Sebagai bahan pakan tambahan untuk ternak sapi, Gamal merupakan adalah
jenis tanaman yang sangat mudah untuk dikembangbiakan.
Jika ingin menanam gamal, ada beberapa hal yang harus
diperhatikan. Yang pertama adalah memilih lahan yang cocok untuk tanaman
ini.
Menurut penelitian Szott et al. (1991), gamal sangat cocok untuk ditanam
di tanah yang asam dan marginal. Whiteman et al. (1986) juga menilai Gamal
dapat beradaptasi dengan baik pada tanah dengan kandungan kalsium rendah
seperti di Australia. Namun, gamal tumbuh kurang baik dan memiliki tingkat
tahan hidup yang rendah jika ditanam pada tanah yang mengandung saturasi
Alumunium cukup tinggi seperti beberapa daerah di Indonesia (Dierolf dan Yost,
1989).
Hal kedua yang harus diperhatikan adalah menentukan metode penanaman.
Gamal dapat ditanam dengan dua cara yaitu dengan biji atau menggunakan setek
batang. Namun pada prakteknya lebih banyak menggunakan setek batang karena
sulitnya mencari dan mengumpulkan biji Gamal. Tanaman ini memang secara berkala
di panen daun dan batangnya, sehingga jarang sekali ditemukan pohon gamal
tumbuh hingga berukuran besar, berbunga, berpolong dan berbiji.
Perbanyakan dengan setek batang relative lebih mudah dilakukan.
Disamping itu jangka waktu pemanfaatannya bisa lebih pendek, jika dibandingkan
menunggu gamal tumbuh dari biji. Gamal yang diperbanyak dengan setek sudah
dapat dipanen perdana pada usia di bawah 1 tahun, yaitu antara 8-10 bulan.
Sedangkan pada tanaman biji, hasil biomasa baru dapat diperoleh pada usia
sekitar 2 tahun.
Untuk mendapatkan tanaman gamal yang produktifitasnya baik, sebaiknya
setek batang diambil dari batang bawah tanaman yang cukup usia (diatas 2
tahun), dengan diameter batang cukup besar (diatas 4cm), serta panjang setek
yang bervariasi mulai dari 40cm sampai 1.5m. Setelah itu setek batang ini
ditanam dengan jarak antara 40 -50cm sampai dengan 1.5 – 5m tergantung
kebutuhan.
Kemudian hal ketiga yang harus diperhatikan adalah menentukan waktu
penanaman. Beberapa literature menyarankan untuk menanam gamal pada awal
musim hujan. Namun pada prakteknya, banyak setek batang yang membusuk akibat
curah hujan yang tinggi. Hal ini dapat diatasi dengan cara membuat guludan
(raised bed) di sekitar lokasi penanaman apabila diperkirakan curah hujan
tinggi. Pilihan lain adalah memilih waktu menanam pada tengah atau bahkan akhir
musim hujan.
Setelah tumbuh dengan baik dan telah mencapai umur minimal 8 bulan,
gamal dapat dipanen. Setiap pohon gamal rata-rata dapat menghasilkan hijuan
basah antara 1-2 kg. Panen dapat dilakukan kembali setelah 3-4 bulan
kemudian. Walapun seringkali menggugurkan daunnya pada saat musim kering
dan kondisi udara yang dingin, gamal termasuk pohon yang selalu hijau
(evergreen), sehingga dapat membantu peternak untuk mendapatkan pakan hijauan
secara kontinyu.
Sumber : manglayang.blogsome.com