugas di luar sarang
termasuk mencari pakan.
Perbedaan
umur yang signifikan antara ratu, lebah jantan, dan pekerja salah satunya
karena faktor makanan. Selain makan madu dan polen, sang ratu makan royal jelly
sebanyak 2-3 kali sehari sejak masih berbentuk larva. Royal jelly membuat ratu
kuat dan bisa mendukung tugasnya untuk bertelur. Sementara itu, lebah jantan
dan lebah pekerja hanya makan royal jelly ketika masih berbentuk larva hingga
berumur 1-2 hari. Selanjutnya, mereka hanya makan madu dan polen.
Ukuran
tubuh ratu yang lebih besar juga dipengaruhi oleh ukuran tempat tinggalnya.
Larva ratu dibesarkan di dalam sel khusus yang lebih besar, luas, dan panjang
dibandingkan dengan sel biasa. Bentuk selnya lonjong dan memanjang menyerupai
kulit kacang serta letaknya di pinggiran di bawah sisiran.
Ratu
dan lebah pekerja memiliki alat penyengat, sedangkan lebah jantan tidak. Alat
penyengat berfungsi untuk melindungi diri dan koloninya dari berbagai gangguan.
Contohnya, jika ada tikus masuk ke tempat tinggalnya, tikus tersebut akan
disengat sampai mati. Sengatan banyak lebah jenis tertentu bisa menyebabkan
seekor anjing mati. Namun, setelah menyengat lebah pekerja itu akan mati karena
alat sengatnya terputus. Ratu juga bisa menyengat berulang kali tetapi tidak
mengalami kematian. Ratu sangat jarang menggunakan sengatnya bahkan ketika
diganggu sekali pun.
Pada
musim kawin, sang ratu akan terbang ke udara yang diiringi oleh para lebah
jantan. Perkawinan terjadi ketika udara cerah. Jika ratu merasa jantannya
kurang, dia akan mencari lebah jantan lain. Satu kali perkawinan bisa
melibatkan 30 ekor lebah jantan. Sesudah perkawinan, lebah jantan akan mati
karena kantong sperma terpisah dan tertinggal dalam kantong sperma ratu yang
disebut spermatheca. Spermatheca merupakan tempat menyimpan sperma lebah jantan
hasil perkawinan. Kemudian sang ratu akan pulang ke sarangnya. Sejak itu ratu
akan bertelur setiap hari hingga simpanan sperma yang ada habis. Satu ratu bisa
bertelur sebanyak 3.000 butir setiap hari. Jenis kelamin dari telur ditentukan
oleh beberapa faktor di antaranya ruangan, makanan, tingkah laku ratu, dan
iklim.
Dalam
satu koloni lebah madu hanya terdapat satu ratu. Jika ada larva calon ratu
baru, larva tersebut akan di-matikan oleh ratu. Jika ada yang sempat lahir,
ratu yang lama akan bertarung dengan ratu baru hingga salah satunya mati atau
ratu yang kalah akan meninggalkan sarangnya diikuti oleh sebagian lebah pekerja
yang setia. Biasanya ratu yang hijrah adalah ratu tua. Ratu ini akan membentuk
koloni baru. Selain itu, ratu tua yang tidak produktif akan dimatikan oleh
lebah pekerja dan akan diangkat ratu baru.
Satu
koloni lebah madu bisa berpindah tempat dengan tujuan mencari sumber pakan baru
karena di tempat yang lama sumber pakan dan air semakin berkurang. Pindah
sarang juga bisa disebabkan karena sarang terlalu papas, terkena gangguan
penyakit, atau ada pengganggu (pemangsa) terus-menerus.
Sarang
lebah tersusun dari jajaran sel heksagonal yang merupakan tempat bertelur serta
menyimpan madu dan tepung sari bunga yang dikumpulkan. Bentuk ini memiliki
keunggulan dibandingkan dengan bentuk bulat atau persegi. Bentuk heksagonal
membutuhkan bahan yang relatif sedikit, tetapi memiliki kapasitas sebagai
tempat penyimpanan yang maksimal. Jika sarang bentuknya bulat, tentu ada
ruangan yang tidak terpakai. Jika bentuknya persegi empat, pemakaian bahan
menjadi lebih banyak.
Sarang
dijaga oleh lebah penjaga. Jika ada penggangu seperti tikus, lebah pencuri
madu, atau lebah asing yang akan masuk ke pintu sarang, lebah penjaga akan
menyerangnya. Lebah penjaga adalah lebah pekerja yang bertugas menjaga koloni
dari pengganggu. Kebersihan sarang akan selalu dijaga oleh lebah pekerja. Jika
larva menetas menjadi lebah, sarangnya akan segera dibersihkan oleh lebah
pekerja.
Dalam
mencari sumber pakan, lebah pekerja bisa terbang dengan radius 2-6 km. Hormon
feromon yang dikeluarkan oleh ratu akan menimbulkan bau yang dijadikan panduan
oleh lebah pekerja untuk pulang, sehingga tidak tersesat. Lebah pekerja baru
bisa tersesat jika ada angin ribut atau badai.
C. Hasil Lebah Produksi Lebah Madu
Banyak
manfaat yang bisa diambil dari lebah madu. Selain menghasilkan madu, lebah juga
menghasilkan beberapa produk yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Produk lebah
tersebut di antaranya royal jelly, tepung sari (polen), lem lebah (propolis),
malam lebah (beeswax), dan racun lebah (beevenom). Di samping itu, lebah juga
sangat berguna dalam proses polinasi (penyerbukan) berbagai jenis tanaman.
Bahkan, banyak tanaman yang tidak bisa melakukan penyerbukan sendiri dapat dibantu
oleh lebah, sehingga fungsi lebah sangat penting sebagai pelestari tanaman.
a. Madu
Madu
merupakan produk lebah yang memiliki nilai ekoiiomi tinggi dan paling banyak
ditemukan di pasaran. Manfaat madu di antaranya untuk pengobatan, pemeliharaan kesehatan,
bahan pengawet alami, serta bahan pemanis makanan dan minuman.
Dari
zaman dulu, madu merupakan makanan yang sangat digemari dan digunakan sebagai
obat. Ditemukan lukisan-lukisan dalam piramida di Mesir yang menggambarkan
penggunaan madu sebagai makanan dan obat-obatan. Juga di dalam koleksi George
Eber yang dilukis 3.500 tahun yang lalu dalam satu jenis rumput menerangkan
bahwa madu bisa digunakan untuk mengobati luka-luka, merangsang urinasi, dan
mempermudah pengeluaran isi perut.
b. Malam Lebah
Malam
lebah adalah lilin yang paling baik dan harganya paling mahal. Lilin lebah
dihasilkan oleh lebah pekerja. Lilin lebah dulu banyak dipakai untuk memumikan
mayat dan membuat cairan pembakar suluh pada zaman Mesir Kuno. Di Indonesia,
malam lebah lanceng (Trigona) digunakan untuk membuat batik tulis.
Sarang
lebah dibuat dari malam lebah dengan bahan dasar madu. Di bagian samping bawah
perut lebah pekerja terdapat empat pasang kelenjar yang menghasilkan malam
lebah. Malam tidak dikumpulkan dari bunga, tetapi dibuat dari madu dalam
kelenjar tersebut. Untuk membuat satu kilogram malam, lebah bisa menghabiskan
madu sebanyak 7-15 kg. Kegunaan malam lebah adalah untuk bahan dasar kosmetika,
pembuatan lilin, dan industri perlebahan. Contohnya, malam lebah digunakan
untuk membuat salep, lotion, lipstik, pelapis pil, perekat, krayon, permen, dan
tinta.
c. Polen atau Tepung Sari
Polen
atau tepung sari bunga adalah alat reproduksi jantan pada tumbuhan. Kandungan
proteinnya tinggi, bahkan kadar proteinnya paling tinggi di antara jenis
makanan lainnya. Bagi lebah, polen berfungsi sebagai bahan pembentuk,
pertumbuhan, dan penggantian sel yang rusak. Jika berlebihan polen akan
disimpan dalam sarang dan akan digunakan ketika polen langka di lapangan.
Polen
sangat penting karena merupakan sumber gizi utama lebah madu, selain air, dan
karbohidrat, di dalam polen terdapat vitamin A, B, C, D, dan E. Selain itu,
polen juga mengandung asam amino seperti prolene, asam glutamat, dan asam
aspartat. Kadar protein polen yang disimpan dalam sarang juga cukup tinggi.
Secara garis besar polen adalah sumber protein. Sedangkan nektar merupakan
sumber karbohidrat bagi lebah. Polen yang digunakan dalam pengobatan sudah ada
yang berbentuk tablet.
d. Royal Jelly
Produk
lebah madu yang memiliki nilai ekonomi paling tinggi adalah royal jelly (susu
ratu). Royal jelly adalah cairan berupa jeli atau krim atau susu yang
disekresikan oleh lebah pekerja muda dari bahan baku madu dan polen yang
digunakan lebah sebagai makanan khusus bagi larva calon ratu lebah dan lebah
pekerja. Royal jelly berwarna putih kental dan rasanya asam. Royal jelly
digunakan untuk makanan larva lebah dan ratu lebah sepanjang hidupnya. Satu
kilogram royal jelly harganya mencapai 1,5 juta rupiah. Harga ini sangat mahal
jika dibandingkan dengan satu kilogram madu yang harganya sekitar 50 ribu
rupiah. Pemanfaatan royal jelly masih terbatas pada masyarakat menengah ke
atas.
Kandungan
yang terdapat dalam royal jelly di antaranya protein, lemak, glukosa, fruktosa,
vitamin A, vitamin B kompleks, vitamin C, mineral, dan asam amino esensial. Di
masyarakat, royal jelly digunakan untuk pengobatan, di antaranya untuk
mengobati penyakit kulit seperti eksim, kulit kasar, dan radang kulit. Selain
itu, royal jelly digunakan untuk menambah selera makan, menambah daya ingat,
mengobati diabetes, untuk kecantikan, dan mengatasi kemandulan. Pada orang yang
luka, royall jelly bisa mempercepat proses penyembuhan dan membantu proses
pembentukan sel-sel tubuh.
e. Racun Lebah (Beevenom)
Racun
lebah adalah racun yang dibuat oleh lebah pekerja. Racun ini berbentuk cairan
bening dan cepat mengering. Manfaatnya untuk mengobati penyakit seperti kencing
manis, arthritis, rematik, pegal-pegal, sakit kepala, sakit gigi, nyeri
punggung, migrain, asam urat, susah tidur, dan impotensi.
Di
Cina, sengatan lebah sering digunakan bersama pengobatan akupuntur. Pemakaian
racun lebah sebagai obat harus hati-hati karena tidak dapat diberikan kepada
orang yang memiliki penyakit tertentu seperti penyakit jantung dan alergi
(hipersensitif). Karena itu, penggunaan racun lebah harus atas indikasi yang
tepat. Istilah populer untuk pengobatan yang menggunakan racun lebah adalah BVT
(bee venom therapy).
Racun
lebah mengandung sekurang-kuranganya 18 senyawa aktif. Senyawa tersebut di antaranya
apamine, melittine, phospholipase, hyaluronidase, adolapin, histamin, dopamine,
norepinefrine, dan serato seratonin.
f. Lem Lebah (Propolis)
Lem
lebah dibuat dari getah yang dikumpulkan lebah pekerja dari pucuk-pucuk pohon
tertentu. Selanjutnya, getah ini diproses dalam mulut lebah sehingga
menghasilkan lem.
Lem
ini dipakai untuk meletakkan dan merekatkan gumpalan-gumpalan lilin yang akan
menyempitkan lubang sarang. Kegiatan ini biasanya dilakukan pada musim dingin
dengan tujuan untuk lebih melindungi dan menghangatkan sarang.
Lem
lebah memiliki khasiat untuk menurunkan tekanan darah tinggi, memperlancar air
seni, antibakteri, antivirus, dan antitumor. Susunan kimia bahan ini sangat
kompleks, antara lain mengandung zat aromatik, zat wangi, flavon, dan berbagai
mineral. Propolis banyak digunakan dalam industri farmasi sebagai obat luka,
campuran odol, dan sebagai bahan antivirus.
Disarikan dari Berbagai Sumber