Diorama
Penyuluhan Pertanian - Indonesia
sebenarnya mampu mencapai swasembada beras seperti pernah dicapai sebelumnya,
termasuk membantu pangan negara Ethiopia yang saat itu dilanda kelaparan, ujar
Ketua Umum Kontak Tani Nelayan Andalan Indonesia Winarno Thohir.
Winarno, pada Pekan Nasional (Penas) XIV petani dan nelayan
Indonesia di Desa Kedungpedaringan, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang,
Provinsi Jawa Timur, Sabtu, menegaskan bahwa Indonesia pernah mendapatkan
kejayaan pangan dimaksud pada sekitar 1984, dan sebenarnya dapat meraih kembali
kejayaan pertanian maupun moralitas petani Indonesia.
"Pada tahun itu, kita bisa mencapai swasembada pangan,
kita bisa bantu tetangga yang kelaparan dan menyumbang bagi negara Ethiopia di
benua Afrika," ujar Winarno.
Dalam rembuknya ketika itu, demikian Winarno yang saat itu
menjadi Sekretaris Jenderal KTNA, memutuskan setiap hektare menyumbang 13--15
kilogram. "Terkumpul gabah 100 ton. Namun, karena tidak mungkin
dikirim dalam bentuk gabah, diuangkan menjadi Rp15 miliar yang selanjutnya
dititipkan kepada Presiden Soeharto untuk disampaikan," kata Winarno pada
kegiatan empat tahunan yang dihadiri anggota KTNA dari 506 kabupaten/kota di
Indonesia itu pula.
KTNA, demikian Winarno, dalam pertemuan yang akan berakhir 12
Juni akan membahas berbagai hal terkait dengan persoalan pertanian dan nelayan. "Hasilnya nanti diserahkan kepada presiden terpilih
mendatang," katanya lagi.
Pada hari Kamis (5/6), KTNA memberikan penghargaan kepada
kepala daerah, seperti gubernur, bupati, dan wali kota di sejumlah wilayah di
Indonesia pada Rembuk Utama Pekan Nasional (Penas) XIV. Winarno Thohir
menyematkan Lencana Emas Adi Bakti Tani Nelayan tingkat utama, madya, dan
pratama.
Lencana Emas Adi Bakti Tani Utama diberikan kepada Gubernur
Jawa Timur Soekarwo, Gubernur Jambi Hasan Basri Agus, dan Gubernur Jawa Barat
Ahmad Heryawan.
"Jika setiap pemimpin kita seperti Pakde Karwo merata di
seluruh Indonesia, kehidupan petani tentu akan baik," kata Winarno. Ia
menganjurkan petani memilih presiden yang tepat pada tanggal 9 Juli mendatang.
Pada kesempatan itu pula, Winarno mengingkatkan masyarakat
ekonomi ASEAN. "Kelihatannya ringan. Akan tetapi, kalau tidak siap,
kita akan jadi penonton. Petani dan nelayan Indonesia jangan jadi penonton,
tetapi jadilah pemain," ujar Winarno yang disambut tepuk tangan ribuan petani.
Ia menegaskan bahwa para petani dan nelayan Indonesia harus
mempersiapkan diri sendiri. "Kesejahteran petani dan nelayan merupakan harga mati
yang harus diperjuangkan mati-matian," demikian Winarno Thohir.
http://www.antaranews.com/berita/437938/indonesia-mampu-berswasembada-beras-lagi