Untuk menyikapi hal tersebut, salah satu upaya untuk
meningkatkan populasi dan produktivitas ternak sapi dapat dilakukan
melalui kawin suntik yang dalam bahasa ilmiahnya adalah Inseminasi Buatan (IB). Hal tersebut
adalah sebagai salah satu upaya penerapan teknologi tepat guna untuk
meningkatkan populasi dan mutu genetik ternak, sehingga dapat menghasilkan
keturunan/ pedet dari bibit pejantan unggul.
IB merupakan sistem perkawinan pada sapi secara
buatan yakni suatu cara/teknik
memasukkan sperma kedalam kelamin sapi betina sehat dengan menggunakan alat
inseminasi yang dilakukan oleh manusia (Inseminator) dengan tujuan agar sapi
tersebut menjadi bunting.
Menurut THL-TB
Penyuluh Pertanian Desa Masago, Andi Elya Azis, SPt bahwa berdasar teori, IB mulai
diperkenalkan masuk sekitar tahun 1977 dan di kembangkan tahun 1985an..
Awalnya peternak melakukan IB secara gratis tidak membayar karena
merupakan program pemerintah untuk peningkatan produktifitas ternak“. Kecenderungan petani Masago mengembangkan sapi Limousin-Simental karena
bentuk tubuh yang lebih besar
disbanding sapi lokal (bali).
Beliau
menambahkan bahwa keunggulan IB antara lain, “Sapi bibit unggul,
bebas penyakit, tidak harus memelihara pejantan, efisien dan menyesuaikan permintaan pasar. Diharapkan agar peternak
sapi tetap mengembangkan sapi dengan cara IB yang terbukti memberikan manfaat
dan keuntungan bagi peternak“ pungkasnya .
Yusran A. Yahya