Beberapa dekade terakhir, para ilmuwan meyakini bahwa gas dari hasil
pencernaan atau lebih dikenal dengan gas sendawa yang berasal dari ternak sapi
menjadi salah satu penyebab "Global Warming".
Bahkan dalam hal pencemaran lingkungan, gas Metana yang terkandung
didalamnya lebih
berbahaya dari pada polusi kendaraan bermotor.
Padahal, kita tahu bahwa gas Metana adalah komponen utama dari gas alam
yang selama ini digunakan sebagai bahan bakar pada industri-industri skala
besar serta pembangkit tenaga listrik.
Berdasarkan fakta tersebut, sejumlah ilmuwan Argentina dari kelompok
fisiologi hewan di INTA (Argentina's National Institute of Agricultural
Technology) yang diketuai oleh Guillermo Berra, melakukan penelitian untuk
memanfaatkan gas Metana dari sendawa sapi menjadi bahan bakar alternatif.
Dengan menggunakan sistem katup dan pompa, gas hasil pencernaan sapi
dialirkan dari rongga perut ke dalam tangki pengumpul melalui tabung. Kemudian
dilakukan pemisahan gas metana dari kandungan gas-gas yang lain, seperti karbon
dioksida. Agar praktis saat digunakan, gas Metana yang telah murni akan
dikompres dengan mesin tekanan tinggi didalam tabung.
Dari 250 sampai 300 liter gas sendawa yang dihasilkan oleh satu ekor
sapi setiap hari, setelah diproses ternyata mampu menjalankan lemari es hingga
24 jam. Luar biasa !.
Namun demikian, prosesnya masih dianggap terlalu rumit. Oleh sebab itu
para illmuwan akan terus mengembangkannya agar satu saat nanti ketika cadangan
bahan bakar semakin menipis, gas sendawa sapi bisa menjadi pilihan pengganti.
Sumber: tempo.co