Dinas Tanaman Pangan dan
Hortikultura Kab. Bone memperkenalkan pola tanam System of Rice
Intensification (SRI) kepada petani. Pola tanam ini diklaim lebih efisien
dan efektif dan pelaksanaannya. “Pola tanam baru ini akan menghasilkan produksi
1-2 Ton lebih banyak per hektar-nya, dibanding dengan pola tanam konvensional”
kata Kabid Sarana dan Prasarana, Distan TPH Kab. Bone, Andi Tenriawaru, SP, di
Desa Bana, Kec. Bontocani. Selasa (8/4/14).
Selain itu, Andi Tenri
mengatakan bahwa tujuan pola tanam SRI ini juga untuk memperbaiki kualitas
lahan sawah dan efesiensi penggunaan saprodi serta air. Dengan demikian maka
pendapatan petani akan lebih bertambah mengikuti peningkatan hasil produksi dan
efisien.
Pengembangan pola tanam
SRI ini merupakan Program Peningkatan Beras Nasional (P2BN) dan langsung
diterima oleh kelompok-kelompok tani. Khusus di Kecamatan Bontocani, Ada 1
kelompok tani yang mendapatkan program SRI ini yaitu Klp. Tani Awang Totong,
Desa Bana.
Pola tanam padi model SRI adalah
cara bertanam padi kembali ke alam. Artinya, petani tidak lagi menggunakan
pupuk kimia, tapi memanfaatkan jerami, limbah geraji, sekam, pohon pisang,
pupuk kandang yang diolah untuk pupuk tanahnya. Lalu, bibit yang disemai tidak
lagi 20 hari, melainkan tujuh hari tempat persemaian sederhana seperti
memanfaatkan besek kecil.
Jika sebelumnya benih dibutuhkan 30
kg/ha, kini pola SRI cukup 7 kg/ha. Setelah itu, ditanam di sawah dengan biji
tunggal (satu biji benih) saat usia benih tujuh hari dengan jarak 30 cm x 30
cm. Tidak banyak diberi air, lalu penyiangan dilakukan empat kali, pemberian
pupuk alami hingga enam kali, pengendalian hama terpadu, dan masa panen saat
usia 100 hari atau lebih cepat 15 hari dengan pola biasa.
(baca selengkapnya : Tahapan tahapan pola tanam SRI...... )
(baca selengkapnya : Tahapan tahapan pola tanam SRI...... )
Penyuluh pertanian Desa
Bana, Yusran A. Yahya ketika dimintai tanggapannya sangat bersyukur dan
mengapresiasi program ini, walau tidak pernah dilibatkan dalam pengusulan
kelompok serta hal-hal yang berkaitan dengan program SRI ini pada kelompok
tani. Beliau juga mengingatkan agar pola tanam intensifikasi ini dimaksimalkan, "karena Metode SRI ini menurut pengalaman yang ada menguntungkan, karena
produksi meningkat, selain itu karena tidak mempergunakan pupuk dan pestisida
kimia, tanah menjadi gembur, mikroorganisme tanah meningkat jadi ramah
lingkungan” ujarnya.
Turut hadir dalam
sosialisasi pengembangan SRI ini diantaranya Ir. Muh. Asir, MSi (Kabid.
Hortikultura, Distan TPH Kab. Bone). Astiani Asady, SP,MP (BP4K Kab. Bone), Syarkawi, SPd, MH (BPK
Bontocani), Camat Bontocani, Danramil, PPK Tan. Pangan, para penyuluh BPK
Bontocani, Aparat Desa Bana, Gapoktan serta para pengurus dan anggota kelompok tani penerima bantuan
program SRI dan program optimasi lahan.
Yusran A. Yahya (Penyuluh Pertanian Muda, BP4K Kab. Bone)