DIOLUHTAN-suluhtani. Bepang adalah
salah satu camilan khas Makassar yang dikembangkan pengusaha di Kabupaten
Takalar. Salah satu pengusaha bepang yang suksek adalah pasangan suami istri, H
Usman dan H Sitti Nadjmah. Selain dipasarkan di Sulsel, bepang yang diproduksi
di Takalar sudah mampu menembus pasar di Pulau Jawa dan bahkan Malaysia.
Beras ketan selama ini hanya
diolah menjadi sajian kuliner yang terbatas. Namun, siapa sangka di Kabupaten
Takalar, pasangan suami istri, H Usman dan H Sitti Nadjmah berhasil mengolah
beras ketan menjadi camilan sedap khas bernama "bepang". Setiap hari, bepang-nya dinikmati di berbagai
daerah, termasuk warga negeri jiran, Malaysia, yang tidak ketinggalan ikut
mencicipinya.
Suara dentuman keras, mengawali pembuatan
bepang di kediaman pasangan H Usman dan H Sitti Nadjmah, saking terbiasa mendengar suara gaduh tersebut, sepuluh pekerja industri
rumah tangga ini sama sekali tidak terpengaruh. Mereka dengan tekun mengolah
beras ketan hingga menjadi camilan bepang.
Sekilas, pembuatan bepang terlihat
mudah untuk dilakoni. Sekira tiga genggam beras ketan putih dimasukkan dalam
sebuah alat berbentuk seperti tempat alat peluncur meriam yang berukuran mini.
Sumbu api yang diletakkan di bawahnya membuat suhu dalam alat tersebut
menghasilkan panas yang terperangkap. Untuk membuat panasnya merata di dalam,
seorang pekerja pun terus memutar-mutar alat tersebut. Tidak sampai lima menit,
alat tersebut "meledakkan" butiran beras ketan yang mengembang ringan
layaknya serpihan gabus. "Kalau kita lihat, seperti membuat popcorn atau
lappo-lappo kata orang. Disinilah letak seninya," kata Nadjmah.
Butiran beras ketan yang mengembang
tersebut, kemudian diayak untuk dipisahkan dari butiran yang kecil atau hangus.
Setelah itu, proses pemberian campuran bahan pun di mulai. Gula merah dari
pohon aren yang dipasok dari Bulukumba dicarikan hingga mendapatkan kekentalan
yang diinginkan. Lalu, ditambahkan irisan kacang tanah, kacang mente atau pun
wijen yang telah disangrai secukupnya. "Ketika masih panas, semua bahan dicampur rata.
Kemudian dicetak, dan ditekan-tekan supaya melengket sempurna. Panas-panas juga
cetakan bepang dipotong dan dikemas," papar Usman yang mendampingi Nadjmah.
Usman dan Nadjmah yang menekuni
usaha pembuatan bepang ini sudah 13 tahun lebih menjalankan usaha pembuatan
bepang di Takalar. Awalnya, Nadjmah hanya membuatnya secara kecil-kecilan
sebagai jualan kue dalam toples di pekarangan rumah mereka yang dijadikan toko
kecil. "Kakak saya yang pertama memulai membuat bepang. Karena
sudah berhenti, saya melanjutkan membuat bepang tapi hanya satu toples saja
untuk pertama kali,"
terang Nadjmah.
Dari situlah, pembeli yang terbuai
dengan nikmatnya bepang ini pun mendorong Nadjmah membuatnya lebih benyak lagi.
Usaha pembuatan bepang pun dimulai. Bepang dibungkus koran, bungkusan plastik
kecil, hingga kini menjadi kemasan rapi pun dibuatnya. Kewalahan menerima
lonjakan pesanan setiap harinya, Nadjmah pun mulai merekrut pekerja perempuan
untuk membantunya. Hitung-hitung, ia ikut membantu menyediakan lapangan
pekerjaan bagi orang kurang mampu di sekitarnya. "Setiap hari minimal 300 kemasan bepang berbagai rasa
kita buat. Jadi tidak pernah stok bepang tersisa, dan kita hanya produksi mulai
pagi sampai jam 11 saja. Menghabiskan satu karung beras ketan putih, 40
kilogram gula merah, dan banyak campuran irisan kacang tanah, mente, dan
wijen,"
papar Nadjmah.
Ilustrasi Kuliner Bepang
Harga yang dipatok untuk satu
kemasan, mulai dari Rp10 ribu hingga Rp20 ribu, tergantung rasanya. Nadjmah
mengaku, harga tersebut sesuai dengan bahan baku berkualitas yang digunakannya.
Tidak heran, bepang buatannya bisa bertahan di suhu ruangan maupun suhu dalam
kulkas hingga berminggu-minggu, bahkan lebih dari satu bulan. Selain dikirim ke
Makassar, Parepare, Sengkang, Palopo dan Bandara Internasional Sultan
Hasanuddin, bepang ini juga tiap hari kita kirim ke Jakarta, Yogyakarta dan
Surabaya. Dari daerah dan kota tersebutlah, Nadjmah mengatakan bepangnya sampai
dibawa ke Malaysia. Saat ini pun pemasarannya, juga dapat dilakukan dengan cara
dipesan melalui nomor ponsel yang tertera di bungkus kemasan.
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial, Kebudayaan, dan
Pariwisata Kab. Takalar mengatakan, saat ini pemerintah kabupaten terus
membantu pemasaran hasil kuliner bepang ini di beberapa kesempatan. Selain itu,
bepang ini pun kerap dijadikan penganan bagi tamu daerah yang berkunjung ke
Takalar, serta dijadikan cinderamata. Bepang buatan Nadjmah inipun menjadi
satu-satunya produsen bepang di Takalar yang berhasil dipasok ke berbagai
daerah. "Kita juga mengupayakan adanya pembangunan semacam
showroom di pusat ibu kota Takalar. Jadi tempat ini akan menampung banyak
industri kecil dan menengah, dipasarkan sekaligus "dipamerkan" proses pembuatannya. Ini sangat disukai
oleh wisatawan lokal, dalam negeri maupun wisatawan manca negara,"
jelasnya.
=== bersambung ===
=== bersambung ===
Editor:
Y.A. Yahya