Makassar, Sulsel - Melahirkan sebuah karya film dokumenter merupakan bukan
pekerjaan mudah, dan ini banyak tantangan yang dihadapi di lapangan, namun
tantangan itu dapat diatasi dengan semangat dan keseriusan dalam melakukannya
sehingga hasilnya juga akan memuaskan.
Demikian disampaikan Kepala Sekretariat Bakorluh Prov. Sulsel, Dr. Ir.
Achmar Manring, MS dalam sambutannya pada pembukaan Pelatihan Teknis Pembuatan Film Penyuluhan dan Film Dokumenter bertempat di Hotel Grand Palace, Makassar.
“Dalam membuat film dokumenter nantinya akan menemukan berbagai macam
tantangan di lapangan, selain keterampilan membuat menggunakan alat dan
fasilitas juga dibutuhkan keterampilan dalam berinteraksi dalam membangun
komunikasi dengan alam, wilayah dan masyarakat di mana tempat yang akan
dijadikan lokasi pengambilan gambar,” ujar Achmar Manring.
Kegiatan yang dilaksanakan oleh Bakorluh Sulsel ini berlangsung selama 2 (dua) hari, mulai tanggal 21-22
September 2014 dan diikuti oleh 50 peserta dari 24 Kab/Kota se-Sulawesi Selatan.
Salah seorang Pemateri dari Balai Diklat Kehutanan, Iwan Setiawan
mengatakan bahwa film dokumenter adalah film yang mendokumentasikan
kenyataan. Kunci utama dari dokumenter
adalah penyajian fakta. Film dokumenter
berhubungan dengan orang-orang, tokoh, peristiwa, dan lokasi yang nyata. Film dokumenter ini tidak menciptakan suatu
peristiwa atau kejadian, namun merekam peristiwa yang sungguh-sungguh
terjadi. Tidak seperti film fiksi, film
dokumenter tidak memiliki plot (rangkaian peristiwa dalam film yang disajikan
pada penonton secara visual dan audio,) namun memiliki struktur yang umumnya
didasarkan oleh tema atau argumen dari sineasnya.
Yusran A. Yahya