Pembasmian nyamuk adakalanya justru merugikan
kesehatan bagi tubuh manusia. Sekelompok mahasiswa Undip mengemukakan cara
pembasmian serangga itu melalui cara alami. Adalah Rozak Alhanif Islamudin
beserta temannya di Fakultas Kesehatan Masyarakat Undip, Hamas Musyaddad Abdul
Aziz, Elva Diana, dan Astri Aprilia mengolah daun srikaya sebagai obat nyamuk
alami.
Menurut Rozzaq, pengembangan tersebut berawal
dari pengamatannya di Kota Semarang. "Semarang
itu merupakan satu daerah endemik demam berdarah. Kepadatan penduduk dan
tatanan kota yang kurang baik serta permasalahan sampah menjadi tempat
nyamuk," katanya kepada Tribun Jateng, Jumat (18/4) siang.
Menurutnya, kasus DBD di Kota Semarang juga
termasuk tinggi di Jawa Tengah. Selain itu, fenomena obat anti nyamuk yang
kurang aman bagi kesehatan juga masih banyak beredar di kalangan masyarakat. Untuk itulah, Rozzak membentuk tim Program
Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang pengabdian kepada masyarakat untuk memutar
otak mencari cara aman mengusir nyamuk.
Rozzak dkk pun menemukan bahan yang tepat untuk membasmi nyamuk, yaitu
daun srikaya.
"Pada daun srikaya terdapat zat aktif, yaitu
annonain dan resin yang berperan sebagai insektisida maupun larvasida. Zat ini
dapat bekerja sebagai racun perut dan racun kontak pada serangga, sebagaimana
hasil penelitian," tutur pria yang mengetuai penelitian ini.
Dia menyebutkan, program tersebut telah mendapat
dukungan dari Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (Ditlitabmas)
Ditjen Dikti Kemdikbud. Dia
mengatakan, pengendalian nyamuk yang aman bagi lingkungan menggunakan
bioinsektisida nabati. Berbeda dengan pengendalian nyamuk yang menggunakan
senyawa sintetis.
Sebab, dapat menimbulkan dampak negatif seperti
pencemaran lingkungan, resistensi dan ledakan hama sekunder. "Pemakaian
daun srikaya sangat tepat. Sebab aman bagi lingkungan," katanya.
Dia memaparkan, proses pembuatan obat semprot
daun srikaya relatif mudah. Daun srikaya terlebih dahulu dicuci kemudian
dikeringkan pada suhu kamar. Setelah itu dihaluskan menggunakan blender.
Ekstrak daun srikaya lalu diambil kemudian ditambahkan bahan campuran.
"Bahan yang digunakan pun mudah diperoleh.
Mulai dari daun srikaya, aquades, pelarut, dan pewangi untuk menghilangkan bau
yang tidak sedap dari daun srikaya," katanya. Rozzaq mengatakan, Hasil
penelitian daun srikaya sebagai insektisida yang telah dikembangkan menjadi
obat semprot anti nyamuk ini diberi nama 'Bye-bye nyamuk".
Menurutnya, timnya akan melakukan pengabdian
kepada masyarakat melalui pendampingan pembuatan produk semprot nyamuk. "Kami berencana akan
membuatnya di Kelurahan Tlogosari Wetan Kecamatan Pedurungan Kota
Semarang," ungkapnya.
Dia berharap, melalui pendampingan itu akan
terbentuk rintisan kelompok usaha masyarakat untuk memproduksi obat nyamuk
ramah lingkungan. "Ini juga sebagai kegiatan pemberdayaan
masyarakat," ujarnya. (tribunnews.com/ humasristek)