Azzola digunakan sebagai
pupuk alami sudah sejak lama diperkenalkan oleh Ir. Hendrik Virgilius, M.S.,
tetapi kebijakan pemerintah saat itu tidak mempopulerkan penggunaan pupuk
alami, karena sedang mengembangkan pabrik pupuk kimia
Azolla terbukti meningkatkan
produksi padi karena mampu menghasilkan nitrogen yang diperlukan tanaman.
Tumbuhan air itu mengumpulkan 2-4 kg nitrogen/ha/hari, setara 10-20 kg amonium
sulfat. Kemampuan itu karena peran ganggang biru Anabaena azollae. Melalui
hubungan saling menguntungkan, azolla menghasilkan nutrisi dan rongga daun
untuk berlindung bakteri, sedangkan si bakteri mengikat nitrogen untuk tanamannya. Dalam kondisi
menguntungkan, populasi azolla berlipat ganda dalam 3 - 5 hari. Nitrogen terikat
jauh lebih banyak dibandingkan tanaman anggota famili Leguminosae alias
kacang-kacangan.
Pemakaian azolla di berbagai negara terbukti menaikkan
produktivitas padi 10—30%. Makanya petani di Cina dan Vietnam puluhan abad
memanfaatkannya. Orang Vietnam memanfaatkan azolla sebagai pabrik pupuk
nitrogen yang tidak bisa rusak. Saat perang Vietnam berkecamuk, azolla tetap
diproduksi secara alami. Terbukti, meski dalam kondisi terimpit, Vietnam tetap
mampu mengeskpor beras. Penggunaan azolla dapat mengurangi ketergantungan
terhadap pupuk buatan, yang pemanfaatannya dalam jangka panjang kurang
menguntungkan bagi kesehatan manusia dan menurunkan sifat granulasi tanah.
Azolla
dikenal mampu bersimbiosis dengan bakteri biru-hijau Anabaena azollae dan
mengikat nitrogen langsung dari udara. Potensi ini membuat Azolla digunakan
sebagai pupuk hijau baik di lahan sawah maupun lahan kering.
Azolla sebenarnya gampang dibudidayakan. Siapkan sebidang
tanah berukuran 100 m2 untuk persemaian. Sebaiknya tanah itu dibuat seperti
sawah yang tentu saja sudah dicangkul dan diairi setinggi 5—7 cm. Masukkan
sekitar 7 kg azolla ke kolam. Agar pertumbuhan lebih cepat, taburkan pupuk
kandang saat persiapan kolam. Dalam tempo seminggu, permukaan air sudah
tertutupi azolla.
Disarikan dari Berbagai Sumber