a. Kondisi Peternakan Lebah Madu di Indonesia
Penggunaan madu sebenarnya telah dimulai sejak manusia ada. Pada
zaman megalitikum di Valencia (Spanyol) para wanita telah berusaha mengumpulkan
madu. Mereka pergi mencari sarang lebah madu ke gua-gua, ke hutan, dan
pohon-pohon besar yang berlubang. Pengumpulan ini mengarah pada usaha budidaya
lebah madu.
Kini telah banyak peternakan lebah madu di banyak negara
termasuk di Indonesia. Selain untuk konsumsi sendiri, mereka juga beternak
lebah madu untuk tujuan komersial. Salah satu kemudahan budidaya lebah madu
adalah tidak memerlukan tempat yang luas.
Di Indonesia budidaya lebah madu sudah dilakukan sejak zaman
dahulu. Mereka umumnya memelihara lebah madu lokal yang produksi madunya
rendah. Jenis lebah madu yang banyak diternakkan di Indonesia adalah Apis
indica. Bahasa daerah lebah jenis ini adalah lebah gala, tawon, dan
nyiruan. Usaha ternak lebah di Indonesia umumnya hanya bersifat rumah tangga
atau dikonsumsi sendiri. Dahulu beternak lebah merupakan pekerjaan sampingan
dari pekerjaan utama sebagai petani.
Kebutuhan madu di pasar nasional saat ini lebih banyak dipenuhi
oleh produk luar negeri. Padahal dilihat dari keadaan alam, Indonesia memiliki
potensi yang sangat besar menjadi negara penghasil madu utama di dunia. Daerah
yang dikenal sebagai penghasil madu di Indonesia adalah Sumbawa, Kalimantan,
Flores, Bangka Belitung, Riau, Jambi, Jawa, dan Lampung.
b. Manfaat Peternakan Lebah Madu
Kini, lebah mulai diternakkan secara sungguh-sungguh. Salah satu
jenis lebah madu yang mulai diternakkan adalah Apis mellifera yang
bibit awalnya didatangkan dari Australia. Usaha ternak lebah madu secara modern
memiliki keunggulan di antaranya hasil yang diperoleh berlipat ganda, bisa
meningkatkan gizi masyarakat, dan menyerap tenaga kerja. Tujuan jangka
panjangnya bisa menghemat, bahkan menghasilkan devisa negara. Namun, di
Indonesia dewasi ini pemanfaatan labah madu terutama hanya untuk menghasilkan
madu, sedangkan produk ekonomis lainnya kurang diperhatikan.
Manfaat lain dari ternak lebah madu adalah jasanya untuk
polinasi (penyerbukan). Di luar negeri, banyak pemilik perkebunan yang menyewa
koloni lebah madu dari peternak untuk melakukan penyerbukan di perkebunannya.
Perkebunan yang sering menyewa koloni lebah madu adalah perkebunan apel. Di
Indonesia, penyewaan lebah madu belum dikenal. Bahkan, banyak masyarakat
Indonesia yang masih menganggap lebah madu sebagai perusak tanaman perkebunan.
Pengetahuan masyarakat Indonesia mengenai perlebahan masih sangat kurang.
Bahkan, pengetahuan peternak mengenai lebah madu, produk yang dihasilkannya,
cara beternak yang baik, dan cara mengolah hasil lebah madu masih jauh dari
memadai.
Di luar negeri, untuk mendukung usaha peternakan dan perlebahan,
Jepang telah memiliki Institute of Honey Bee Science di Tamagawa. Lembaga
sejenis juga telah didirikan di Rusia, Jerman, dan Australia. Di Rusia, ada
tempat perlebahan yang terkenal yaitu land of honey (tanah madu). Di Indonesia,
setidaknya ada dua pusat perlebahan yang berskala nasional yaitu Pusbahnas (Parung
Panjang Bogor) yang berada di bawah naungan Perum Perhutani dan Apiari Pramuka
Cibubur.
Selain berfungsi sebagai pusat pengembangan budidaya lebah madu,
Apiari juga melatih para peternak lebah agar dapat menghasilkan produk lebah
madu, terutama madu yang kualitasnya sesuai dengan standar SNI (Standar
Nasional Indonesia). Madu yang sesuai dengan standar SNI bisa digunakan untuk
memenuhi kebutuhan dalam dan luar negeri. Apiari juga berfungsi sebagai
koperasi yang menampung hasil produksi peternak binaan. Peternak tersebut harus
memproduksi madu atau hasil lebah madu lainnya sesuai dengan standar yang
ditetapkan. Untuk memenuhi kebutuhan pasar, produksi dan suplai madu dari
peternak lebah madu harus kontinu.
Sebagai usaha mendukung perlebahan, setiap dua tahun sekali diadakan pertemuan perlebahan seluruh dunia yang disebut Apimondia. Pertemuan ini membahas segala hal yang berhubungan dengan lebah, dari budidaya, hama lebah, hasil-hasil lebah madu, sampai penggunaannya untuk pengobatan (apiterapi), makanan, dan minuman.
Sebagai usaha mendukung perlebahan, setiap dua tahun sekali diadakan pertemuan perlebahan seluruh dunia yang disebut Apimondia. Pertemuan ini membahas segala hal yang berhubungan dengan lebah, dari budidaya, hama lebah, hasil-hasil lebah madu, sampai penggunaannya untuk pengobatan (apiterapi), makanan, dan minuman.
c. Persiapan dan Pemeliharaan Lebah Madu
Sebelum memulai budidaya, koloni lebah madu bisa didapatkan dari
peternak lain atau dari apiari. Jenis lebah madu yang bagus untuk diternakkan
adalah Apis mellifera karena produktivitasnya tinggi. Koloni
lebah madu ditempatkan pada ship di bawah pohon dengan jarak antarstup minimum
2 meter. Pemeliharaan dilakukan dengan memeriksa sarang secara rutin dan
mengendalikan hama penyakit lebah madu secara tepat. Pemanenan dilakukan tiga
bulan sekali. Produksi yang ideal untuk satu koloni adalah 4 kg madu sekali
panen. Produksi ini berfluktuatif. Pada masa paceklik bunga, hasil madu hanya
bisa 2 kg setiap koloni. Namun, ketika bunga melimpah produksinya bisa mencapai
8 kg setiap koloni.
d. Sekilas Tentang Teknik Budidaya Lebah Madu
1. Peralatan Utama
Peralatan utama untuk beternak lebah adalah kotak stup. Stup
adalah tempat tinggal koloni lebah. Stup terbuat dari kayu dengan ketebalan 2
cm. Kayu yang digunakan sebaiknya tidak berbau, tahan lama, dan mudah didapat.
Ukuran stup adalah panjang 50 cm, lebar 40 cm, dan tinggi 26 cm. Di dalam stup
terdapat frame yang berfungsi sebagai tempat menyimpan sarang. Frame dibuat
dengan ukuran panjang 48 cm, lebar 3 cm, dan tinggi 23 cm. Dengan bentuk sarang
seperti ini pemeriksaan koloni dan sisiran akan mudah serta bisa dilakukan
setiap saat. Selain itu, pemanenan juga bisa dilakukan lebih efektif tanpa
merusak sarang yaitu dengan cara mengangkat frame-nya.
2. Peralatan Tambahan
Peralatan tambahan untuk beternak lebah madu adalah fondasi
sarang, penyekat ratu, kurungan ratu, mangkokan ratu, dan bingkai stimulasi.
Fondasi sarang digunakan untuk mempercepat pembangunan sarang. Fondasi sarang
dilekatkan pada frame. Adapun penyekat ratu digunakan untuk menahan ratu agar
tidak naik ke kotak di atasnya atau kabur. Kurungan ratu digunakan untuk
melindungi ratu atau mengenalkan ratu pada koloninya. Sedangkan mangkokan ratu
digunakan untuk menempatkan calon-calon ratu baru. Sarang yang baik dilengkapi
dengan bingkai stimulasi yang digunakan sebagai wadah makanan tambahan ketika
paceklik.
Perlengkapan yang diperlukan peternak adalah pengasap (smoker), masker, pengungkit, sarung tangan, dan sikat lebah. Pengasap digunakan untuk menjinakkan lebah ketika sisiran diangkat. Masker dan sarung tangan berguna untuk melindungi kulit dari serangan lebah. Pengungkit untuk mengangkat sisiran yang melekat pada stup. Sikat lebah digunakan untuk menghalau lebah pada sisiran ketika dipanen.
Perlengkapan yang diperlukan peternak adalah pengasap (smoker), masker, pengungkit, sarung tangan, dan sikat lebah. Pengasap digunakan untuk menjinakkan lebah ketika sisiran diangkat. Masker dan sarung tangan berguna untuk melindungi kulit dari serangan lebah. Pengungkit untuk mengangkat sisiran yang melekat pada stup. Sikat lebah digunakan untuk menghalau lebah pada sisiran ketika dipanen.
Disarikan dari berbagai sumber