Terong (Solanum melongena) merupakan
tanaman setahun berjenis perdu yang dapat tumbuh hingga mencapai tinggi 60-90
cm. Daun tanaman ini lebar dan berbentuk telinga. Bunganya berwarna ungu dan
merupakan bunga yang sempurna, biasanya terpisah dan terbentuk dalam tandan
bunga.Buah terung sudah sangat dikenal masyarakat dan banyak digunakan sebagai
lalap (sayuran segar) atau disayur. Hal ini disebabkan oleh rasa buah terong
yang enak dan banyak mengandung vitamin.
Terung sangat mudah dibiakkan karena
ia dapat hidup di daerah dataran rendah hingga dataran tinggi sekitar 1.200 m
dpl. Namun demikian, tanah itu harus memiliki cukup banyak kandungan bahan
organik dan berdrainase baik. Selain itu, pH tanah harus berkisar antara 5-6
agar pertumbuhannya optimal.
Pedoman Budidaya
BENIH DAN PERSEMAIAN Benih terung
sebaiknya disemaikan dulu sebelum ditanam pada lahan yang tetap. Pembuatan
bedengan dan cara penyemaian terung tidaklah berbeda seperti perlakuan pada
tomat. Hanya saja kebutuhan benih terung berbeda dengan benih tomat. Untuk
lahan seluas 1 ha, diperlukan 500 g benih terung dengan daya kecambah 75070.
Bibit terung berada di persemaian hingga berumur kurang lebih 1,5 bulan atau
kira-kira telah berdaun empat helai. Setelah itu bibit terung sudah siap untuk
dipindahkan di lahan penanaman.
PENANAMAN
Lahan penanaman disiapkan dan diolah
terlebih dahulu, kemudian di bentuk bedengan. Bedengan dibuat selebar antara
1,2 – 1,4 cm dan panjang sesuai lahan. Kemudian bedengan dibuatkan lubang tanam
masing-masing berjarak sekitar 60 cm. Jarak antarbarisan lubang tanam 70-80 cm.
Setiap bedengan memuat dua barisan tanaman. Di antara bedengan, haruslah dibuat
parit yang berfungsi sebagai jalan dan pembuangan air saat musim hujan. Hal ini
penting dilakukan karena terung tidak tahan genangan air. Selanjutnya setiap
lubang tanam diberi pupuk kandang atau kompos sebanyak 0,5-1 kg agar tanah
cukup mengandung bahan organik. Setelah lahan disiapkan, sebaiknya bibit yang
telah siap tanam dimasukkan secara tegak lurus ke dalam lubang tanam. Kemudian
di sekitar lubang tanam disirami air agar tanah cukup lembap, tetapi tidak
sampai tergenang.
Pemeliharaan
Setelah tanam, penyiraman dilakukan
kembali setiap 3 hari sekali hingga saat berbunga. Ketika masa berbunga,
penyiraman dilakukan 2 hari sekali. Namun, apabila penanaman dilakukan pada
daerah kering, maka penyiraman dapat dilakukan lebih sering agar tanaman tidak
layu kekeringan. Pemupukan pada terung dilakukan tiga kali, yaitu sebagai pupuk
dasar, susulan I, dan susulan II. Pupuk dasar diberikan saat tanah mulai
diolah, pupuk susulan I diberikan 7 -14 hari sesudah tanam, dan pupuk susulan
II diberikan saat tanaman mulai berbunga. Dosis pemupukan bervariasi untuk
setiap jenis terung dan jenis tanahnya, lihat pada Tabel berikut.
WAKTU DAN DOSIS PEMUPUKAN TERUNG No Jenis pupuk Total Pupuk
Dasar Pupuk susulan I II 1. Pupuk kandang 15 ton 15 ton 2. Urea 300 kg 100 kg
100 kg 100 kg 3. TSP 200 kg 200 kg 4. KCI 200 kg 200 kg Sumber : Rush Hukum,
kk.,1990. Pemeliharaan selanjutnya seperti penyiangan dan pendangiran dilakukan
bersamaan dengan pemberian pupuk susulan. Namun, bila dirasa perlu, penyiangan
dan pendangiran dapat dilakukan lebih sering. Tanaman terung memerlukan
penyangga agar cabang lateralnya tidak raboh terkena angin atau hujan. Ajir
dapat dibuat dari bambu atau kawat setinggi 60-90 cm.
Hama dan Penyakit
HAMA APHIS (KUTU DAUN) Serangan hama ini ditandai
dengan mengerutnya daun karena mengering. Daunnya berwarna kuning.
Pemberantasannya umumnya dilakukan dengan Basudin 40 WP dan Bayrusi125 EC.
Tungau (Tetranychus) Serangan hama ini ditandai dengan pertumbuhan tanaman
terung menjadi abnormal. Daun pucuk atau tunas yang terserang berubah menjadi
keriput dan berwarna kuning. Hama ini menyerang daun dan cabang muda dengan
cara mengisap cairan dalam jaringan tanaman. Pengendalian serangan dilakukan
dengan menggunakan larutan Kalthene 0,2 %, Dimetoate (Rogor, Roxixon) 0,1 %
atau larutan Sumithion 1:1.000 (18 cc dalam 15 liter air).
PENYAKIT KARAT DAUN Serangan penyakit ini ditandai
dengan adanya bercak-bercak kuning (blight) dan kanker pada daun maupun
-tanaman. Penyebabnya adalah Phomopsis vexans (Sacc & Syd) Harter atau
Diaphote vexans Gratz. Penyakit ini sulit diberantas. Untuk itu, sebaiknya pada
awal penanaman digunakan Dithane M-45 berkonsentrasi 0,2-0,3 %.
BUSUK AKAR Serangan penyakit ini ditandai
dengan warna daun menjadi lebih hijau, lalu menjadi kuning, dan akhirnya mati.
Penyebabnya adalah cendawan Yerticilium alboatrum yang menyerang akar dan pembuluh
pada jaringan tanaman. Pencegahan serangan selanjutnya dengan menggunakan
Dithane M-45 (0,2-0,3 %). Sebenarnya penyakit ini dapat dikendalikan dengan
perlakuan tanah, antara lain fumigasi, drainase yang baik, dan rotasi tanaman.
Panen dan Pasca Panen
Umur terung yang dapat dipanen
tergantung dari varietas yang ditanam. Namun, secara umum terung dapat dipanen
sekitar 4 bulan atau 90 hari sejak semai. Selanjutnya selang seminggu sekali,
buah terung dapat dipanen 6-7 kali. Dalam pemanenan, diperhitungkan pula lama
pengangkutan sampai ke tangan konsumen. Sebaiknya terung yang dipetik adalah
buah muda yang bijinya belum keras dan daging buahnya belum liat. Apabila
pengangkutan memerlukan waktu lama, maka sebaiknya terung dipetik sebelum
masak, tapi sudah tampak bernas (berisi). Waktu panen sebaiknya dilakukan saat
pagi hari atau sore hari. Hindari waktu panen saat terik matahari karena dapat
mengganggu tanaman dan membuat kulit terung menjadi keriput (kering) sehingga
menurunkan kualitas.
Sumber: tipspetani.blogspot.com