DIOLUHTAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang rentan terhadap perubahan iklim seperti adanya perubahan pola curah hujan, suhu udara dan perkembangan kejadian iklim ekstrim yang memberi dampak serius bagi hasil pertanian di Indonesia. Maka berkaitan dengan perubahan iklim ini penyuluh dan petani dapat mengemban peran dan fungsi dalam menjembatani program pembangunan pertanian dengan dibekali peningkatan kompetensi, pengetahuan, keterampilan dan sikap sehingga menjadi professional untuk mengantisipasi perubahan iklim global pada sektor pertanian di negara Indonesia. Melihat dari fenomena tersebut Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP4K) Kab. Bone, Sulsel mengadakan Pelatihan Teknis Adaptasi Perubahan Iklim.
Pertanian diketahui
merupakan sektor yang paling rentan terhadap dampak perubahan iklim. Di
Indonesia, dampak perubahan iklim memiliki implikasi besar terutama bagi
ketahanan pangan nasional. Beberapa studi menyebutkan bahwa tanpa dilakukannya
adaptasi perubahan iklim, produksi tanaman pangan pada tahun 2050 diperkirakan
akan mengalami penurunan yang cukup signifikan terutama padi yang merupakan
produk pertanian yang paling esensial untuk masyarakat indonesia pada umumnya.
Adapun kegiatan
yang merupakan kegiatan adaptasi terhadap perubahan iklim terutama disektor
pertanian yaitu dalam pengurangan pupuk dan pestisida kimia, pemakaian varietas
padi jenis unggul, komsumsi karbohidrat selain beras, seperti kentang, sagu dan
jagung. Kegiatan-kegiatan disektor pertanian lainnya dalam mengantisipasi gagal
tanam dan gagal panen yaitu dengan mengimpelementasikan dan mengaplikasikan
systen pola tanam dan pengaturan sistem irigasi, melakukan pengolahan lahan dan
pemupukan dengan cara menanam padi hemat air, pengolah lahan tanpa bakar dan
pemanfaatan sampah organik untuk melakukan pemupukan.
Tujuan
dari diadakan pelatihan ini yaitu untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan
keterampilan petugas penyuluh pertanian serta para petani di Kec.
Bontocani dalam mengantisipasi perubahan iklim pada sektor pertanian di
Indonesia, serta Membangun jejaring penyuluh-petani yang kuat sehingga dapat
berperan sebagai “vokal point” isu perubahan iklim dan teknik adaptasi
perubahan iklim kepada masyarakat.
Adapun sasaran
diadakannya pelatihan ini adalah agar petani dapat lebih cermat dalam membaca
situasi iklim yang tidak menentu serta mengeimplementasikan inovasi teknologi
yang rentang terhadap perubahan iklim. Dan petani dapat meningkatkan
kewsapadaan terhadap kekeringan dengan cara membuat sumur serapan air, serta
pengembangan embung/ kolam.
Dengan pengembangan
inovasi teknologi dalam mengurangi kerentanan atau untuk meningkatkan ketahanan terhadap dampak perubahan iklim. Adaptasi dengan
penggunaan inovasi teknologi sangat mendukung terhadap perubahan iklim apabila
dilakukan secara efektif.
Dalam pelatihan
tersebut diharapkan petani mampu memahami dan mengetahui tentang adaptasi
iklim, petani yang membuka lahan baru agar tidak memilih membakar lahan karena
dapat mengakibatkan erosi serta pelunya kesadaran semua pihak untuk
mengantisipasi kondisi iklim yang dapat berubah sewaktu-waktu.
Pelatihan
ini diselenggarakan selama 2 hari dimulai tanggal 2 s/d 3 september 2014
bertempat di Aula Kantor Balai Penyuluhan Kecamatan (BPK) Bontocani, Kab. Bone,
Sulsel. Adapun jumlah peserta yang mengikuti pelatihan ini sebanyak 30 orang
peserta yang berasal dari para ketua kelompok tani dan penyuluh.
Kegiatan ini
bersumber dari dana APBD II Satker Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian,
Perikanan dan Kehutanan Kab. Bone TA. 2014.
Pelatihan yang
dihadiri oleh Penyuluh, THL-TBPP, Kelompok tani dan Gabungan kelompok tani ini
menghadirkan beberapa Narasumber antara lain : Ir.Ratulangi (Kabid Pembinaan
Kelembagaan Petani & Kerjasama Penyuluhan BP4K Kab. Bone, Ir.Berti (Kabid
Penyelenggaraan dan Pengembangan SDM Petani BP4K Kab. Bone), Astiani Asady, SP,
MP (Fungsional Kabupaten), Syarkawi,S.Pd, MH (Kepala Balai Penyuluhan Kecamatan
(BPK) Bontocani), Kamaruddin,SP (Kepala Balai Penyuluhan Kecamatan (BPK) Kahu) mereka turut didampingi oleh Saharuddin, SP (Kabid Ketenagaan Penyuluh BP4K Kab. Bone)
Yusran A. Yahya